MATRANEWS.id — Saya termasuk orang yang beruntung, bisa nonton Susi Susanti Love all dengan gratis di tahun 2019, thanks to Pak Indra hadiwidjaja yang mengundang saya.
Malahan saya bisa jumpa dan bincang-bincang dengan sutradara dan produsernya dari film ini Bpk. Sim F.
Kalau belum sempat menontonnya, tontonlah.
Film ini penuh dengan inspirasi dan sangat mendidik. Film ini cocok untuk para pelajar. Belajar mengasah mental menjadi seorang Champion ala Susi Susanti. https://youtu.be/APOP_DKX7hk
Tapi sayang sekali, banyak orang yang tidak punya salah satu unsur dari Mental Juara yang saya mau bahas ini yaitu komitmen.
Karena undangan ini kebanyakan gratis. Banyak orang taken for granted dan merasa bahwa jika ia tidak datang ya tidak masalah. Sehingga banyak bangku yang kosong.
Padahal saya yakin masih banyak orang yang mau menonton film ini.
Dan… menurut saya mereka menyia-nyiakan kesempatan indah untuk melihat film mahakarya ini.
Kita tidak bisa pungkiri di dalam hidup ini, kita menghadapi begitu banyak tantangan dan cobaan.
Terkadang hal tersebut membuat kita frustasi, down, bingung. Atau barangkali kita akan bertanya pada diri kita sendiri: Mampukah aku? Dapatkah aku mengalahkan tantangan ini?
Film Susi Susanti Love your all ini memberikan gambaran bahwa hal terpenting untuk menjadi seorang juara adalah kita harus mengalahkan diri kita sendiri. Mengalahkan rasa takut kita, mengalahkan rasa pesimis kita.
Atas permintaan Pak Sim F, Saya berjanji untuk tidak spoiling jalan cerita filmnya.
Silahkan yang penasaran, bisa cari film ini dan menontonnya. Tapi saya terdorong untuk menceritakan seorang rival utama Susi Susanti yang bernama Bang Soo Hyun yang juga merupakan seorang legenda di dunia perbulutangkisan.
Bang Soo Hyun ini dikalahkan Susi Susanti di final Olimpiade Barcelona tahun 1992.
Setelah itu berkali-kali Bang Soo Hyun menjadi lawan Tangguh Susi Susanti diberbagai pertandingan. Hingga akhirnya di tahun 1996, Bang Soo Hyun berhasil mengalahkan Mia Audina dari Indonesia dan mendapat emas di Olimpiade Atlanta.
Di Puncak Masa Jaya itulah Bang Soo Hyun yang waktu itu berusia 24 tahun gantung raket. Mengundurkan diri dari pertandingan.
Simaklah di dalam film Susi Susanti Love All apa perkataan Bang Soo Hyun kepada Susi Susanti saat usai pertandingan Olimpiade Atlanta tersebut.
Setelah pensiun, Bang Soo Hyun menjadi pelatih anak-anak dan Pan Am Junior. Kemudian, di Th. 2000 dia banting setir lagi dengan menjadi penyiar dan komentator di Korean MPC TV.
Dan di th. 2005 hingga 2009 dia menjadi anggota dewan BWF (Badminton World Federation) yang pada tgl. 23 Mei 2019 yang lalu di Nanning ia akhirnya mendapatkan perhargaan dari BWF dan masuk BWF Hall of Fame.
Di dalam pertandingan bulutangkis, hasil sementara misalnya di set pertama menang, belom berarti dia otomatis akan tampil sebagai juara.
Susi Susanti sudah membuktikannya, saat Susi menjadi juara di Olimpiade Barcelona di th. 1992 itu, sesungguhnya Susi kalah di set pertama dengan telak 5 – 11, namun itu tidak menggetarkan semangat Susi Susanti.
Dia bangkit di set kedua 11 – 5 dan menyelesaikan pertandingan di set ketiga dengan skor 11 – 3. Inilah yang kita sebut sebagai Mental Tangguh. Tidak menjadi kecewa dan menyerah sekalipun sudah kalah di set pertama.
Banyak orang juga menghindari lawan Tangguh. Saat saya menonton film itu, saya belajar bahwa justru karena lawan tangguhlah kita bisa mengeluarkan seluruh kemampuan kita.
Dan jika kita menang, itu artinya kita memang benar-benar juara atau Champion.
Biasakan untuk memilih lawan yang paling berat dan berusaha untuk mengalahkannya. Itu mental juara.
Komitmen dan Disiplin juga sangat penting dalam membangun seseorang menjadi juara.
”Champions are not the ones who always win races – champions are the ones who get out there and try. And try harder the next time. And even harder the next time. ‘Champion’ is a state of mind. They are devoted. They compete to best themselves as much if not more than they compete to best others. Champions are not just athletes.” – Simon Sinek
Have a GREAT Day! GC