Memahami Law of Assumption: Mengubah Keyakinan dan Asumsi untuk Mengendalikan Realitas dan Mewujudkan Impian

Bagaimana Hukum Asumsi Membantu Mengubah Keyakinan dan Asumsi Kita untuk Menciptakan Realitas dan Kesuksesan Hidup

Memahami Law of Assumption: Mengubah Keyakinan dan Asumsi untuk Mengendalikan Realitas dan Mewujudkan Impian
Foto : Ilustrasi Law of Assumption. (Doc.Canva)

MATRANEWS.ID – Di dunia yang dipenuhi dengan beragam pemikiran tentang manifestasi, Law of Assumption atau Hukum Asumsi muncul sebagai konsep spiritual yang menawarkan perspektif unik tentang kekuatan pikiran manusia dalam membentuk realitas.

Berbeda dari Hukum Ketertarikan (Law of Attraction), yang lebih fokus pada menarik apa yang diinginkan melalui getaran energi yang selaras, Hukum Asumsi menekankan bahwa apa pun yang kita asumsikan sebagai benar, akan menjadi kenyataan.

Dalam esensi terdalamnya, Hukum Asumsi menempatkan keyakinan diri sebagai fondasi pembentuk kehidupan.

Pada dasarnya, Hukum Asumsi menyatakan bahwa apa yang kita yakini sebagai kebenaran, baik sadar maupun tidak, pada akhirnya akan terwujud dalam kehidupan kita.

Sebagai manusia, kita secara konstan mengasumsikan hal-hal tentang dunia, tentang diri kita sendiri, dan tentang orang lain. Asumsi-asumsi ini, menurut hukum ini, adalah kekuatan utama di balik pembentukan realitas kita.

Pencetus ide Hukum Asumsi adalah Neville Goddard, seorang pemikir spiritual dan filsuf asal Barbados yang mendapatkan perhatian luas pada pertengahan abad ke-20.

Goddard menekankan bahwa pikiran bukan hanya alat pasif, melainkan entitas aktif yang secara terus-menerus membentuk pengalaman hidup kita.

Baginya, keyakinan kita tentang siapa diri kita—dan apa yang mungkin atau tidak mungkin bagi kita—akan secara langsung memengaruhi pengalaman yang kita alami.

Dengan Hukum Asumsi, fokus bukan pada apa yang kita inginkan, tetapi pada apa yang kita yakini.

Apa yang kita yakini tentang diri kita sendiri dan situasi di sekitar kita menjadi benih dari segala realitas yang kita hadapi.

Jika Anda, misalnya, berasumsi bahwa Anda adalah orang yang tidak pantas sukses, maka meskipun Anda bekerja keras, kesuksesan akan tetap terasa jauh dari jangkauan.

Namun, jika Anda secara konsisten mengasumsikan bahwa kesuksesan sudah menjadi bagian dari diri Anda, maka alam semesta akan menyesuaikan diri dengan keyakinan ini, memberikan pengalaman yang sesuai dengan asumsi Anda.

Baca juga :  Fivelements Retreat Bali Menghadirkan Program Retreat Kesehatan dan Meditasi Khusus untuk Perempuan

Prinsip Dasar Hukum Asumsi

Untuk memahami bagaimana Hukum Asumsi bekerja, kita harus menyadari beberapa prinsip dasar yang mendasari konsep ini:

  1. Keyakinan Mendasari Realitas: Keyakinan kita tentang diri sendiri dan dunia secara langsung menciptakan realitas kita. Pikiran adalah energi kreatif yang terus-menerus bekerja, dan segala sesuatu yang kita anggap sebagai kebenaran akan tercermin dalam dunia fisik.
  2. Dunia Sebagai Cermin: Dunia di sekitar kita bertindak sebagai cermin dari keyakinan batin kita. Jika Anda yakin bahwa hidup penuh dengan kesulitan, Anda akan terus-menerus menghadapi tantangan. Sebaliknya, jika Anda percaya bahwa kehidupan penuh dengan peluang, Anda akan menemukan jalan-jalan baru terbuka dengan sendirinya.
  3. Kekuatan Iman dan Ketekunan: Hukum Asumsi mengajarkan bahwa asumsi harus dipertahankan dengan tekun dan penuh iman. Ini bukan tentang sekadar berkeinginan atau bermimpi, tetapi benar-benar meyakini sesuatu sebagai kebenaran, bahkan sebelum itu tampak nyata di dunia fisik.
  4. Kesadaran sebagai Sumber Kreatif: Segala hal yang terjadi dalam hidup kita berakar pada kesadaran kita. Dengan mengubah kesadaran, yaitu pikiran dan perasaan terdalam kita, kita dapat mengubah pengalaman hidup kita. Dalam hal ini, pikiran bawah sadar memainkan peran besar, karena keyakinan yang tertanam dalam bawah sadar akan terus berfungsi untuk memanifestasikan kenyataan yang sesuai.

Mengapa Hukum Asumsi Bekerja?

Neville Goddard menekankan bahwa kehidupan bukan tentang apa yang terjadi kepada kita, tetapi bagaimana kita memilih untuk mengasumsikan makna dari peristiwa tersebut.

Ketika kita mengasumsikan hal-hal positif, atau bahwa kita sudah mencapai impian kita, pikiran kita akan secara otomatis menyesuaikan diri untuk mencari cara-cara agar asumsi tersebut menjadi kenyataan.

Mekanismenya dapat dijelaskan melalui kekuatan bawah sadar.

Pikiran bawah sadar tidak memiliki kemampuan untuk membedakan antara kenyataan dan asumsi atau imajinasi.

