Ini Dia Rekaman Detil Percakapan Jokowi Soal Vaksin Nusantara

Ini Dia Rekaman Detil Percakapan Jokowi Soal Vaksin Nusantara

Viral rekaman Percakapan Jokowi.  Mengutip Beritasenator.com mengenai obrolan Presiden Joko Widodo dengan sejumlah pejabat terdengar dalam rekaman video kunjungan ke Kalimantan Timur, Selasa (24/8).

Dalam rekaman itu terungkap sejumlah pejabat seperti Gubernur Kaltim hingga Panglima TNI Hadi Tjahjanto ternyata sudah mendapat suntikan dosis ketiga atau vaksin booster Covid-19.

Rekaman Jokowi soal vaksin nusantara yang viral di video itu sempat tersiar di kanal YouTube Sekretariat Presiden, kini telah dihapus.

Rekaman itu menampilkan momen ketika Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di SMPN 22 Kota Samarinda, Kaltim, Selasa (24/8).

Jokowi didampingi oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, serta Wali Kota Samarinda Andi Harun.

Sudah dihapus, tapi pembicaraan Jokowi mengenai vaksin Nusantara sudah terlanjur menyebar.  Obrolan itu berlangsung, sebelum Jokowi melakukan video conference.

Para pejabat tersebut terlihat tengah berbincang-bincang dan terdengar dalam video. Para pejabat tersebut terlibat percakapan mengenai Vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto hingga vaksin booster.

Jokowi berujar tentang suntikan buster buat dirinya, agar tak terpapar virus Corona, “Saya nunggu. Nunggu Pfizer.”

Nah, berikut detilnya.

Di sela-sela meninjau proses vaksinasi, Wali Kota Andi mulanya mengaku sudah mendapat dua suntikan vaksin dan berencana mendapat Vaksin Nusantara. Jokowi menanggapi hal tersebut dengan sedikit bercanda.

Baca juga :  Sebagai Cucu Pahlawan Soedirman, Ganang Rajin Menjalin Silaturahmi

“Oh, pantes segar benar. Mendahului kita ini Pak Wali Kota,” kata Jokowi sambil terkekeh.

Jokowi kemudian bertanya apakah Andi sudah mendapat Vaksin Nusantara. Namun, menurut Andi, ia belum disuntik Vaksin Nusantara dan ingin mencoba. Kemudian, Jokowi bertanya kepada Panglima Hadi apakah sudah menerima Vaksin Nusantara.

“Siap, sudah,” jawab Panglima.

“Pada enggak ngajak-ngajak kita ya,” balas Jokowi.

Usai membicarakan Vaksin Nusantara, perbincangan beralih mengenai suntikan vaksin booster. Gubernur Isran Noor yang mulanya membuka percakapan mengenai hal ini.

Awalnya, Isran mempertanyakan apakah Panglima sudah mendapatkan vaksin booster. Panglima kembali menjawab sudah mendapatkan vaksin booster, namun tidak terdengar jelas vaksin yang digunakan.

Sementara, Isran mengaku dia sudah mendapatkan vaksin booster. “Saya juga sudah booster, tapi Moderna,” kata Isran.

Menteri Pertahanan Prabowo kemudian menimpali dan bertanya kepada Presiden Jokowi apakah sudah mendapat vaksin booster atau belum.

“Sudah booster semua, Pak. Pak Presiden belum, Pak? tanya Prabowo.

Jokowi kemudian menjawab dengan, “enggak, saya nunggu. Nunggu Pfizer.”

Ihwal booster vaksin ini telah diatur oleh pemerintah. Pihak yang diprioritaskan mendapat booster vaksin adalah tenaga kesehatan yang prosesnya masih berjalan.

Vaksin booster kepada nakes akan menggunakan Moderna. Belum ada ketentuan booster untuk masyarakat umum maupun pejabat pemerintah.

Adapun vaksin yang distribusi dan penggunaannya diatur oleh negara terbatas hanya merek-merek tertentu.

Baca juga :  Yang Disebut Taliban Di KPK Ternyata Orang Cina, Benarkah?

Selain Moderna yang khusus digunakan sebagai vaksin booster, vaksin lain yang dikelola pemerintah dan bisa didapat oleh masyarakat adalah Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Novavax, dan vaksin yang masuk program Gotong Royong.

Sementara Vaksin Nusantara di luar ketentuan pemerintah dan hingga saat ini belum mendapatkan izin edar atau izin uji klinis. Vaksin ini tidak masuk dalam program vaksinasi nasional.

BPOM menyatakan vaksin yang diprakarsai mantan menteri kesehatan Terawan Agus Putranto itu sudah disepakati tidak untuk pengembangan vaksin massal, melainkan hanya menjadi riset dan pelayanan.

Putusan itu disahkan melalui nota kesepahaman atau MoU yang diteken BPOM, Kemenkes, dan TNI AD pada 19 April 2021.

Tinggalkan Balasan