MATRANEWS.ID – Studi terbaru yang dirilis pada Jumat (6/9/2024) mengungkapkan bahwa generasi Z, atau lebih dikenal sebagai Gen Z, kini lebih memilih menggunakan aplikasi TikTok sebagai sumber utama dalam mencari informasi secara daring dibandingkan Google.
Menurut laporan dari Business Insider, Mark Shmulik, analis internet dari Bernstein Research, menyatakan bahwa generasi muda ini mulai beralih dari mesin pencari tradisional seperti Google ke TikTok.
“Coba saja minta mereka untuk mencari sesuatu secara online, lihat bagaimana mereka melakukannya, dan dengar apa yang mereka katakan,” ujar Shmulik.
Menurutnya, Google tidak lagi menjadi pilihan utama bagi generasi muda, karena TikTok dianggap lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sebuah laporan dari Adobe juga memperkuat temuan ini.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa dua dari lima warga Amerika menggunakan TikTok sebagai mesin pencari informasi, dengan hampir 40 persen anak muda memilih platform ini ketimbang Google.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan, apa yang membuat TikTok begitu menarik bagi generasi Z dibandingkan Google?
Kecepatan Akses Informasi
Salah satu alasan utama mengapa TikTok lebih disukai adalah kemudahan dan kecepatan akses informasi.
TikTok memfasilitasi pencarian informasi yang lebih cepat, di mana pengguna cukup memasukkan kata kunci di kolom pencarian dan langsung mendapatkan konten yang diinginkan.
“TikTok memudahkan mereka menemukan konten yang relevan dengan cepat dan sangat sesuai dengan kebiasaan mereka,” kata Profesor Digitalisasi dan Media Sosial, Tom De Leyn, seperti dikutip dari The Brussels Times.
Meskipun Google juga menawarkan kecepatan dalam menemukan informasi, platform tersebut lebih berfungsi sebagai penghubung ke sumber informasi yang lebih lengkap, seperti Wikipedia atau situs lainnya, yang memerlukan verifikasi lebih lanjut.
Konten Visual Lebih Menarik
Selain itu, generasi muda lebih menyukai informasi dalam format video yang langsung bisa ditonton, alih-alih harus menjelajah situs-situs web.
TikTok, dengan format video pendeknya, memenuhi kebutuhan ini. Menurut Search Engine Journal, sekitar 40 persen pengguna Gen Z lebih suka bagaimana TikTok menampilkan konten yang disesuaikan dengan preferensi pribadi mereka.
Bahkan, 26 persen pengguna dari generasi Baby Boomer juga tertarik dengan format video TikTok yang lebih interaktif dan naratif.
Konten yang Personal
Algoritma TikTok juga memberikan pengalaman yang lebih personal melalui konten For You Page (FYP), di mana video yang muncul sering kali berasal dari akun yang tidak dikenal namun relevan dengan minat pengguna.
TikTok menghadirkan konten secara unik dan spesifik, memungkinkan video yang menarik perhatian untuk muncul lebih sering, menciptakan pengalaman yang lebih interaktif dan personal.
Perubahan Perilaku Pencarian
TikTok tidak hanya menyediakan informasi, tetapi juga mengubah perilaku pencarian pengguna.
Aplikasi ini merangsang pengguna untuk menghabiskan lebih banyak waktu di platform, dan memanfaatkan algoritma yang merekomendasikan video dengan reaksi tinggi tanpa mengharuskan pengguna untuk memverifikasi konten.
Hal ini, menurut De Leyn, bisa menjadi masalah karena TikTok masih memiliki keterbatasan dalam moderasi konten dan filter informasi dibandingkan Google.
Peluang Bagi Bisnis
TikTok juga menjadi platform yang populer di kalangan pebisnis, terutama untuk menjangkau audiens muda.
Lebih dari separuh pemilik bisnis yang disurvei menyatakan mereka menggunakan TikTok untuk mempromosikan produk atau layanan mereka, dengan rata-rata 9 konten per bulan.
Kerjasama dengan influencer juga menjadi strategi populer dalam pemasaran di TikTok.
Bisnis rata-rata mengalokasikan 15 persen dari anggaran pemasaran mereka untuk pembuatan konten TikTok, terutama berfokus pada konten kreatif, ulasan produk, serta video tutorial.
Potensi Konten Berbahaya
Meskipun TikTok menawarkan banyak peluang, aplikasi ini juga menuai kritik terkait potensi penyebaran konten berbahaya.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengguna dapat dengan cepat terpapar video berisi topik sensitif, seperti gangguan makan, hanya dalam waktu setengah jam setelah membuat akun.
Meski tidak semua anak muda rentan terhadap pengaruh negatif, mereka yang memiliki kerentanan tertentu bisa dengan cepat terseret dalam lingkaran konten berbahaya ini.
Beberapa negara telah menerapkan regulasi yang memungkinkan pengguna untuk mematikan rekomendasi pribadi dan melaporkan konten ilegal.
Namun, De Leyn menegaskan bahwa kebijakan ini sering kali terlambat hadir untuk mengimbangi perkembangan platform.
TikTok, yang awalnya dikenal sebagai platform hiburan, kini bertransformasi menjadi mesin pencari bagi generasi muda.
Namun, dengan semua kelebihannya, tantangan tetap ada dalam memastikan bahwa konten yang disajikan tetap aman dan bermanfaat bagi penggunanya.