Seberapa penting Papua bagi Jokowi ?
Saya pernah bertemu beliau sekali. Di sudut ruang saya berdiri, mengamati pembicaraan ketika ia baru saja pulang dari Papua dan berbicara dengan beberapa tokoh yang kita kenal di media.
Wajahnya tampak lelah luar biasa. Matanya berkaca. Bukan karena perjalanan ternyata, tetapi ada luka yang ia simpan jauh di lubuk hatinya.
“Kalian tahu.. ?” Katanya membuka pembicaraan. Rahangnya terkatup geram. Semua terdiam mendengarkan setiap baris katanya. “Di Papua ada sebuah desa dimana untuk ke Puskesmas saja orang harus berjalan empat hari lamanya..”
Kami semua terdiam. Sesak. Merasa bersalah. Membayangkan begitu nyamannya kami setiap hari di Jakarta. Semua ada. Bahkan untuk sekedar transportasi, kami tinggal bermain jari di gadget, kendaraan akan datang dalam beberapa menit saja.
Beberapa desa di Papua bahkan jauh dari yang namanya peradaban. Ketika kota besar merayakan malam tahun baru dengan pancaran cahaya gegap gempita, banyak desa disana yang gelap gulita.
Kita merdeka sudah 72 tahun lamanya, tetapi Papua masih saja seperti masa dimana negeri ini masih terjajah.
Ada luka dihati Jokowi ketika melihat kenyataan yang ada langsung terhampar didepan mata. Luka itu bagai irisan belati ditaburi cuka, perih menghadapi “sila keadilan sosial” yang tidak berlaku untuk Papua.
Sampai sekarang, sudah 9 kali Jokowi kesana. Melihat langsung pembangunan infrastruktur mulai jalan sampai listrik yang ia kucurkan dengan nilai triliunan rupiah. Ia memaksa Pertamina mengurangi keuntungan perusahaan untuk membangun bbm satu harga. “Papua adalah bagian dari kita. Mereka berhak mendapat hak yang sama..” Katanya.
Melihat foto dirinya merangkul dua anak Papua ditangannya, Jokowi seakan ingin berkata kepada mereka. “Nak, maafkan kami yang dulu sudah mengabaikanmu. Ijinkan kami membangun wilayahmu. Ketika kalian besar nanti, jangan lupakan tanah kalian sendiri..”
Jokowi tidak mencurahkan rasa pedihnya dengan hanya berkata, atau membuat curhatan di media sosial sebagai pencitraan saja. Ia diam dan bekerja, setahap demi setahap, membangun Papua.
Seharusnya kita semua mengangkat secangkir kopi untuknya. Dan memberinya penghormatan bahwa dialah sejatinya bapak orang Papua..
Bapak Jokowi, secangkir kopi untukmu..
Dariku. Anak bangsa yang bangga.
Denny Siregar