Jangan Salah Pilih, Dong!

Jangan Salah Pilih, Dong!

Oleh: Safir Senduk

 #

Pssst…. Saat krisis ekonomi melanda Indonesia, selalu saja muncul isu pemutusan hubungan kerja (PHK). Beberapa isu tersebut memang betul. Namun, sebagian lagi hanya isapan jempol.

Apa yang terjadi di 2020, apakah terjadi korban PHK?

Yang pasti, sang korban harus mendapat uang pesangon. Kalau ada di antara Anda yang tidak mendapatkannya, dapat dipastikan perusahaan Anda mungkin sedang (pura-pura) tidak punya uang atau memang enggak mau keluar uang.

Nah, saya berbicara kepada Anda yang kebagian pesangon.

Tahu tidak, kebanyakan penerima pesangon akan berakhir pada salah satu dari tiga macam kondisi ini: uangnya habis, uangnya segitu-segitu saja, atau berhasil mengembangkan uang pesangonnya.

Apa langkah Anda dengan uang pesangon yang ada di tangan sekarang? Ini saran saya:

Save Your Money, Save Your Life!

Yang harus Anda lakukan segera adalah menyelamatkan sekitar 70 persen uang pesangon tersebut ke dalam produk investasi yang Anda kunci.

Apa itu? Namanya deposito.

Dengan begitu, Anda berjaga-jaga dari kemungkinan menghabiskan uang pesangon. Kenapa 70 persen? Kenapa enggak 100 persen saja?

Jawabannya, bagus kalau memang bisa menyelamatkan 100 persen. Tapi Anda, seperti halnya rocker, juga manusia biasa yang punya rasa dan hati.

Sehingga tak ada salahnya memakai uang pesangon untuk membeli barang dan jasa yang diinginkan, misalnya buat merenovasi rumah atau pergi haji.

Baca juga :  Menkes: Vaksin Aman Yang Direkomendasikan WHO

Apa pun itu, terserah Anda. Yang penting, maksimal pemakaian 30 persen, jangan lebih. Sisanya harus Anda kunci dalam deposito.

Lo, apakah harus ditaruh di deposito? Tidak juga! Ini akan kita bahas di langkah ketiga nanti.

Belajar Ilmu Investasi

Tuntutlah ilmu investasi sekarang juga. Selain deposito, ke mana sebaiknya Anda berinvestasi? Itulah gunanya ilmu tentang investasi.

Coba pelajari produk alternatif investasi apa yang bisa Anda masuki. Tak mesti langsung diputuskan.

Pelajari saja dulu. Masak, Anda punya uang banyak tapi pilihan produk investasi tidak banyak? Jangan, dong. Ini sama seperti saat Anda pulang dari kantor ke rumah, jalan yang biasa Anda lewati macet.

Lantaran tak tahu jalan alternatif, Anda menjadi bingung, deh. Kalaupun lewat jalan lain, bisa-bisa Anda kesasar karena selama ini enggak pernah mencoba lewat jalan alternatif.

Ya, sama halnya ketika Anda punya uang. Belajarlah lebih banyak tentang investasi. Pelajari produk investasi alternatif apa saja yang ada di luar sana, supaya pilihan Anda lebih banyak.

baca juga: Solusi Rhenald Kasali – klik ini

Pilih Sajalah Aku!

Setelah menjalankan poin pertama dan kedua di atas, sekarang putuskan apa langkah Anda selanjutnya. Keputusan itu kelak akan mempengaruhi ke mana sebaiknya Anda berinvestasi.

Kalau memutuskan bekerja lagi, tak ada salahnya Anda berinvestasi lebih agresif ke produk investasi yang berpotensi memberikan hasil yang lebih besar.

Baca juga :  Wapres Ma'ruf Amin: "Hidup 100%"

Tak apa kalau memang risikonya lumayan besar.

Toh, sebagai karyawan, Anda masih digaji oleh perusahaan Anda yang baru. Tentunya jangan semua uang pesangon Anda yang 70 persen itu ditaruh di produk investasi yang agresif. Sebagian saja dulu.

Andaikan Anda memutuskan membuka usaha dengan modal dari uang pesangon, cobalah berinvestasi ke produk yang lebih konservatif.

Kenapa?

Soalnya Pak, kalau usaha Anda gagal, Anda masih punya uang dalam produk investasi konservatif tadi untuk membayar biaya hidup.

Jika menaruh uang ke produk investasi yang agresif, Anda boleh jadi enggak akan punya uang lagi seandainya nilai investasi itu menurun.

Jika memutuskan hidup dari uang pesangon, wah, itu berarti Anda harus yakin jumlah uang pesangon itu cukup besar untuk menomboki pos-pos pengeluaran sampai Anda bungkuk nanti.

Kalau yakin, Anda kudu menanamkan uang itu ke produk investasi yang berpendapatan tetap. Sehingga Anda bisa hidup dari bunganya saja saban bulan. Itu kalau cukup, Bos!

Kalau tak cukup, ya, Anda jelas harus memilih membuka usaha atau bekerja lagi di perusahaan lain.

Bagaimana? Ternyata enggak susah kan mengelola uang pesangon?

baca juga: majalah MATRA cetak (print) edisi terbaru– klik ini

Tinggalkan Balasan