MATRANEWS.ID – Rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia, terutama di kalangan Milenial dan Gen Z, menjadi tantangan besar bagi para pelaku industri.
Marco Kamerling, Chief Commercial & Marketing Officer discovermarket, menilai bahwa potensi pasar asuransi bagi Gen Z sebenarnya cukup besar.
“Mereka memiliki literasi keuangan yang lebih baik dibanding generasi sebelumnya, namun daya beli masih rendah,” ujar Marco dalam wawancara dengan Majalah MATRA.
Di discovermarket, pihaknya melihat peluang besar dengan menawarkan asuransi tertanam yang disesuaikan dengan kebutuhan generasi ini.
“Pendekatan ini sesuai dengan kebiasaan digital mereka dan keterbatasan finansial, sehingga asuransi menjadi lebih mudah diakses,” tambahnya.
Menurut Marco, banyak anak muda memandang asuransi sebagai prioritas yang rendah.
Produk konvensional dianggap mahal, padahal mereka sebenarnya membutuhkan perlindungan.
Untuk mengubah perspektif ini, discovermarket menghadirkan solusi perlindungan asuransi yang relevan, terjangkau, dan mudah diakses.
“Pendekatan asuransi tertanam kami memudahkan generasi muda dalam mendapatkan perlindungan sesuai kebutuhan, baik melalui platform e-commerce, layanan fintech, maupun aplikasi berbagi tumpangan,” jelasnya.
Marco mencontohkan bagaimana discovermarket bekerja sama dengan merek-merek tepercaya di berbagai sektor.
“Platform Marketplace-as-a-Solution (MaaS) kami memungkinkan mitra untuk menyesuaikan produk asuransi mereka melalui ekosistem yang telah kami bangun, termasuk perusahaan asuransi, pialang, dan penyedia layanan lainnya,” ungkapnya.
Ketika nasabah memesan perjalanan, misalnya, mereka dapat menambahkan asuransi kecelakaan sebagai perlindungan tambahan di aplikasi pemesanan.
“Ini membuat asuransi lebih terintegrasi dengan aktivitas digital mereka sehari-hari,” tambahnya.
Lalu, mengapa asuransi tertanam sangat penting?
“Asuransi tertanam adalah cara terbaik untuk menarik minat generasi Milenial dan Gen Z.
Generasi ini menghargai kenyamanan dan menghabiskan banyak waktu di platform digital.
Kami menyasar tempat-tempat mereka berbelanja, memesan perjalanan, dan mengelola keuangan, sehingga mendapatkan perlindungan menjadi lebih sederhana,” tegas Marco.
Menurutnya, pendekatan ini membantu mematahkan stigma bahwa asuransi hanya untuk kalangan atas.
“Asuransi tertanam yang kami tawarkan terjangkau, relevan, dan tepat sasaran,” tambahnya.
Marco juga menyoroti pentingnya keterjangkauan dan aksesibilitas dalam mempermudah kaum muda memilih asuransi.
“Persepsi bahwa asuransi itu mahal menjadi penghalang besar.
Kami berusaha mengubah pola pikir ini dengan menghadirkan solusi modern yang mudah diakses dan dapat disesuaikan dengan gaya hidup mereka,” paparnya.
Di sisi lain, literasi keuangan juga memainkan peran penting.
“Dengan meningkatkan literasi keuangan, kami bisa membantu anak muda memahami pentingnya asuransi untuk masa depan mereka,” jelas Marco.
Melalui kolaborasi dengan merek-merek tepercaya dan platform digital, discovermarket menyediakan konten edukasi yang menarik serta menyesuaikan produk perlindungan ke dalam skenario kehidupan nyata.
“Ini meningkatkan pemahaman mereka akan pentingnya asuransi dan membuatnya lebih relevan dengan gaya hidup mereka,” katanya.
Discovermarket juga memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pengalaman nasabah dalam membeli dan mengelola asuransi.
“Sebagai penyedia Marketplace-as-a-Service, kami memungkinkan mitra kami untuk menghadirkan produk inovatif dengan biaya yang lebih efisien.
Bahkan, melalui penggunaan AI, kami bisa menyesuaikan solusi asuransi yang paling tepat untuk mereka,” kata Marco.
Dia menambahkan, inovasi seperti asuransi parametrik memungkinkan pembayaran klaim yang lebih cepat tanpa perlu dokumen panjang, yang tentunya akan menarik generasi yang menyukai kesederhanaan.
Lantas, apa dampak strategi ini bagi percepatan inklusi keuangan di Indonesia?
“Kami ingin membangun ekosistem asuransi yang terintegrasi dengan transaksi sehari-hari, sehingga asuransi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan konsumen,” ungkap Marco.
Menurutnya, ketika lebih banyak individu memiliki akses terhadap produk asuransi yang terjangkau, hambatan keamanan finansial akan berkurang, mendorong partisipasi yang lebih luas dalam sistem keuangan dan mengatasi kesenjangan perlindungan yang ada.
Selain itu, prospek sektor insurtech di Indonesia juga menunjukkan tanda-tanda positif.
“Pada paruh pertama 2024, insurtech mendapatkan pendanaan terbesar, yakni $47 juta, dibandingkan tahun lalu yang hanya $7,5 juta.
Ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap pertumbuhan sektor ini,” pungkas Marco.
Discovermarket berkomitmen untuk terus berinovasi, memperluas fokus tidak hanya pada asuransi cyber, tetapi juga jenis-jenis asuransi lainnya, seperti perjalanan dan parametrik.
Dengan mendiversifikasi penawaran, Marco berharap dapat memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam, serta meningkatkan aksesibilitas dan pemahaman tentang asuransi di kalangan generasi muda di Indonesia.