MATRANEWS.ID – Generasi Z, yang tumbuh besar di tengah kemajuan teknologi, sering disebut sebagai generasi yang adaptif dan cepat belajar. Mereka adalah digital native, generasi yang dari kecil sudah akrab dengan internet, media sosial, dan perangkat pintar. Namun, di balik label canggih ini, realitas di dunia kerja ternyata tidak seindah yang dibayangkan.
Sebuah survei terbaru dari Intelligent mengungkapkan sebuah fakta yang mengejutkan. Banyak perusahaan yang awalnya semangat merekrut Gen Z kini harus berhadapan dengan kenyataan pahit: mereka terpaksa memecat karyawan dari kelompok ini hanya dalam hitungan bulan setelah dipekerjakan. Bahkan, data survei menunjukkan bahwa sekitar 60 persen perusahaan yang telah mempekerjakan Gen Z harus mengambil keputusan berat untuk memutus kontrak kerja mereka.
Mengapa hal ini terjadi? Apa yang menyebabkan perusahaan merasa bahwa Gen Z belum siap menghadapi dunia kerja? Mari kita coba telusuri lebih dalam.
Kurangnya Motivasi dan Profesionalisme
Salah satu alasan utama yang diungkapkan dalam survei adalah kurangnya motivasi dan profesionalisme. Banyak manajer perekrutan mengeluhkan bahwa karyawan dari kalangan Gen Z sering kali terlihat kurang bersemangat dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Inisiatif yang minim membuat mereka tidak dapat beradaptasi dengan cepat terhadap dinamika pekerjaan yang terus berubah.
Padahal, motivasi adalah salah satu faktor penting yang dibutuhkan di dunia kerja. Kemampuan untuk bergerak cepat, mengambil inisiatif, dan berpikir ke depan sering kali menjadi pembeda antara karyawan yang sukses dan yang gagal. Jika motivasi sudah hilang sejak awal, bagaimana mereka bisa bertahan di dunia kerja yang kompetitif ini?
Nguyen, Kepala Penasihat Pengembangan Karier dan Pendidikan dari Intelligent, mengungkapkan bahwa banyak lulusan perguruan tinggi kesulitan menghadapi transisi dari dunia akademis ke dunia kerja. “Mereka belum terbiasa dengan lingkungan kerja yang kurang terstruktur dan ekspektasi untuk bekerja secara mandiri,” kata Nguyen. Hal ini menjadi salah satu faktor yang membuat mereka tampak tidak siap menghadapi realitas dunia profesional.
Masalah Keterampilan Komunikasi dan Adaptasi
Selain masalah motivasi dan profesionalisme, keterampilan komunikasi juga menjadi sorotan. Banyak perusahaan yang merasa bahwa karyawan Gen Z tidak mampu berkomunikasi dengan baik. Hal ini berdampak pada cara mereka berinteraksi dengan kolega dan atasan, serta kemampuan mereka dalam bekerja sama sebagai sebuah tim.
Keterampilan komunikasi adalah aspek penting di dunia kerja, terutama di era digital seperti sekarang, di mana komunikasi tidak hanya dilakukan secara langsung, tetapi juga melalui berbagai platform digital. Jika kemampuan ini tidak diasah dengan baik, Gen Z akan kesulitan menjalankan tugas-tugas yang mengharuskan koordinasi dan kolaborasi.
Selain itu, beberapa pekerja Gen Z juga dinilai tidak siap menghadapi dinamika budaya tempat kerja yang berbeda dari lingkungan akademis. Di kampus, mereka mungkin terbiasa dengan jadwal yang lebih fleksibel dan ekspektasi yang lebih longgar. Namun, di dunia kerja, mereka harus menghadapi aturan yang lebih ketat, termasuk berpakaian dan berbicara dengan pantas, serta tepat waktu dalam menyelesaikan tugas.
