Zelensky: Rusia Merencanakan Serangan pada Pembangkit Nuklir, Potensi Bencana Nuklir Mengancam

Zelensky mengatakan dirinya telah menerima informasi intelijen yang menunjukkan bahwa Rusia menggunakan satelit

Zelensky: Rusia Merencanakan Serangan pada Pembangkit Nuklir, Potensi Bencana Nuklir Mengancam
Badan Perlindungan Lingkungan (EPA)

MATRANEWS.ID – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyampaikan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa Rusia berencana memperdalam serangan terhadap pembangkit listrik nuklir di Ukraina.

Ia memperingatkan adanya ancaman bencana nuklir yang bisa berdampak luas.

Zelensky mengatakan dirinya telah menerima informasi intelijen yang menunjukkan bahwa Rusia menggunakan satelit dari negara-negara lain untuk mengumpulkan data tentang infrastruktur nuklir Ukraina.

“Radiasi tidak mengenal batas negara, dan banyak negara bisa merasakan dampak yang menghancurkan,” ujar Zelensky pada Sidang Umum PBB.

Sejak invasi besar-besaran yang dimulai pada Februari 2022, Rusia telah berulang kali menargetkan fasilitas energi di seluruh Ukraina. Zelensky memperingatkan bahwa setiap insiden kritis dalam sistem energi bisa memicu bencana nuklir yang fatal.

“Ini adalah pembangkit listrik tenaga nuklir, mereka harus dijaga keamanannya,” tegas Zelensky, menekankan pentingnya tekanan internasional terhadap Rusia.

Ia juga menyerukan agar energi tidak lagi digunakan sebagai senjata dalam konflik global.

Badan pengawas nuklir PBB telah memperingatkan bahwa situasi keamanan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia, yang dikuasai oleh Rusia, semakin memburuk.

Serangan baru-baru ini terjadi di dekat area penting pembangkit tersebut, mendekati jalur tegangan tinggi yang sangat penting bagi operasional.

Dalam pidatonya, Zelensky menuduh Rusia telah menghancurkan semua pembangkit listrik termal Ukraina serta sebagian besar kapasitas hidroelektrik sebagai bentuk tekanan terhadap rakyat Ukraina menjelang musim dingin.

Baca juga :  Militer Indonesia Ditakuti Dunia, China Siap Bantu Indonesia

Dia menegaskan bahwa serangan terhadap infrastruktur energi telah menyebabkan jutaan warga Ukraina menderita pemadaman listrik sepanjang tahun ini.

Di sela kunjungannya ke Amerika Serikat, Zelensky juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris.

Namun, tim kampanye Donald Trump mengonfirmasi bahwa kandidat Partai Republik tersebut tidak berencana bertemu Zelensky, meski sebelumnya ada laporan dari pejabat Ukraina yang menyebutkan adanya rencana pertemuan tersebut.

Zelensky juga mengecam sikap China dan Brasil yang mendorong pembicaraan damai dengan Rusia, dan mempertanyakan motivasi di balik inisiatif tersebut.

Zelensky kembali menyerukan dukungan terhadap proposalnya untuk perdamaian yang adil, menekankan pentingnya penarikan penuh pasukan Rusia dari wilayah Ukraina yang diakui secara internasional demi mengakhiri perang.

Tinggalkan Balasan