MATRANEWS.id — Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati bicara Covid. Ada Apa? Ini yang beredar di media sosial.
Sehingga Indonesia harus mempersiapkan diri agar perekonomian tidak tertekan dalam seperti sebelumnya.
Hal ini ditegaskan Sri Mulyani, mantan pengamat ekonomi ternama yang menyebut semua ahli di seluruh dunia di bidang kesehatan menyampaikan bahwa pandemi ini bukan lah yang terakhir.
“Artinya kemungkinan terjadi pandemi-pandemi akan datang dipastikan akan terjadi,” ujar Sri Mulyani mengingatkan.
Antisipasi mutasi virus Covid-19, untuk bisa merumuskan program-program untuk mengatasi masalah yang nyata sudah terjadi.
“Kita mungkin perlu perbaiki agar Indonesia mampu siap dari kemampuan hadapi kemungkinan pandemi yang akan datang,” kata Sri Mulyani yang ingatkan semua, bahwa vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunal.
Sebab, jika itu tidak dilakukan maka masyarakat tidak akan mempunyai daya tahan untuk mengatasi virusnya. Kita perlu vaksinasi, dan herd immunity mereka akan terus lakukan mutasi.
“Covid-19 masih berada di antara kita. Sekarang kita dihadapkan pada Omicron, kita harus sedikit berhati-hati,” kata Sri Mulyani.
Masyarakat harus mengurangi mobilitas dan mengurangi pertemuan secara langsung agar tidak terpapar virus Covid-19 varian baru tersebut.
Ia pun mengakui bahwa langkah tersebut akan kembali mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi.
“Mengurangi mobilisasi dan pertemuan sehingga ini memengaruhi sosial maupun ekonomi masyarakat,” kata dia.
Pemerintah China kembali melaporkan masuknya kasus Omicron ke negaranya. Pasien tersebut baru kembali dari luar negeri dan telah menjalani karantina 14 hari. Sempat negatif, lalu ia diketahui positif Covid-19 varian Omicron.
Sama dengan Krisis, kata Sri Mulyani tentang mutasi virus tidak mengenal batas negara. Kerjasama internasional dan peranan lembaga multilateral menjadi mutlak diperlukan.
Dunia, kata Sri Mulyani harus mampu untuk terus maju dan tumbuh bersama, untuk menciptakan kemakmuran yang berkeadilan dan berkelanjutan.
“Tugas itu harus dijawab oleh para pembuat kebijakan melalui kerjasama global yang harus dibangun berdasarkan prinsip kemerdekaan, kedaulatan, keadilan sosial dan perdamaian abadi – seperti yang diamanatkan para pendiri bangsa kita,” jelas Sri Mulyani.