PM Ruak mengatakan dia masih akan menjabat sampai surat pengunduran dirinya disetujui oleh presiden. “Kewajiban itu saya tunaikan demi menjamin pemerintahan tetap berjalan di negara ini,” ujarnya.
Ia sempat menjabat sebagai presiden Timor Leste ke-3 untuk periode 2012-2017. Setelah setelah turun dari kursi presiden, ia terpilih sebagai perdana menteri ke-7 di bawah kepemimpinan Presiden Francisco “Lu Olo” Guterres pada 2018.
Saat mencalonkan diri sebagai perdana menteri, Ruak tergabung dalam koalisi Aliansi Perubahan untuk Kemajuan (AMP) yang menguasai lebih dari setengah suara legislatif di parlemen.
Koalisi itu, di antaranya terdiri dari Partai Komunis Nasional untuk Rekonstruksi Timor (CNRT) dan Partai Pembebasan Rakyat (PLP).
Akan tetapi, hubungan antarpartai dalam koalisi mulai berjalan timpang, khususnya setelah rancangan anggaran negara yang diusulkan PM Ruak ditolak oleh parlemen.
Dalam sesi pengambilan keputusan, CNRT yang diharapkan mendukung Ruak, justru memilih abstain. Setelah kejadian itu, PM Ruak pada 21 Januari menyebut koalisi AMP telah bubar.