Kopi Ganja Buwas Makin “Memanas”

Kopi Ganja

Suasana di lobi kantor Pusat Badan Urusan Logistik (BULOG) di bilangan Gatot Subroto pagi ini tampak berbeda dengan hari sebelumnya. Pintu utama gedung ini dipadati para penikmat kopi.

Hari ini (Rabu/19/2) Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) meresmikan pembukaan kedai Jenderal Kopi Nusantara Buwas.

Tak seperti biasanya, peresmian kedai kali ini juga dihadiri Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto. Menunjukkan kedai Jenderal Kopi Nusantara Buwas ini berkelas.

Stretegi bisnis yang dilakukan Budi Waseso terbilang luar biasa. Jauh sebelum melakukan grand launching pada hari ini, mantan Kepala BNN ini sudah memperkenalkan lebih dulu produknya setahun lalu.

Bahkan, masyarakat sudah mengenal dan menikmati seduhan kopinya. Hari ini adalah “gong” yang membuat pamor Kopi Jenderal makin menggema. Kehadiran kedai Jenderal Kopi Nusantara Buwas ini cukup menyemarakan industri perkopian di Indonesia.

Kopi Jenderal merupakan bisnis pribadi Budi Waseso. Dalam peresmian kedai Jenderal Kopi Nusantara ini, Buwas bercerita soal kisah di balik Kopi Ganja yang juga dijajakan di kedai ini.

Kopi Ganja adalah campuran Kopi Gayo dan Jawa (Ganja). Ia terinspirasi membuat Kopi Ganja kala masih menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) di tahun 2018 silam.

Ia melihat begitu banyak tanaman ganja subur di Aceh berpikir untuk menggantinya dengan kebun kopi. Ide itu ia peroleh usai ia bertolak ke Kolombia untuk mencari cara menangani narkotika.

“Saya mau buat alternative development, tidak bisa ganja, harus berubah, karena ganja kurang bermanfaat. Salah satunya dari Kolombia mengatakan kopi. Karena ketinggian 1.200-1.400 meter itu bagus untuk kopi dan hasilnya berkualitas,” kata Buwas.

Dengan dibantu rekan kerjanya di BNN, akhirnya Buwas sukses memberdayakan petani di Aceh untuk menanam kopi.

“Akhirnya program membuat kopi saya laksanakan di Aceh dibantu teman-teman BNN. Akhirnya di situ pendek cerita saya berhasil melaksanakan alternatif perkebunan ganja dengan tanaman kopi,” ujar Buwas.

Sasar Pasar Mancanegara

Bisnis Kopi Jenderal makin “memanas”, terbukti pasar yang disasar tak hanya dalam negeri, namun hingga mancanegara.

“Kopi Jenderal sudah dipasarkan di tujuh negara Eropa. Di dalam negeri malah belum. Nah sekarang kita luncurkan di dalam negeri,” kata Buwas.

Diberi nama jenderal karena Buwas merupakan purnawirawan Polri dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal bintang tiga.

“Jadi di merek kopi ada tiga bintang. Selain karena saya jenderal polisi bintang tiga, Polri punya Tri Brata,” ujarnya.

Kualitas kopi Nusantara, kata Buwas, sangat tinggi asalkan diolah secara benar.”Kopi Jenderal rata-rata gradenya 88. Ada kopi dari Mamasa yang grade nya sampai 90,6,” terang Buwas.

Menyambut baik program Buwas, Agus Suparmanto meminta agar potensi berbisnis kopi yang ada ini juga dikembangkan kepada pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).

“Saya lihat Kopi Jenderal telah mengangkat kualitas kopi Indonesia di internasional karena sudah ekspor ke 6 negara di Eropa termasuk ke Mexico. Saya ucapkan selamat. Dan ini mengangkat derajat petani kopi dan memberikan spirit pengusaha kopi karena potensinya besar terutama kopi di Indonesia. Dan kopi di Indonesia ini potensial sekali untuk UKM,” papar Agus.

Kopi Ganja

Dalam kesempatan yang sama, Buwas tak hanya meresmikan kedai Jenderal Kopi Nusantara. Hari ini ternyata Buwas juga berulang tahun ke-60. Sehingga, pembukaan kedai ini juga dimeriahkan dengan acara potong tumpeng. Selamat Jenderal! (Abdul Kholis)

Tinggalkan Balasan