MATRANEWS.id — Sang wakil, Datuk Seri Dr. Wan Azizah Wan Ismail, kabarnya menjadi perempuan pertama yang menjabat perdana menteri di Negeri Jiran. Ia menjadi perdana menteri interim.
Sebagai informasi, UMNO merupakan bekas kendaraan politik politisi berusia 94 tahun itu sejak 1946 silam hingga 2016, sebelum dia mendirikan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu).
Melalui UMNO yang menjadi motor koalisi Barisan Nasional, Mahathir sempat menduduki jabatan sebagai orang nomor satu “Negeri “Jiran” pada 1981 sampai 2003.
Di 2016, dia membawa Bersatu bergabung dengan koalisi oposisi, Pakatan Harapan, yang dipimpin mantan musuh politiknya, Anwar Ibrahim.
Secara bersamaan, keduanya mengalahkan Barisan yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Najib Razak dalam pemilihan Mei 2018 lalu.
“Konsistensi dan keputusan untuk menentang UMNO seharusnya didukung oleh seluruh rakyat Malaysia,” jelas menteri 59 tahun itu.
Mahathir tidak ingin bersinggungan dengan UMNO, di mana pemimpinnya disebut korup dan melakukan serangkaian kesalahan fatal.
Bursa saham Malaysia (FBM KLCI) tertekan karena ketidakpastian politik di Malaysia.
Mahatir diketahui mengumumkan pengunduran dirinya melalui akun Twitter resminya @chedetofficial hari Senin (24/2/2020), “Kenyataan Akhbar: Peletakan Jawatan sebagai Perdana Menteri Malaysia,” tulisnya.
Pengumuman Mahathir hadir tak lama setelah Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim mengaku telah dikhianati oleh rekan-rekan di koalisi Pakatan Harapan (PH).
Pernyataan tersebut muncul bersamaan dengan desas-desus yang berkembang akan ada koalisi penguasa baru yang terdiri dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), Parti Islam Se-Malaysia (PAS), Gabungan Parti Sarawak (GPS), serta Parti Warisan Sabah (Warisan). Apalagi, menurut Anwar, koalisi itu juga melibatkan wakilnya, Mohamed Azmin Ali.