Indonesia Gaet Penghargaan Badan Pangan Dunia (FAO) dan Badan Atom Dunia (IAEA) di Wina, Austria

Indonesia Gaet Penghargaan Badan Pangan Dunia (FAO) dan Badan Atom Dunia (IAEA) di Wina, Austria

Menjadi Berita Terpopuler di Berita dan Informasi Senator, Terkini dan Terbaru. 

Penghargaan  ini demikian membanggakan. Viral, usai ditulis oleh Portalnya Anak Muda, Beritasenator.com. Tulisan itu, tersebar di beberapa grups WA Groups,  ditulis betapa bangga kita, Indonesia gaet Penghargaan Badan Pangan Dunia (FAO) dan Badan Atom Dunia (IAEA) di Wina, Austria.

Jelang tanggal 16 Oktober, yang diperingati sebagai Hari Pangan Sedunia. Di tengah situasi pandemi Covid-19, Hari Pangan Sedunia 2021 masih terkait pangan dan pertanian adalah bagian penting dari tanggapan tehadap Covid-19.

Hal ini menjadi catatan sejarah tersendiri. Bagaimana kiprah Indonesia dalam pengembangan pangan dengan teknologi nuklir mendapat penghargaan tertinggi dari Badan Pangan Dunia (FAO) dan Badan Atom Dunia (IAEA).

Outstanding Achievement Award tersebut disampaikan oleh Dirjen IAEA kepada Duta Besar / Watap RI untuk PBB, Dr. Darmansjah Djumala.

Penghargaan tersebut dianugerahkan kepada Indonesia yang aktif mendorong para peneliti yang tergabung dalam Kelompok Pemuliaan Tanaman Bidang Pertanian, BATAN.

Pemberian award ini dilaksanakan dalam rangkaian persidangan IAEA General Conference ke-65 bertempat di Markas PBB Wina, Austria hari ini (20/09).

BACA JUGA: Hanya Jokowi dan Tuhan Yang Tahu

“Dunia saat ini dihadapkan pada tantangan serius, yaitu perubahan iklim dan ancaman terhadap ketahanan pangan,” kata Dirjen IAEA, Rafael Mariano Grossi, dalam pembukaannya.

“Upaya mencari solusi bersama perlu terus dilakukan masyarakat global, diantaranya melalui pemanfaatan teknologi nuklir oleh para pakar nuklir di banyak negara yang mengembangkan varietas tanaman unggul baru,” masih papar Rafael.

Baca juga :  Hati-Hati Memberi Isyarat, Catatan Jojo Media Coach

Penganugerahan penghargaan merupakan kontribusi IAEA, bersama dengan Badan Pangan Dunia (FAO) dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi nuklir dalam bidang pangan.

Dirjen FAO, Qu Dongyu, juga mengakui kontribusi nyata teknologi nuklir terhadap ketahanan pangan global dan akan terus mendukung peningkatan kapasitas para peneliti bidang pangan dalam rangka mendukung keberlanjutan riset mutasi radiasi yang sangat bermanfaat.

Dubes Djumala dalam kesempatan tersebut menggarisbawahi bahwa Indonesia, melalui kiprah para peneliti nuklir bidang pertaniannya, telah menunjukkan kemampuan dalam memanfaatkan teknologi nuklir.

Misinya untuk pengembangan varietas unggul tanaman pangan, yang berkontribusi signifikan pada penguatan ketahanan pangan nasional.

Penghargaan ini menunjukkan bahwa program penguatan kapasitas SDM teknologi nuklir yang dirintis IAEA dan bersama FAO telah berikan manfaat nyata.

“Pada penguatan kapasitas SDM peneliti Indonesia, termasuk aplikasi nuklir dalam bidang pangan,” imbuh Djumala.

Catatan tengahnya adalah, penghargaan tertinggi FAO dan IAEA ini membuktikan bahwa Indonesia diakui dalam penguasaan teknologi nuklir untuk tujuan damai, serta menerapkannya untuk mendukung program pembangunan nasional.

Kerja sama internasional dalam kerangka IAEA dan hasil yang telah dicapai saat ini cerminkan diplomasi membumi Pemerintah Indonesia dalam bidang teknologi nuklir.

Yang telah berikan manfaat sosial ekonomi langsung kepada masyarakat melalui aplikasi teknologi nuklir dalam bidang pangan.

Selama ini Kelompok Peneliti Pemuliaan Tanaman – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN, sebelumnya BATAN) sudah mampu menghasilkan beragam varietas tanaman pangan seperti padi, kedelai, sorghum, pisang dan kacang-kacangan.

Baca juga :  Tito Karnavian: Kepala BNPP Akan Perketat Prosedur Keluar Masuk NKRI di PLBN

Tentu saja yang mampu menjawab tantangan perubahan iklim seperti ketahanan terhadap kekeringan, produktivitas tinggi, ketahanan hama hingga usia panen yang pendek.

Indonesia juga pernah menerima penghargaan serupa tahun 2014.

Penghargaan Outstanding Achievement Award juga diberikan FAO dan IAEA kepada 10 negara lain yaitu Cina, Kuba, India, Bangladesh, Iran, Malaysia, Mali, Pakistan dan Afrika Selatan.

Tinggalkan Balasan