MATRANEWS.id — Presiden Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, telah memasuki babak akhir dari perjalanan panjangnya sebagai pemimpin bangsa.
Menarik disimak, ada kesibukan yang tak biasa terjadi di Bogor dan Solo—tak hanya terkait pemindahan barang-barang pribadi milik Jokowi.
Di antara formalitas yang begitu khas dari seorang presiden, ada sisi lain yang lebih akrab dengan alam: kambing-kambing, kuda, rusa, dan berbagai hewan ternak yang menjadi saksi bisu dari hari-hari pemerintahan yang penuh dengan dinamika.
Jokowi, dalam banyak kesempatan, selalu menunjukkan kecintaannya pada satwa-satwa ini. Dia bukan hanya seorang pemimpin negara, tetapi juga seorang peternak yang dengan telaten mengurus binatang-binatangnya.
“Dulu, hanya ada lima,” kenang Jokowi dalam sebuah vlog tahun 2017.
Sejak saat itu, populasi kambing miliknya terus bertambah. Kini, jumlahnya mencapai 43 ekor, yang tumbuh dari kawanan kecil yang ia pelihara dengan penuh kasih sayang.
Kambing-kambing ini, meskipun sederhana, adalah simbol ketekunan dan kehidupan yang berkelanjutan, sebagaimana Jokowi menjalani tugasnya sebagai kepala negara—terus bergerak, berkembang, dan menghasilkan sesuatu yang lebih besar.
Di suatu pagi yang tenang, ketika Bogor masih diselimuti kabut lembut, proses pemindahan pun dimulai.
Bukan hanya kotak-kotak kayu berisi barang pribadi yang diangkut, tetapi juga ternak-ternak kesayangan sang presiden.
Derap kaki kuda, kambing yang berkerumun, dan mungkin entok yang sesekali berkotek di antara keramaian.
Semua turut serta dalam perjalanan pulang ke Solo, tempat asal Jokowi, yang telah menyaksikan dirinya bertransformasi dari seorang wali kota sederhana menjadi pemimpin negara.
Ada sesuatu yang mengharukan tentang pemindahan ini. Di dalam kotak-kotak kayu itu tersimpan bukan hanya benda-benda fisik, tetapi juga kenangan dan cerita.
Dan dalam kawanan kambing yang sekarang berjumlah 43 ekor, tersimpan potret kehidupan yang tidak pernah tercatat di dalam buku sejarah, namun tetap memiliki tempat khusus dalam kisah pribadi seorang presiden.
Mereka bukan hanya hewan ternak; mereka adalah bagian dari keseharian yang sederhana dan tenang di tengah hiruk-pikuk kenegaraan.
Hari demi hari, persiapan pemindahan semakin mendekati akhir.
“Sudah 70 persen barang-barang sudah dibawa ke Solo,” kata Jokowi di Ibu Kota Nusantara (IKN) saat ditanya tentang kepindahannya.
Catatan pinggirnya, barang-barang hanyalah sebagian kecil dari cerita yang lebih besar.
Kepulangan Jokowi ke Solo membawa serta jejak-jejak kehidupannya yang telah melekat pada tanah Bogor, pada setiap inci Istana yang pernah menjadi tempat ia merawat hewan-hewan peliharaannya.
Kisah ini bukan hanya tentang presiden yang mengemas barang-barangnya, tetapi tentang bagaimana, bahkan di puncak kekuasaan, ada kehangatan sederhana yang terus dipelihara.
Kambing-kambing itu, yang pernah hanya berjumlah lima, kini telah tumbuh menjadi simbol pertumbuhan yang perlahan namun pasti, serupa dengan perjalanan politik Jokowi sendiri.
Kini, dengan 43 kambing yang ikut berpindah, Solo tak hanya akan menerima kepulangan seorang mantan presiden.
Kota itu juga akan menyambut pulang kawanan kecil yang telah menjadi saksi perjalanan panjang seorang pemimpin yang tetap menjaga hubungan harmonis dengan alam dan kehidupan sederhana.
Dan di Solo, di antara bayang-bayang pepohonan dan angin yang berhembus pelan, kehidupan baru akan dimulai, diiringi dengan suara kambing-kambing yang terus bertambah, seperti hari-hari yang akan datang di masa mendatang.