MATRANEWS.id — “Manusia tak selamanya berada di bawah. Adakalanya, ia akan berada dalam posisi puncak”.
Pepatah klise ini sering kita dengar, baik dari para orang tua maupun para bijak lainnya. Dan, masih relevankah pepatah itu dengan keadaan sekarang?
Tentu saja, masih relevan.
Misalnya, bagaimana jika rekan kerja yang satu divisi dengan Anda dipercaya oleh manajemen untuk menjadi pimpinan Anda?
Sikap apa yang harus Anda lakukan terhadap rekan Anda itu?
S.S Budi Rahardjo, salah satu pemerhati etiket menyarankan, meskipun rekan Anda menjadi bos, seyogianya ia harus tetap dihormati.
“Mentang-mentang dia teman kita, langsung masuk ke ruang kerjanya tanpa melalui sekretaris. Itu tidak baik,” ujar pemilik Lembaga Pendidikan Densus Digital ini.
Ingat dan berperilaku, “Bagaimanapun, dia adalah bos Anda.”
Nah, agar Anda tidak salah melangkah, ini tipnya:
1. Respek. Sebagai teman yang baik, Anda justru harus lebih menunjang keberadaan teman sebagai bos.
Caranya, cobalah Anda untuk selalu mem-back up apa pun yang dibutuhkannya.
Membangun hubungan dengan jaringan kerja, dan membuat perencanaan kerja merupakan langkah yang baik.
Atau, mengambil keputusan tanpa meminta bantuan dan petunjuk dari teman Anda yang menjadi bos. Tapi tentunya, ini sesuai dengan wewenang yang telah diberikan.
Kemudian, berilah motivasi kepada teman Anda secara profesional. Caranya, Anda menyelesaikan tugas yang diberikannya dengan hasil memuaskan.
Ingat, jangan pernah ada pikiran, Anda merasa tersaingi olehnya!
2. Profesional. Meskipun ia teman kita, dia tetap seorang atasan.
Anda tak boleh memanggil namanya tanpa diawali dengan ucapan bapak atau ibu. Alasannya, untuk kepentingan umum.
Memanggil nama akrab rekan Anda boleh-boleh saja. Dengan catatan, itu dilakukan hanya ada Anda dan dia.
Dalam hal ini Anda boleh bersikap seperti kawan jika berdua. Namun, bila ada karyawan lain, hubungan Anda dan atasan harus bersikap profesional. Atau, istilahnya hubungan berjarak.
Jadi, ingatlah akan posisi teman Anda.
3. Team. Untuk mencapai tujuan bersama, sebaiknya Anda dan rekan Anda harus seiring berjalan.
Artinya, Anda dan dia adalah Team: T (Together), E (Everyone), A (Accomplishes), dan M (More).
Jika Anda selalu bersama dia, tentunya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
4. Proaktif. Ketika bos membutuhkan, sebaiknya Anda harus bersikap proaktif.
Apa yang bisa dilakukan untuk teman Anda yang sudah banyak memiliki beban pekerjaan?
Di sinilah Anda harus bersikap respek dengan cara proaktif. Karena, ia tidak mendapat input yang baik dari orang lain.
Sedangkan teman Anda itu sangat percaya bahwa dirinya bisa mendapat feed back yang bagus dari Anda dan menunjang keberadaannya.
5. Saling membutuhkan. Harus diakui, Anda dan teman yang menjadi pimpinan harus bersikap saling membutuhkan, mendukung, dan menghargai.
Ini merupakan landasan yang kuat untuk berkembang bersama-sama.
6. Budaya Nyaman. Ini salah satu hal yang harus dibangun.
Cobalah ciptakan budaya nyaman antara Anda dan si dia yang menjadi pimpinan.
Jika budaya ini sudah bisa diciptakan, tak heran Anda pun akan maju bersama-sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Jadi, kini kunci keberhasilan ada di tangan Anda dan si dia yang menjadi pimpinan dalam memutar roda usaha. Selamat bekerja!