Tahukah Anda Ada Striptease Sepelemparan Batu Dari Istana?

Tak Ada Efesiensi Di Sini

Tahukah Anda Ada Striptease Sepelemparan Batu Dari Istana?

                                       

MATRANEWS.id โ€” Bisnis Manis Striptease Sepelemparan Batu Dari Istana Kembali Berjalan Normal

 TUBUHNYA meliuk gemulai diiringi irama musik. Gerakannya makin panas begitu beat lebih tinggi. Alunan house music menghentak, menghantar tubuh sintalnya kian menggugah birahi.

Di lokasi diskotek, pub, karaoke dan restoran โ€” dengan konsep one stop entertainment โ€” semua jenis hiburan semacam ini, bisa direguk.

 Kegiatan yang jadi perbincangan eksekutif muda ini bisa dinikmati, tak jauh dari Istana Negara, Jakarta Pusat.

 Bukan lagi, eranya menyewa ruang karaoke secara khusus, atau memanggil penari streaptease di kamar hotel jika ada relasi atau temannya berulang tahun.

Liukan-liukan perempuan muda nan cantik, bisa ditemui hampir di setiap pusat hiburan tanpa harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

 Hingga hari ini, belum ada berita penangkapan atau penggerebekan pertunjukan tarian bugil. Bukan karena sulit menangkap basah penari, penyedia, agen atau penyelenggara tarian erotis.

Kita seakan memasuki periode yang tak lagi mempermasalahkan undang-undang pornografi. Laiknya, ketika klub malam menjadi primadona hiburan malam.

Tarian erotis semacam menu utama yang rutin digelar setiap malam dalam hiburan standar.

Menonton streaptease tak perlu harus menyewa VIP room dan bawa perempuan sendiri. Tarian pembangkit birahi, yang dulu hanya bisa dinikmati penonton dalam kelompok kecil, di mana menikmatinya secara privat.

Kini, menikmati gelinjang wanita telanjang, hanya bermodalkan, memesan segelas minuman dan duduk di bar.

Banyak tempat hiburan malam, menyajikan tarian aduhai pada jam-jam tertentu, laiknya pertunjukan bioskop twenty one, ada show time tiap jam. Tarian erotis dianggap bukan merupakan perbuatan melanggar kesopanan atau kesusilaan.

Suguhan tarian ala lesbian bercinta dan โ€œmenjualโ€ kebugilan, ditingkahi alunan house music, akan dengan mudah kita dapati.

Tampak, para pengunjung โ€“ yang rata-rata lelaki dewasa โ€“ duduk bergeming dengan mata lurus ke arah panggung atau catwalk mini. Rupanya, mereka tengah menikmati keindahan tubuh seorang penari yang lagi beraksi.

Wow, ada enam perempuan muda belia, berlengggak-lenggok gemulai. Tubuhnya hanya dibalut pakaian pesenam lantai.

Sesungguhnya, untuk ukuran ketimuran, tarian-tarian ini sungguh tak sesuai nilai-nilai seni budaya kita. Gerak ritmis dalam tarian bugil itu, ujung-ujungnya, satu persatu, perempuan muda itu mempreteli bajunya hingga telanjang bulat.

Penonton tak ada yang bertepuk tangan. Aksi perempuan-perempuan muda itu, seolah sajian biasa. Ada yang menatap tajam, tak berkedip mata.

Di sudut ruangan yang lain, banyak juga kaum pria berinteraksi dengan โ€œcompanionโ€ di sampingnya. Dan, โ€œlive show girlsโ€โ€”yang lenggoknya terkesan asal-asalan itu, menghampiri satu-satu pengunjung.

Giliran para penari mencari mangsa, ia turun dari lantai dansa panggung utama. Para penari, kemudian berpindah, menghampiri satu persatu tempat duduk atau meja kecil para pengunjung. Di bangku juga ada banyak perempuan cantik dari cungkok hingga Rusia, duduk menunggu.

Adegan semacam ini, bukan saja terjadi di sebuah kafe โ€œone stop entertainmentโ€ di kawasan dekat istana , tapi juga di sekitaran  Pasar Baru, Jakarta Pusat. Tarian langsung โ€œopenโ€, tak ubahnya show lokasi hiburan yang hanya sepelemparan batu dari Istana Negara.

 Bila kita melangkahkan kaki, ke kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat, ada satu dua hotel, termasuk yang dekat Ancol, Jakarta Utara terkenal menyediakan tarian-tarian erotis dan spa.

Perempuannya cantik-cantik dan bergelar mahasiswi. Jangankan meminta nomer handphone, para penari dengan bertelanjang dada mendekat ke para pengunjung satu persatu. Ia duduk minta dipangku.

Adegan striptease di Jakarta, berbeda dengan tampilan para penari streatease tempat selebriti papan atas dan eksekutif top berkongko โ€“ semacam Stringfellow Present Pure Platinum, yang sangat terkenal di New York, atau di King Cross di Benua Kangguru, dan Gold Coast. โ€œYang masih ada kode etiknya,โ€ ujar seorang pengunjung.

Tak cuma berlenggok ria, penari bugil lokal merayu tamu untuk membeli minuman.

Aksinya semakin โ€œhotโ€, tatkala minuman dijejal ke mulut sang penari. Jika pria yang mentratir minum, ia boleh merangkul erat. Dan, hiburan malam berbau mesum semacam ini terus terjadi dan berlangsung tiap malam.

Tak ada efesiensi di sini. Semua pria royal.