Dokter Sunardi Dalam Jaringan Teroris di Tanah Air, Benarkah?

Dokter Sunardi Dalam Jaringan Teroris di Tanah Air, Benarkah?

MATRANEWS.id — Dokter Sunardi tewas ditembak Densus 88 Antiteror Polri saat penyergapan di Sukoharjo, Jawa Tengah.  Dunia kedokteran Indonesia pun gempar dengan penangkapan dan ditembak matinya dokter Sunardi.

Kepolisian mengungkap dr Sunardi sudah berstatus tersangka tindak pidana terorisme sebelum dilakukan penangkapan.

“Yang perlu kami sampaikan bahwa status Tersangka SU sebelum dilakukan penangkapan adalah tindak pidana terorisme, bukan terduga.”

“Saya ulangi bahwa sebelum dilakukan penangkapan, status Saudara SU adalah tersangka tindak pidana terorisme, bukan terduga,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.

Ramadhan mengungkap sejumlah keterlibatan Sunardi dalam jaringan teroris di Tanah Air.

Menurut Ramadhan, dr Sunardi merupakan anggota Jamaah Islamiyah (JI).

Dokter Sunardi pernah menjabat sebagai Amir Khidmat JI, Deputi Dakwah dan Informasi, penasihat Amir JI, dan penanggung jawab Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI).

Hilal Ahmar Society ini adalah sebuah yayasan atau organisasi terlarang yang terafiliasi dengan jaringan organisasi terorisme JI yang tugasnya adalah merekrut, mendanai, dan memfasilitasi perjalanan pengikut FTF (foreign terrorist fighter) ke Suriah,” ucapnya.

“Dan yayasan ini berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri Jakpus pada 2015 adalah organisasi terlarang,” tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, dr Sunardi tewas ditembak Densus 88 dalam penyergapan yang dilakukan di Jalan Bekonang-Sukoharjo, Rabu (9/3) malam.

Polisi melumpuhkan dr Sunardi dengan tembakan karena dinilai melawan saat akan ditangkap dan menabrakkan mobilnya ke mobil petugas maupun kendaraan warga yang melintas.

Baca juga :  Sosialiasi UU Ciptaker di Kampus IPDN Mendapat Respons Positif

“Untuk diketahui dan ditegaskan lagi bahwa Tersangka melakukan perlawanan bukan dengan fisiknya,” kata Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar.

Disebut dr Sunardi menabrakkan kendaraannya kepada aparat yang menghentikan. Lalu, kata Aswin, dr Sunardi melarikan diri dan menabrak beberapa kendaraan masyarakat saat terjadi pengejaran oleh polisi.

“Tersangka menabrakkan kendaraannya kepada petugas yang menghentikannya dan kendaraan petugas tersebut. Kemudian melarikan diri dan menabrak beberapa kendaraan milik masyarakat yang kebetulan berada di jalan juga tersebut. Sehingga sangat membahayakan jiwa bagi petugas dan masyarakat,” ucapnya.

“Yang saya kenal, beliau seorang dokter. Tapi dokter apa saya tidak tahu. Pokoknya dokter,”ujar Ketua Rt 01 Bambang Pujiana.

Kabid Perdagangan di Pemkab Sukoharjo ini menambahkan, Dokter Sunardi sangat jarang berinteraksi dengan warga. Bahkan, didalam grup WhatsApp RT, dirinya tak memasukan nama Dokter Sunardi.

“Saya tak memasukan namanya di dalam grup (WhatsApp) lingkungan.Selama tinggal juga tidak ada sosialisasi dengan warga,”terang Bambang.

Bambang tidak mengetahui secara pasti dokter Sunardi berasal dari mana. Pasalnya, sejak tinggal dilingkungan dimana dirinya menjabat sebagai Ketua RT, Dokter Sunardi belum menyerahkan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Pengenal (KTP).

“Tidak ada serahkan KK dan KTP. Tinggal bersama istri anaknya ada 4. Dia membuka praktek di rumah. Kalau saya lihat pasiennya juga tidak begitu banyak. (Tempat tinggal) tidak tahu pasti sendiri atau menyewa, Saya juga tidak begitu tahu,” terangnya.

Baca juga :  Perubahan Besaran Iuran BPJS Kesehatan Setelah Penghapusan Kelas 1, 2, dan 3

Detasemen Khusus atau Densus 88 Anti Teror menembak mati seorang terduga teroris yang berprofesi sebagai dokter bernama Sunardi pada Rabu, 9 Maret 2022 lalu.

Dokter Sunardi ditembak mati setelah menjadi target penangkapan Densus 88 terkait dugaan terorisme.

Dokter Sunardi diduga melakukan perlawanan saat akan ditangkap oleh Densus 88. Akhirnya tembakan pun lepas dari senapan detasemen khusus tersebut.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban pun ikut menyampaikan bela sungkawa atas kematian dokter Sunardi.

“Inalilahi wainalilahi rojiun. Belasungkawa saya untuk keluarga almarhum dokter Sunardi,” ujar akun Twitter @ProfesorZubairi pada Jumat, 11 Maret 2022.

Lebih lanjut, Profesor Zubairi Djoerban menilai bahwa tewasnya dr. Sunardi menjadi hari yang sangat kelam.

Menurutnya, penembakan mati terhadap dokter Sunardi telah melukai semua orang yang percaya serta berharap pada keadilan.

 

Tinggalkan Balasan