MATRANEWS.id – Dalam menghadapi penyelenggaraan FIBA World Cup 2023 yang akan segera digelar di Jakarta dalam waktu dua bulan, Panitia Pelaksana Lokal (LOC) Indonesia terus berupaya mempersiapkan diri. Salah satu langkah yang diambil oleh LOC adalah memulai sosialisasi penjualan tiket pertandingan FIBA World Cup 2023 yang akan dimulai pada 25 Agustus di Indonesia Arena, Jakarta.
Untuk memudahkan masyarakat dalam membeli tiket, LOC telah membuka stan informasi penjualan tiket di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, sejak 23 Juni hingga 16 Juli 2023. Stan ini berlokasi di lantai LG dan sejalan dengan kegiatan festival bola basket yang berlangsung di tempat tersebut.
“Sifat dari stan ini adalah sebagai bentuk pendampingan bagi pembeli tiket agar mereka dapat dengan mudah melakukannya. Tiket hanya dapat dibeli secara online melalui website resmi FIBA, jadi petugas di stan ini akan membantu mereka yang ingin membeli tiket,” jelas Sekretaris Jenderal LOC FIBA Basketball World Cup 2023 Indonesia, Junas Miradiarsyah, dalam sesi jumpa media di Kota Kasablanka, pada hari Minggu (25/6/2023) siang.
Junas menjelaskan bahwa stan tersebut memberikan bantuan kepada orang-orang yang mengalami kesulitan dalam membeli tiket, seperti kendala teknis atau kebingungan dalam memilih kategori tiket. Dengan adanya stan ini, mereka akan dibimbing dan dipastikan mendapatkan tiket yang diinginkan. Jika seseorang tidak dapat datang langsung ke stan tersebut, mereka juga dapat menghubungi hotline tiket melalui nomor 085280109308.
Junas menyebutkan bahwa terdapat berbagai kategori tiket yang dapat dibeli oleh masyarakat. Mereka dapat memilih untuk mengikuti pertandingan satu tim (follow my team) atau memilih untuk menonton seluruh pertandingan pada akhir pekan (weekend pass).
Menanggapi anggapan bahwa harga tiket pertandingan FIBA World Cup 2023 terlalu mahal, Junas menegaskan bahwa harga tiket bergantung pada posisi tempat duduk. Semakin baik posisi menonton, maka harga tiket akan semakin tinggi.
“LOC juga akan merilis tiket dengan harga yang lebih terjangkau pada 10 Juli mendatang. Harganya akan berada di kisaran 100 ribu hingga 200 ribuan,” ujar Junas.
Junas menjelaskan bahwa LOC telah merancang strategi untuk memastikan Indonesia Arena dengan kapasitas 16 ribu penonton dapat terisi penuh saat turnamen berlangsung. Namun, untuk mencapai hal tersebut, LOC juga membutuhkan informasi yang lebih detail mengenai pemain-pemain yang akan berlaga agar penjualan tiket dapat meningkat.
“Kami sedang menunggu daftar resmi pemain dari tim-tim peserta yang akan bermain di sini, karena itu merupakan informasi yang paling penting. Penjualan tiket sudah dibuka sejak tahun lalu, tetapi tidak dapat disangkal bahwa publik masih menunggu siapa-siapa yang akan bermain. Saat ini, banyak orang yang mengirimkan pertanyaan melalui DM di media sosial mengenai pemain-pemain yang akan datang. Diperkirakan bahwa satu bulan sebelum acara dimulai, semua daftar pemain akan tersedia. Kami berharap informasi ini segera dapat kami peroleh untuk memicu penjualan tiket,” ungkap Junas.
Dalam beberapa hari mendatang, tim nasional Prancis direncanakan akan mengumumkan daftar pemain yang akan berlaga di Jakarta.
Secara keseluruhan, Junas menyatakan bahwa kesiapan Indonesia Arena sudah mencapai lebih dari 99 persen. Namun, tahap persiapan yang tersisa untuk mencapai 100 persen menjadi tahap yang sangat krusial. Oleh karena itu, LOC terus berkoordinasi dengan FIBA dalam periode ini. Delegasi FIBA direncanakan akan melakukan tinjauan ulang terhadap persiapan Indonesia Arena pada awal pekan ini. “Satu bulan sebelum acara, perwakilan FIBA akan berada di sini sepenuhnya,” tambahnya.
Junas memperkirakan bahwa kesiapan operasional LOC mencapai tahap 80 persen. Pada bulan Juli, LOC juga akan beroperasi sepenuhnya di Indonesia Arena.
Untuk melihat sejauh mana kesiapan Indonesia dalam menyelenggarakan acara FIBA World Cup 2023, LOC akan menyelenggarakan test event pada tanggal 1-5 Agustus. Tiga negara, termasuk timnas Indonesia, dijadwalkan akan berpartisipasi dalam test event ini. Test event ini akan memberikan gambaran mengenai penyelenggaraan acara dan akan digunakan sebagai evaluasi untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang mungkin timbul.
“Bagi kita, FIBA World Cup ini adalah sesuatu yang baru. Kita belum memiliki pengalaman menyelenggarakan acara sebesar ini, jadi kami berusaha untuk mempersiapkannya dengan sebaik mungkin. Di satu sisi, kita harus bangga dengan kehadiran World Cup ini dan berharap industri bola basket semakin berkembang,” tutup Junas dengan semangat.