Kesaksian Glen Fredly di Hadapan Jurnalis Kristiani Se Jabotabek

Kesaksian Glen Fredly di Hadapan Jurnalis Kristiani Se Jabotabek

“Saya sangat bersyukur, bisa memuji dan menyembah, hingga bersaksi di hadapan insan media massa,” ujar Glen Fredly, dalam wawancara khusus Majalah MATRA.

Dalam kesaksiannya, ia menyebut pas di hari Acara Natal dan Ibadah Syukur Tahun Baru jurnalis Kristiani se-Jabodetabek yang berlangsung pada Rabu sore (17/1), di Conference Room Lantai 36 MRCC Siloam, Semanggi, Jakarta Selatan.

“Pas di Hari itu, Ambon ditetapkan sebagai Kota Musik,” ujar Glen yang dalam ibadah kemarin membawakan beberapa buah lagu mengenai dirinya selalu menjadi Saksi Kristus, sesuai bidangnya yakni musik.

Sebagai Ketua KAMI, konferensi musik pertama di Indonesia, Glen menyebut peran wartawan juga dan harus bisa menjadi Saksi Kristus.

Ia sangat mendukung jika para Jurnalis bisa, seperti lagu yang diciptakanya yakni: “Jadilah Terang”.

Seperti juga musik, Jurnalis adalah ekosistem yang bisa mendorong hal-hal positif di negeri ini, yang punya Panca Sila.

Glen tak kuatir di tahun politik 2018-2019 ini. Dia sangat optimis, musik bisa menjadi inspirasi, kolaborasi dan inovasi. “Di sinilah peran media massa dan menjadi bagian dalam mendorong pembangunan,” ujarnya.

Pria yang sekarang mempunyai label musik sendiri (Musik Bagus), mengaku sedang menyiapkan konser di Lapangan Merdeka Ambon pada tanggal 9 Maret 2018. “Kesempatan ini, saya akan kabarkan suka cita Kristus,” ujar penyanyi yang pada Perdamaian dan Lingkungan hidup.

Baca juga :  Ini 6 Kebutuhan Keluarga yang Perlu Dibeli, repost Beritasenator.com

“Jadilah Terang dan Hendaklah Damai Sejahtera Kristus Memerintah Di Dalam Hatimu,” kembali disampaikan Glen mengingatkan kepada jurnalis-jurnalis yang hadir. Ia kemudian mendendangkan beberapa buah lagu, sebagai pujian penyembahan.

Demikianlah, acara ibadah dan kumpul-kumpul rekan seiman berlangsung dengan subtema, “Jadilah Jurnalis Kristus Dan Wartakanlah Damai Sukacita Bagi Sesama”.

Pendeta Meiske Colanus yang membawakan khotbah dalam ibadah Natal mengatakan, dari sejarah kelahiran Yesus dapat terlihat bahwa sosok para gembala yang sering tidak diperhitungkan dalam kehidupan masyarakat justru dipercaya oleh Allah sendiri untuk menjadi saksi kelahiran Yesus Sang Juruselamat.

“Para gembala termotivasi memberitakan kabar sukacita itu tanpa motif politik, uang, bisnis atau prestise. Mereka bersukacita menjadi saksi sesuai dengan apa yang mereka dengar,” kata Pendeta Meiske.

Ia menganalogikan peran para gembala di zaman itu dengan tugas para wartawan di masa kini, terutama di Indonesia yang sedang memasuki tahun politik.

Pesan Natal mengajak setiap wartawan Kristiani selaku penyampai berita kepada masyarakat untuk menjadikan iman dan pengharapan sebagai motivasi dalam bekerja. Para wartawan harus rela menyampingkan motivasi duniawi agar peran mereka dalam masyarakat membawa dampak positif.

“Ketika kita menulis berita dengan motivasi iman, maka nama Tuhan yang dipuji dan dipermuliakan,” ujar Pendeta Meiske.

Tokoh politik senior yang pernah menjabat menteri pada Orde Baru, Cosmas Batubara, turut hadir dalam acara itu. Saat diberi waktu untuk menyampaikan pesan-pesan kepada para wartawan, Cosmas lebih menekankan pada fungsi pers dalam pendidikan politik kepada masyarakat. Menurutnya, semua hasil liputan dari insan pers, terutama wartawan Kristiani, harus mengacu pada nilai-nilai Pancasila.

Baca juga :  Menteri Perhubungan Tak Setuju Usul Sandiaga Uno Atasi Macet Puncak Dengan Kereta Gantung, Kenapa?

“Kalian harus bersikap kritis kepada kekuasaan. Dalam sikap ini tentu ada tujuan. Negara ini didirikan berpegang pada penghormatan pada Tuhan, kemanusiaan, keadilan, permusyawaratan, persatuan dan keadilan sosial. Semua tulisan wartawan harus mengacu pada itu semua,” ucapnya.

Sedangkan sesepuh pers nasional yang lama bertugas di Dewan Pers, Leo Batubara, mengajar para juniornya untuk meneladani empat penginjil dalam Alkitab, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

“Kita mengetahui bagaimana Yesus lahir, memanggul salib, mati dan bangkit dari kematian, dari empat ‘wartawan’ itu. Apa karakter empat wartawan dalam Alkitab itu? Telling the truth, akurat dan membawa harapan, membawa hope, bukan hoax, ” jelas Leo.

Dia tegaskan bahwa jati diri wartawan adalah berita akurat, kebenaran dan adanya harapan dari apa yang ditulis atau dilaporkannya kepada pembaca. “Boleh kita beritakan persoalan tapi tetap harus ada pencerahan,” pesan Leo, sebagai insan pribadi yang aktif di Dewan Pers.

baca juga: Edisi Cetak majalah MATRA

Tinggalkan Balasan