S.S Budi Raharjo Membuka Rahasia Jadi Konten Kreator Menghasilkan Fulus

S.S Budi Raharjo Membuka Rahasia Jadi Konten Kreator Menghasilkan Fulus

MATRANEWS.id — Sadar tidak sadar, saat kita memakai sosial media sebenarnya kita sudah menjadi content creator. Karena kita selalu mengupdate informasi, mengupdate aktivitas di sosial media yang kita punya, dengan aset manusia di dalamnya.

Nah, bagaimana membuat content yang baik, kemudian menghasilkan fulus. Ini yang penting.

Digitalisasi membawa perubahan besar. Terutama di masa pandemi telah terjadi peningkatan jumlah pengguna internet karena kini segala aktivitas memerlukan bantuan teknologi.

Dengan perubahan ke arah digital, akhirnya setiap orang lebih banyak beraktivitas di ruang digital dan memanfaatkan internet untuk berinteraksi dengan manusia lain.

Menurut State of Digital Publishing, content creator adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk setiap informasi yang ada di media, terutama media digital.

Content Creator Biasanya Memiliki Target Audiens Tertentu.

Sementara itu, menurut HubSpot, content creator adalah orang-orang yang membuat materi (konten) yang memiliki nilai edukasi dan hiburan. Materi ini juga kelak disesuaikan dengan keinginan atau ketertarikan dari audiens.

Lazimnya, content creator memakai banyak platform untuk menyebarkan konten mereka.

Selain social media seperti Facebook, Instagram, atau YouTube, mereka juga memakai blog, infografik, maupun ebook untuk menyebarkan konten.

Content creator sendiri dalam konteksi ini bukanlah selebriti ataupun blogger. Tentu, selebriti maupun blogger bisa masuk ke dalam kategori pencipta konten.

Namun, tidak semua pencipta konten adalah selebriti maupun blogger kenamaan.

Mulai Dari Sekarang dan Buat Konten Yang Simpel Dulu 

Menjadi content creator yang sukses, bisa dimulai dengan interest atau hobi yang disukai. Pertama, lakukan riset kecil, dapat menggunakan Google Tren, Sportify, agar bisa mengetahui perkembangan tren saat ini berdasarkan riset yang Anda punya.

Ketika seseorang memutuskan untuk membuat video mengenai tata cara menanam pohon yang benar, lalu mengunggahnya di akun Instagram atau Facebook, maka orang tersebut sudah bisa dianggap pencipta konten.

Begitu juga ketika kita membuat video jalan-jalan atau kuliner di sesuatu tempat, lalu mengunggahnya di YouTube, maka kita sudah bisa dianggap pencipta konten. Tidak perlu menjadi figur publik untuk bisa menjadi content creator.

Pasalnya, pada dasarnya proses pembuatan konten ini melibatkan kreativitas seseorang. Kreativitas ini, kelak, akan menjadi alat bagi seorang content creator untuk membuat orang-orang mau melihat konten yang mereka buat.

Baca juga :  Menabung Tak Untung, Bunga Hanya 0 Persen

Terlepas dari itu, proses pembuatan konten juga tidak sekadar mengandalkan kreativitas semata. Ada logika yang perlu dipahami agar bisa menggaet audiens.

Maka, ada yang menyebut jika proses penciptaan konten melibatkan otak kanan dan kiri seseorang.

Persaingan Digital Marketing

Content creator sekarang dianggap sebagai sesuatu yang penting, termasuk oleh perusahaan-perusahaan besar.

Itu wajar, mengingat konten menjadi kunci dari semua aksi marketing yang dilakukan oleh perusahaan. Ada istilah yang menyebut bahwa di balik konten yang viral, selain strategi yang apik, ada juga konten yang menarik.

Rahasia Jadi Konten Kreator Menghasilkan Fulus

Buatlah identitas dan segmen yang kuat sehingga audiensnya pun akan spesifik. Pastikan faktor Why, dan berikan nilai tambah dengan konsep dan sisi unik konten.

Kalau ingin membuat konten yang serius, ajaklah sektor-sektor pendukung untuk bekerja sama dalam tim, untuk video dan foto melakukan shooting. Ada editor yang melakukan proses editing dan desain grafis agar desain visualnya keren. Untuk menarik audience, buatlah konten yang menarik dan atraktif.

Sebab konten uang dibuat bersaing bagus dengan jutaan konten lainnya. Selanjutnya buatlah komunikasi yang menciptakan rasa penasaran.

Relevan serta mengikuti tren masa kini. Terakhir buatlah promosi, saat ini membuat iklan pun semakin mudah sebab telah sangatlah tersegmentasi.

Rajin membaca

Membuat konten yang bagus tentu memerlukan bekal. Salah satu bekal itu bisa dengan membaca, dengan referensi yang baik. Rajin-rajinlah membaca, terutama soal industri yang sedang dijalani.

Hal ini akan berpengaruh terhadap proses penciptaan konten. Kelak, konten yang dibuat akan sesuai dengan kondisi industri saat ini. Tidak hanya itu, konten juga bisa jadi akan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh audiens.

Tulis setiap ide

Menulis di sini bukan berarti harus menulis esai sebanyak 1.500 kata setiap harinya. Ini bukan tentang inspirasi yang hadir dalam menulis, tetapi inspirasi yang bisa saja datang dari setiap tulisan yang dibuat.

Biasakan untuk duduk sejenak setiap harinya, selama 10-15 menit, untuk mengeluarkan setiap ide dan pemikiran yang dimiliki.

