MATRANEWS.id — Kabar mengenai Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut telah menyetujui Vaksin Nusantara menyeruak.
Beritasenator.com menulis, Vaksin Merah Putih digunakan sebagai dosis ketiga atau booster ke masyarakat.
Berita tentang vaksin Nusantara: “Disetujui sebagai Booster Vaksin Ketiga”, dengan tanda tanya. Judulnya menggelitik.
Mengenai hal ini, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena mengomentari.
Melki menyebut, Jokowi mendorong agar vaksin buatan dalam negeri diprioritaskan.
“Ya, informasinya Pak Jokowi mendorong agar vaksin produksi dalam negeri, Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara jadi bagian yang diprioritaskan. Untuk jadi vaksin booster,” kata Melki Laka Lena.
Dalam konteks ini, Melki menyebut Jokowi menunggu Vaksin Nusantara dan Vaksin Merah Putih lulus uji klinis tahap 3.
“(Presiden Jokowi,red) setuju setelah (Vaksin Nusantara dan Merah Putih,red) lolos uji klinis tahap 3, sesuai kaidah keilmuan dan mendapat EUA (Emergency Use Authorization) dari BPOM,” ujarnya.
Dikatakan Melki, saat ini booster vaksin dibutuhkan Indonesia.
Menurut Melki, ada tiga hal yang menjadi faktor penting Indonesia butuh vaksin booster.
Pertama, penyuntikan vaksin dosis pertama dan kedua masih belum optimal dalam pembentukan antibodi.
Alasan kedua, tingkat efektivitas vaksin dalam tubuh akan berkurang setelah enam bulan.
Alasan ketiga, saat ini sudah ada varian baru virus corona, sehingga penyuntikan dosis ketiga kepada masyarakat jadi mengandung urgensi.
“Tiga hal ini di Indonesia semuanya terjadi. Tinggal bagaimana nanti kita lakukan proses untuk mengecek bagaimana orang per orang ataupun komunitas dan wilayah tertentu dampak vaksinnya mesti kita cek lebih lanjut,” terangnya.
Diketahui, pemerintah merencanakan penyuntikan dosis ketiga vaksin virus corona (Covid-19) untuk masyarakat umum pada 2022 mendatang.
Sementara, salah satu Pendiri Kelompok Obrolan Inspiratif Beranda Ruang Diskusi, Dar Edi Yoga mengungkapkan isu ini.
Terjadi perbincangan dengan Tim Vaksin Nusantara, vaksin besutan Mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto itu memiliki tingkat efikasi 97 persen selama kurang lebih 7 bulan usai uji klinis tahap 2 beberapa waktu lalu.
“Artinya, kalau vaksin lain (konvensional) menurun efikasinya hingga 30% bahkan di bawah itu, lain halnya dengan Vaksin Nusantara yang tetap tinggi dan disuntikkan sekali seumur hidup,” kata Dar Edi Yoga.
Banyak pihak yang menunggu izin resmi penggunaan Vaksin Nusantara. Tercatat, saat ini telah ratusan ribu relawan mendaftarkan diri untuk mengikuti uji klinis tahap tiga.
“Terkait uji klinis tahap tiga, Tim Vaksin Nusantara akan Memanggil Relawan,” ujar Dar Edi Yoga.
Walaupun demikian, jelas Dar Edi Yoga, Tim Peneliti Vaksin Nusantara hanya membutuhkan sebanyak 1.600 relawan saja.
Dan bila tiba saatnya akan diumumkan secara resmi kapan dilaksanakannya.
Peneliti Utama Tim Vaksin Nusantara, dr Jonny Sp. PD, K.GH menjelaskan, seseorang yang sudah menjalani vaksinasi menggunakan vaksin konvensional diperbolehkan mendapat Vaksin Nusantara.
Menurut dr Jonny, vaksin besutan mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto itu tidak akan saling mengganggu.
“Itu jauh lebih bagus karena vaksin yang diberikan oleh vaksin konvensional itu untuk menimbulkan imunitas antibodi,” kata dr Jonny saat berbincang dengan wartawan.
Tegasnya tentang vaksinasi Nusantara, “Vaksin yang kita berikan (Vaksin Nusantara,red) untuk menimbulkan imunitas seluler.”
BACA JUGA: Majalah eksekutif edisi November 2021