Terlalu Bergantung pada Orang Tua
Survei lain dari ResumeTemplates menemukan fenomena menarik terkait Gen Z dalam proses pencarian kerja. Sebanyak 70 persen responden dari generasi ini mengaku masih meminta bantuan orang tua dalam mencari pekerjaan. Bahkan, 25 persen dari mereka mengajak orang tua mereka saat wawancara kerja. Hal ini tentu menjadi sorotan bagi perusahaan, karena menunjukkan bahwa banyak di antara mereka masih belum siap untuk mandiri.
Ketergantungan yang terlalu besar pada orang tua bisa membuat Gen Z terlihat kurang percaya diri dan kurang memiliki kemandirian yang diperlukan di dunia kerja. Bagaimana mungkin mereka bisa menghadapi tantangan besar dalam pekerjaan jika dalam mencari pekerjaan pun masih bergantung pada orang lain?
Alasan Perusahaan Memecat Karyawan Gen Z
Dalam survei yang sama, terdapat 10 alasan utama mengapa perusahaan memutuskan untuk memecat karyawan dari kalangan Gen Z. Beberapa alasan utama antara lain:
- Kurangnya motivasi atau inisiatif (50%)
- Kurangnya profesionalisme (46%)
- Keterampilan berorganisasi yang buruk (42%)
- Keterampilan komunikasi yang buruk (39%)
- Kesulitan menerima feedback (38%)
- Kurangnya pengalaman kerja yang relevan (38%)
- Keterampilan pemecahan masalah yang buruk (34%)
- Keterampilan teknis yang tidak memadai (31%)
- Ketidakcocokan budaya (31%)
- Kesulitan bekerja dalam tim (30%)
Angka-angka ini menunjukkan bahwa masalah-masalah yang dihadapi Gen Z di dunia kerja cukup serius. Tidak hanya soal teknis, tetapi juga melibatkan aspek-aspek soft skills yang sangat penting di dunia profesional.
Solusi untuk Gen Z: Bagaimana Meningkatkan Peluang Diterima Kerja?
Meski banyak tantangan yang dihadapi, bukan berarti Gen Z tidak punya peluang untuk sukses di dunia kerja. Ada beberapa langkah yang bisa mereka lakukan untuk meningkatkan peluang diterima bekerja dan bertahan di dunia kerja yang kompetitif ini.
- Memiliki Inisiatif
Perusahaan sangat menghargai karyawan yang memiliki inisiatif. Jangan hanya menunggu perintah, tetapi beranilah untuk bertindak dan mencari solusi sendiri. - Sikap Positif
Sikap yang optimis dan positif akan membuat kamu lebih mudah diterima di lingkungan kerja. Hal ini juga menunjukkan bahwa kamu bisa menghadapi tantangan dengan tenang dan percaya diri. - Etos Kerja yang Kuat
Kerja keras dan dedikasi adalah kunci sukses di dunia kerja. Tunjukkan bahwa kamu serius dengan pekerjaan yang diberikan dan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. - Mudah Beradaptasi
Kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap situasi baru akan sangat membantumu dalam menghadapi dinamika dunia kerja yang terus berubah. - Terbuka terhadap Masukan
Jangan takut menerima kritik atau masukan dari atasan dan rekan kerja. Ini adalah bagian dari proses belajar dan pengembangan diri. - Keterampilan Teknis yang Solid
Selain soft skills, keterampilan teknis juga sangat penting. Pastikan kamu menguasai keterampilan yang relevan dengan pekerjaanmu dan terus tingkatkan seiring berjalannya waktu.
Generasi Z memang menghadapi banyak tantangan di dunia kerja, tetapi bukan berarti mereka tidak bisa berhasil.
Dengan memperbaiki motivasi, profesionalisme, dan keterampilan komunikasi, serta mengasah soft skills yang dibutuhkan, mereka bisa lebih siap menghadapi tuntutan dunia profesional.
Di sisi lain, perusahaan juga perlu memberi dukungan dan bimbingan yang tepat agar Gen Z bisa berkembang dan beradaptasi dengan lebih baik.