Baca juga :  Multi-Tasking Mendongkrak Produktivitas

Tulis semua ide dan pemikiran yang ada itu. Bebas bentuknya seperti apa. Dari situ, biasanya inspirasi akan muncul

Pelajari audiens

Hal ini masih berkaitan dengan kebiasaan yang pertama. Selain mempelajari industrinya, seorang pencipta konten juga mesti mempelajari audiens dari inudstri tersebut.

Pada akhirnya, audienslah yang akan menilai konten yang kita buat. Content creator yang baik, lazimnya, mengetahui audiensnya luar dalam.

Ia bisa tahu usia, gender, lokasi tinggal, keluarga, pekerjaan, dan gaji dari audiensnya. Dari situ, konten yang sesuai bisa dibuat.

Buat konten yang orisinal

Konten orisinal di sini maksudnya adalah konten yang menjadi gaya dan ciri khas dari kita. Gaya dan ciri khas inilah yang akan membedakan dari pencipta konten yang lain. 

Dewasa ini banyak content creator bertebaran, seabrek-abrek. Demikian ketat, persaingan. Jika tidak memiliki ciri khas, content creator yang biasa-biasa saja  akan terpinggirkan.

Gunakan medium yang berbeda, atau gunakan cara pembuatan konten yang unik, sehingga hal itu akan jadi gayamu sendiri.

Kurasi konten orang lain

Yang dimaksud kurasi di sini adalah, selain membagikan konten milik orang lain, kamu harus bisa melakukan sesuatu dengan konten itu.

Content creator yang sukses tidak hanya sekadar membagikan ulang konten yang sesuai dengan industrinya. Kita harus berinteraksi dengan konten itu dan tunjukkan bahwa kamu adalah seorang ahli. hasil 

Misal, di Twitter ada seseorang membagikan video. Nah, kita bisa menimpalinya dengan cara meretweet video itu, lalu kita tambah dengan komentar kita sendiri, atau kita bisa memasukkan “hadiah” plus video dalam komentarmu.

Hal itu akan membuat kontenmu jadi lebih memiliki nilai informasi, apalagi jika kita bisa menambahkan fakta lain terkait unggahan tersebut. Dengan begitu, personal brand kita akan terbentuk juga.

Penilaian Atas Konten Kita

Jangan baper.  Internet adalah sebuah tempat yang besar. Saking besarnya, selain jadi tempat berkumpulnya konten, ia bisa jadi tempat penilaian bagi orang lain ikut komen.

Simak juga, key performance indicator (KPI) dari konten yang dibuat. Lewat beberapa matrikulasi tertentu, kita bisa menilai apakah konten yang dibagikan sudah baik atau belum.

Kita bisa melihat social media, direct, dan organic traffic dari kontenmu.

Baca juga :  Sultan Dukung Gagasan Merangkul KKB Jenderal Dudung

Dari situ, kita bisa melihat kelayakan konten yang dibuat. Kita juga bisa melihat penilaian orang lain terhadap konten yang kamu sebarkan, apakah mereka suka atau tidak.

Selain itu, kita juga bisa membuat konten baru yang lebih baik berdasarkan data itu.

Bangun Jejaring Dengan Content Creator lain

Seperti halnya dalam pekerjaan lain, sebagai seorang pembuat konten, kita harus berjejaring dengan content creator yang lain. Ini bisa jadi tempat kita untuk belajar.

Dengan membangun jejaring, kita akan memiliki tempat untuk berdiskusi soal seperti apa konten yang baik. Kita, menjadi punya nilai plus jika memiliki banyak teman, serta bisa memahami dan mendengarkan banyak ide dari orang-orang yang berbeda-beda.

Buat Konten Sebagai Solusi

Terkadang, seorang content creator terlalu merasa bahwa dirinya adalah seorang ahli. Dalam beberapa kasus, mereka hanya mengungkapkan sesuatu yang mereka tahu saja.

Content creator yang sukses tidak seperti itu. Mereka akan menempatkan audiens di atas segalanya, serta membuat konten yang sifatnya berupa solusi. Hal itu biasanya akan membuat konten lebih banyak digemari.

Tidak hanya itu, hal ini juga akan membuat konten lebih dihargai, karena sang pembuatnya pun berusaha menempatkan diri untuk membantu, bukan untuk menggurui.

 Merawat Rasa Ingin Tahu

Pembuat konten harus memiliki rasa haus akan pengetahuan. Hal ini kelak akan membantu mereka menciptakan konten yang bervariasi dan tidak monoton.

Selalu posisikan diri sebagai orang yang tidak tahu. Karena dengan begitu, kita akan terus mencari tahu. Jangan pernah puas dengan ilmu yang sudah dimiliki, dan selalu mencari ilmu-ilmu baru setiap harinya.

Intinya, profesi satu ini akan cocok untuk kita-kita yang menyukai tantangan dan berjiwa kreatif.

Silahkan bagi Anda yang ingin konsultasi, kerjasama dengan media mainstream, untuk repost hasil konten kita, sebagai content creator.

Kenapa? Karena dengan dimuat hasil konten kita di media mainstream, ada keyword yang baik, ramah SEO, maka konten kita akan mudah ditemukan di mbah Google. 

Semangat, Salam Sehat

#S.S Budi Rahardjo MM, Ketua Forum Pimpinan Media Digital Indonesia, Densus Digital – 0816-1945-288 (Whatsapps)

 

Tinggalkan Balasan