MATRANEWS.ID – Saat kita membicarakan pria Gen Z hari ini, apa yang pertama kali muncul dalam benakmu? Mungkin sebagian dari kita langsung memikirkan mereka yang sedang duduk berjam-jam di depan layar komputer, tenggelam dalam dunia game atau sibuk mengedit foto untuk feed Instagram mereka yang estetis.
Pria Gen Z—lahir di antara akhir 1990-an dan awal 2010-an—adalah generasi yang penuh energi, kreatif, dan sangat adaptif terhadap perkembangan teknologi. Dalam artikel ini, kita akan membahas hobi-hobi yang lagi viral di kalangan pria Gen Z, dari dunia game yang kompetitif, seni fotografi yang semakin populer, hingga cara mereka menghasilkan uang dari bisnis online.
Game: Lebih dari Sekadar Hobi, Ini Gaya Hidup!
Tak bisa dipungkiri, gaming sudah menjadi salah satu hobi paling dominan di kalangan pria Gen Z. Mereka bukan lagi bermain game hanya untuk mengisi waktu luang, melainkan menjadikan game sebagai bagian dari gaya hidup. Game bukan cuma permainan, tapi arena di mana mereka bisa mengekspresikan diri, bersaing, dan bahkan meraih kesuksesan finansial.
Esports: Olahraga Baru Generasi Muda
Berkembangnya esports menjadi bukti nyata bahwa game telah berubah dari sekadar hiburan menjadi olahraga yang diakui. Turnamen esports seperti Mobile Legends, Dota 2, dan PUBG sering kali menjadi topik hangat di media sosial dan televisi. Beberapa anak muda bahkan menjadikan esports sebagai karier profesional. Ambil contoh RRQ Lemon, salah satu atlet esports ternama di Indonesia. Penghasilan yang ia raih dari bermain game dan endorse produk bisa membuat siapa pun iri.
Namun, di balik gemerlapnya dunia esports, ada jam-jam latihan yang tidak main-main. Bagi mereka yang ingin serius di dunia ini, bermain game bisa memakan waktu berjam-jam setiap hari, dengan fokus yang tak kalah dari atlet olahraga tradisional. Ini bukan hanya soal keterampilan, tapi juga kerja tim, strategi, dan mental baja.
Streaming Game: Peluang Mendulang Rupiah
Tak hanya esports, streaming game juga menjadi tren besar di kalangan pria Gen Z. Platform seperti Twitch, YouTube Gaming, dan Facebook Gaming memungkinkan mereka menyiarkan permainan mereka kepada jutaan penonton. Popularitas para streamer ini bahkan bisa menyaingi selebriti di industri hiburan.
Salah satu keuntungan terbesar dari streaming adalah monetisasi. Melalui donasi dari penonton, iklan, sponsor, dan penjualan merchandise, banyak streamer sukses meraup keuntungan besar. Beberapa nama besar seperti PewDiePie atau Jess No Limit telah membuktikan bahwa bermain game bisa menjadi profesi yang menghasilkan.
Namun, ini bukan jalan instan menuju kekayaan. Butuh konsistensi dan personality yang menarik untuk bisa bertahan di dunia streaming game. Menjadi entertainer, sambil bermain game dengan baik, merupakan kombinasi yang tidak mudah dicapai oleh semua orang.
Fotografi: Seni yang Menyatu dengan Teknologi
Selain game, hobi lain yang juga tengah viral di kalangan pria Gen Z adalah fotografi. Namun, fotografi Gen Z berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka menggabungkan kreativitas seni dengan teknologi canggih, terutama dalam hal editing dan distribusi karya.
Mobile Photography: Cukup dengan Smartphone
Jika generasi sebelumnya butuh kamera DSLR untuk mengambil gambar berkualitas, pria Gen Z cukup bermodalkan smartphone. Kemajuan teknologi kamera pada smartphone modern memungkinkan mereka menghasilkan gambar-gambar berkualitas tinggi hanya dengan satu klik. Platform seperti Instagram, Pinterest, dan VSCO menjadi etalase digital untuk karya-karya mereka. Feed Instagram yang rapi, estetis, dan penuh warna kini menjadi tujuan bagi banyak pria Gen Z.
Editing foto pun kini tak perlu perangkat lunak berat seperti Photoshop. Aplikasi editing seperti Lightroom, Snapseed, atau bahkan filter bawaan Instagram sudah cukup untuk menghasilkan karya yang memukau. Setiap foto bisa diedit dalam waktu singkat dan langsung dibagikan ke ribuan pengikut.
