MATRANEWS.id — Bumi, planet tempat tinggal kita tengah menghadapi tantangan besar akibat kegiatan manusia yang tidak ramah lingkungan.
Perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, pencemaran lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan telah mengancam keberlanjutan kehidupan di bumi.
Demikian disampaikan Pemerhati Lingkungan Dudi Rahman saat menjadi pemateri pada webinar nasional dalam rangka peringatan Hari Bumi atau Earth Day 2024, Sabtu (27/4/2024).
Acara ini terselenggara atas kerja sama Netralnews.com (NNC) dengan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI), Universitas Negeri Malang, dan Sinau Cagar Budaya (Sigarda).
Dalam webinar ini, Dudi Rahman memaparkan soal pemanasan global (global warming) serta dampak dan upaya atau solusi yang perlu dilakukan dalam meminimalisir dampat tersebut.
Berdasarkan laporan terbaru dari Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim atau Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), suhu rata-rata bumi naik 1,1˚C sejak era pra-industri, 1850-1900.
“Emisi gas rumah kaca diproyeksikan akan terus meningkat dan suhu global diestimasi akan naik hingga 1,5˚ C di atas level pra-industri dalam beberapa dekade mendatang,” kata Dudi.
Pemanasan global ini, sebutnya, dapat mengakibatkan dampak yang signifikan pada lingkungan dan tentu saja ini membutuhkan perhatian dan tindakan segera dari seluruh masyarakat global.
“Kepedulian dan partisipasi aktif kita hari ini sangat penting untuk menjamin keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Dudi menjelaskan, dampak pemanasan global mengakibatkan meningkat dan meluasnya kekeringan, kemudian meluasnya penyebaran penyakit, naiknya permukaan laut, mempengaruhi pertanian, krisis air bersih, mempengaruhi aktivitas manusia, mengganggu kesehatan manusia, serta terjadinya peristiwa alam yang ekstrem.
Dalam meminimalisir atau mengatasi dampak tersebut, maka perlu melakukan mitigasi untuk solusi berkelanjutan.
Berkelanjutan dimaksud yakni pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
“Jadi salah satu upaya untuk minimalkan pemanasan global perlu dicarikan solusi yang berkelanjutan,” tuturnya.
Terkait itu, Budi menyebut ada tiga aspek atau pilar berkelanjutan, yaitu lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Pada pilar lingkungan, langkah-langkah yang perlu dilakukan yakni menjaga kelestarian alam dan ekosistem, mengurangi dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan, menggunakan sumber daya terbarukan secara efisien.
Dari sisi ekonomi, harus mempertimbangkan dampak jangka panjang dalam pengambilan keputusan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi yang berkelanjutan, serta mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang seimbang dengan kelestarian lingkungan.
“Sementara dari sisi sosial, kita harus menjamin kesejahteraan masyarakat, menghormati hak asasi manusia, mempromosikan keadilan dan kesetaraan,” papar Dudi.
Selain tiga pilar tersebut, Dudi menyebut mengurangi emisi gas rumah kaca,
melestarikan hutan, serta mengubah pola konsumsi dan gaya hidup menjadi solusi untuk meminimalkan pemanasan global.
Pertama, mengurangi emisi gas rumah kaca dilakukan dengan menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan air.
“Kemudian meningkatkan efisiensi energi di rumah, perkantoran, dan industri. Serta mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan beralih ke transportasi ramah lingkungan,” ucap dia.
Kedua, melestarikan hutan dengan cara menghentikan deforestasi dan kebakaran hutan. Melakukan reboisasi dan pengijauan kembali.
“Ketiga, mengubah pola konsumsi dan gaya hidup. Membatasi penggunaan plastik sekali pakai, mendaur ulang sampah dan mengurangi pembuangan sampah,” bebernya.
Tak hanya itu, Chairman Energy & Mining Editor Society (E2S) ini juga menyebut beberapa langkah penting lainnya dalam mendukung upaya meminimalisir dampak pemanasan global.
Pertama, mendukung kebijakan dan regulasi lingkungan. Hal ini dapat dilakukan
dengan mempromosikan teknologi bersih dan energi terbarukan, juru kampanye dan advokasi kebijakan lingkungan kepada masyarakat luas, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, kolaborasi dan jaringan.
Kedua, meningkatkan kesadaran masyarakat. Dalam hal ini, mengedukasi masyarakat tentang dampak pemanasan global, mengkampanyekan gaya hidup yang berkelanjutan, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
Lebih lanjut, Dudi mengatakan bahwa peran
generasi muda menjadi penting dalam pelestarian lingkungan untuk meminimalkan pemanasan global.
“Generasi muda penting dilibatkan karena sejumlah faktor, di antaranya masa depan mereka yang panjang, pemikirian yang segar dan terbuka, penguasaan teknologi, serta kemampuan adaptasi dan inovasi,” terangnya.
Dudi menambahkan, aksi nyata yang dapat dilakukan generasi muda, seperti mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan, menerapkan prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle), dan terlibat dalam pelestarian lingkungan.
Kemudian memanfaatkan media sosial dan teknologi untuk ikut berperan mempromosikan pendidikan lingkungan yang dimulai dari diri sendiri, tetangga, dan masyarakat sekitar.
“Masa depan bumi ada di tangan kita. Mulailah bertindak sekarang untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mewujudkan bumi yang berkelanjutan!” pungkas Dudi.
Sebagai informasi, dalam webinar tersebut juga diumumkan pemenang lomba video pendek bertema ‘Cara Saya Menjaga Bumi’.
Lomba yang digelar pada 15 Februari – 10 April 2024 ini diikuti oleh 231 peserta dari berbagai daerah se-Indonesia. Setelah melalui proses penjurian yang ketat, dewan juri memilih 10 karya terbaik sekaligus menentukan pemenang lomba tersebut pada 25 April dan diumumkan hari ini.
Adapun kegiatan webinar dan lomba video pendek ini didukung oleh Harita Nickel, Agincourt Pt Agincourt Resources, PT Pertamina Gas Negara (PGN), Geo Dipa Energi Persero, dan PT Shenhua Guohua Pembangkitan Jawa Bali (SGPJB) sebagai JVC dari PLTU Jawa 7.
Turut hadir dalam acara webinar, Pemimpin Umum Netralnews Hotma Simatupang dan Pemimpin Redaksi Sulha Handayani, kemudian perwakilan dari AGSI, Universitas Negeri Malang, Sigarda, perwakilan sponsor, serta peserta webinar dan para peserta lomba.