Ia bekerja berdasarkan program dan keyakinan yang kita masukkan ke dalamnya.

Jika Anda, melalui repetisi dan keyakinan penuh, mengasumsikan bahwa Anda sudah memiliki apa yang Anda inginkan, pikiran bawah sadar akan mulai mencari cara untuk membuat keyakinan itu menjadi nyata.

Baca juga :  Kepemimpinan Parpol Menjadi Penentu Utama dalam Mencegah Politik Uang

Ia akan memanifestasikan peluang, kebetulan, dan jalan-jalan yang membawa Anda menuju realisasi asumsi tersebut.

Cara Menerapkan Hukum Asumsi dalam Kehidupan Sehari-hari

Menerapkan Hukum Asumsi bukanlah tentang berusaha mengendalikan setiap peristiwa eksternal dalam hidup Anda.

Sebaliknya, ini adalah tentang mengubah hubungan Anda dengan diri sendiri dan dunia melalui asumsi yang Anda buat setiap hari.

Berikut adalah beberapa langkah untuk memulai:

  1. Identifikasi Keyakinan Batin Anda: Langkah pertama adalah menyadari asumsi yang sudah ada dalam pikiran Anda. Apa yang Anda yakini tentang diri Anda? Apakah Anda merasa tidak cukup baik? Apakah Anda percaya bahwa dunia penuh dengan keterbatasan? Catat keyakinan ini dan sadari bagaimana mereka memengaruhi realitas Anda.
  2. Buat Asumsi yang Baru: Setelah menyadari asumsi negatif yang memengaruhi hidup Anda, gantilah dengan asumsi yang mendukung pertumbuhan dan kesuksesan Anda. Jika sebelumnya Anda mengasumsikan bahwa Anda tidak berhak mendapatkan kebahagiaan, gantilah dengan asumsi bahwa Anda pantas mendapatkan cinta, keberlimpahan, dan kebahagiaan dalam segala bentuknya.
  3. Visualisasi dan Afimasi: Untuk menguatkan asumsi baru Anda, gunakan visualisasi dan afimasi positif. Bayangkan diri Anda sudah mencapai tujuan Anda, dan rasakan emosi yang muncul ketika Anda sudah berada dalam keadaan tersebut. Afimasi seperti, “Saya sudah hidup dalam kelimpahan,” akan memperkuat asumsi baru dan membantu menanamkannya dalam bawah sadar.
  4. Percaya dan Lepaskan: Salah satu komponen terpenting dari Hukum Asumsi adalah kepercayaan penuh pada asumsi yang Anda buat, tanpa terganggu oleh realitas eksternal yang mungkin belum menunjukkan hasilnya. Ketika Anda telah mengasumsikan sesuatu dengan teguh, lepaskan kebutuhan untuk melihat hasil instan. Percaya bahwa asumsi Anda sudah bekerja di balik layar, dan biarkan kehidupan mengambil jalannya.

Contoh Nyata dari Penerapan Hukum Asumsi

Banyak individu yang telah menerapkan Hukum Asumsi melaporkan hasil yang luar biasa dalam hidup mereka.

Baca juga :  #Bernilai

Misalnya, seorang pengusaha yang awalnya merasa cemas tentang masa depan perusahaannya, mulai mengubah asumsi bahwa bisnisnya akan selalu sukses dan berkembang.

Meskipun tantangan tetap muncul, dia mendapati bahwa klien baru mulai datang tanpa diduga, dan peluang-peluang tak terduga terus menghampiri bisnisnya.

Hal ini terjadi bukan karena dunia luar berubah tiba-tiba, tetapi karena perubahan keyakinan internal yang dia buat.

Begitu pula dengan kisah seorang wanita yang mengalami hubungan yang sulit.

Ketika dia mulai mengasumsikan bahwa dia layak mendapatkan cinta dan penghormatan, dia melihat pergeseran dalam cara pasangannya memperlakukannya.

Asumsi-asumsi baru yang dia buat tentang dirinya menciptakan perubahan dalam dinamika hubungan tersebut, hingga akhirnya menjadi lebih sehat dan memuaskan.

Tantangan dalam Menggunakan Hukum Asumsi

Meski konsep Hukum Asumsi terdengar sederhana, menerapkannya bisa jadi menantang.

Pikiran kita sudah diprogram oleh keyakinan lama yang mungkin telah bertahan selama bertahun-tahun.

Mengubah asumsi ini memerlukan disiplin dan konsistensi, terutama ketika realitas fisik kita tampaknya bertentangan dengan apa yang kita asumsikan.

Namun, bagi mereka yang berkomitmen, hasilnya bisa sangat transformatif.

Asumsi baru memerlukan waktu untuk tertanam dalam pikiran bawah sadar dan untuk mewujudkan diri dalam bentuk fisik, tetapi dengan kesabaran dan keyakinan, kehidupan akan mulai menyesuaikan diri dengan asumsi-asumsi baru tersebut.

Hukum Asumsi adalah cermin dari kekuatan luar biasa yang ada di dalam diri setiap manusia.

Keyakinan kita bukan hanya sekadar pikiran; mereka adalah cetak biru dari realitas kita.

Dengan mengubah asumsi tentang diri kita sendiri dan dunia, kita dapat mengubah arah hidup kita.

Hukum ini menantang kita untuk mengambil tanggung jawab penuh atas hidup kita, dengan mempercayai bahwa segala sesuatu yang kita asumsikan sebagai benar, pada akhirnya akan menjadi kenyataan.

Tinggalkan Balasan