Fotografi Konseptual: Menyampaikan Pesan Lewat Gambar
Lebih dari sekadar estetika, pria Gen Z banyak yang tertarik dengan fotografi konseptual. Mereka menggunakan kamera sebagai medium untuk menyampaikan pesan atau ide. Misalnya, tren fotografi minimalis dan abstrak yang semakin populer di kalangan anak muda ini. Foto-foto ini lebih dari sekadar visual yang menarik—mereka adalah cerita, emosi, dan pesan yang ingin disampaikan kepada audiens.
Selain itu, fotografi konseptual sering kali digunakan untuk mendukung gerakan sosial atau kampanye lingkungan. Street photography juga menjadi pilihan yang populer, dengan Gen Z yang suka menangkap momen-momen realitas kehidupan sehari-hari, menggambarkan cerita kota dengan cara yang unik.
Dunia Komunitas dan Kolaborasi Fotografi
Fotografi juga membuka peluang untuk berjejaring dan berkolaborasi. Gen Z senang bergabung dalam komunitas fotografi online atau offline. Dengan komunitas ini, mereka bisa belajar, bertukar pengalaman, bahkan mendapatkan proyek kolaboratif.
Mereka juga memanfaatkan platform kolaborasi visual seperti Behance atau 500px, di mana karya mereka bisa diakui oleh fotografer profesional lainnya. Dalam komunitas ini, mereka belajar bahwa fotografi bukan sekadar hobi pribadi, tapi juga sebuah pengalaman sosial.
Bisnis Online: Mengubah Passion Jadi Cuan
Bagi pria Gen Z, bisnis online adalah jalan lain untuk mengejar kesuksesan. Dengan akses yang mudah ke internet dan teknologi, banyak dari mereka yang mulai berwirausaha sejak usia muda. Mereka tidak lagi tergantung pada jalur karier konvensional, tetapi menciptakan usaha sendiri dari hal-hal yang mereka cintai.
E-commerce: Dari Dropshipping Hingga Produk Handmade
Salah satu model bisnis yang paling populer adalah e-commerce. Pria Gen Z tak ragu membuka toko online di platform seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, atau bahkan Instagram Shop. Banyak yang memilih model dropshipping, di mana mereka tidak perlu menyimpan stok barang sendiri, melainkan menghubungkan langsung pembeli dengan supplier.
Ada juga yang lebih suka menciptakan produk handmade mereka sendiri. Mulai dari fashion hingga aksesoris gadget, mereka menciptakan produk-produk unik yang menarik bagi pasar niche. Dengan branding personal dan cerita produk yang kuat, mereka bisa menarik perhatian pembeli dan menciptakan komunitas loyal.
Content Creation: Menghasilkan dari Media Sosial
Selain berjualan produk fisik, pria Gen Z juga melihat potensi besar dalam content creation. Mereka memanfaatkan media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube untuk membangun audiens. Content creation ini bisa berupa vlog, tutorial, atau konten hiburan yang menarik perhatian ribuan hingga jutaan orang.
Monetisasi dari content creation datang dari berbagai sumber. Mereka bisa mendapatkan penghasilan melalui iklan, endorsement, sponsor, dan program afiliasi. Content creator yang sukses bisa meraih pendapatan besar hanya dengan memproduksi konten di rumah.
Dropshipping Digital: Jual Jasa dan Produk Digital
Selain produk fisik, pria Gen Z juga menjual produk dan jasa digital. Ini bisa berupa desain grafis, pembuatan website, pengelolaan media sosial, hingga kursus online. Dengan keahlian yang mereka miliki, mereka menjualnya kepada individu atau bisnis yang membutuhkannya.
Produk digital seperti template desain, plugin website, atau preset foto juga menjadi salah satu sumber pendapatan. Mereka membuatnya sekali, dan kemudian menjualnya berulang kali melalui platform seperti Etsy atau Creative Market.
Hobi Pria Gen Z yang Mengubah Dunia
Dari game, fotografi, hingga bisnis online, hobi-hobi ini tidak hanya tentang kesenangan semata. Mereka adalah bentuk ekspresi diri, pencarian identitas, dan sarana menghasilkan uang. Pria Gen Z tidak takut untuk mengikuti passion mereka dan menjadikannya sesuatu yang produktif, baik itu secara kreatif maupun finansial.
Hobi yang dulu dianggap remeh kini bisa menjadi profesi yang menjanjikan, berkat teknologi dan internet. Mereka mengubah cara kita memandang dunia, bagaimana kita berinteraksi, dan bagaimana kita menjalani hidup sehari-hari. Dengan kreativitas yang terus mengalir dan adaptasi cepat terhadap perubahan, pria Gen Z adalah pionir dalam menciptakan masa depan yang lebih fleksibel, inovatif, dan berdaya saing tinggi.
Sumber daya mereka? Imajinasi tanpa batas, akses teknologi, dan keberanian untuk mencoba hal baru. Dunia sedang berubah, dan mereka ada di garis depan perubahan itu.