IPPA Member, Monochrome

IPPA Member, Monochrome
Triyudha Ratulangie Ichwan alias Tuta.
Taufik Dasaad

MATRANEWS.id –Mister Tuta dan Taufik Dasaad termasuk fotografer senior, yang aktif di Indonesia Professional Photographer Association.  Fotonya sengaja ditampilkan,  dicari yang masih berwarna. Karena hidup mereka ini, memang penuh warna. Sejak jaman kamera analog.

Di komunitas IPPA member, mereka tak hanya saling komen, tapi iseng. Kali ini, yang dilempar ke grup IPPA,  WhatsApp — bukan di Facebook –oleh mereka berdua, adalah sosok-sosok anggota IPPA. Dari foto warna, tapi kemudian diolah menjadi foto-foto hitam putih.

Kapan anggota ini difoto,  yang bersangkutan juga sudah lupa momennya.  Triyudha alias Tuta  dan Taufik, hanya “jail”  dalam mengasah kepekaan fotografi. Untuk memancing, fotografer yang lain, untuk berkreasi. Simpel, namun sophisticated.

Saling sharing hingga eksistensi fotografer dalam tataran kompetensi, memang seru.  Foto ini, menurut mereka disebut monochrome atau apalah namanya.  Yang pasti, keren.

Foto ini, terlepas ‘standar kualitas exposure’ atau pencahayaan. Juga tak dibahas,  light meter atau flash meter. Diskusi, sepertinya akan ke arah tool tersebut, yang  membantu menentukan ISO, speed dan diafragma yang dibutuhkan.

Momen foto asli, diubah ke format Hitam Putih (BW).  Hitam, putih serta gradasi antara keduanya. Tak di-oprek lebih lanjut soal “dramatik”-nya. Karena sejatinya, kapan kejadian pemotretan itu, berlangsung tidak terjadwal dan tanpa konsep.

Tak jelas juga, format BW ini memakai tes lighting sesungguhnya.

Baca juga :  Antusiasme MA Darul Ulum Panyaungan Ikuti Aksi Kemanusiaan yang Diadakan oleh Komunitas Perempuan

Inilah selera format hitam-putih, tidak diganggu oleh elemen warna dan white balance. Sepertinya, menggunakan aplikasi software.

Sang fotografer, yang kini terlatih untuk memainkan aplikasi atau format digital. Sepertinya,  sedang iseng, di tengah berita-berita banjir, isu blog natuna, hingga momen asuransi Jiwasraya hingga Garuda.

Terima kasih,  kehidupan, kita memang sedang berada di titik hitam dan putih. Kehidupan terus berjalan, dianugrahi nasib baik. Membuat kita lebih bijak menangkap makna.

Laiknya pergerakan exposure, cahaya, bayangan secara dinamis serta lebih atraktif.  Golnya, melatih taste dan cita rasa seni fotografer. Sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh lightmeter atau flashmeter.

Tinggalkan Balasan