Masih Ingatkan Anda Tentang Tambora Menyapa Dunia

Oleh: S.S Budi Raharjo

Masih Ingatkan Anda Tentang Tambora Menyapa Dunia

MATRANEWS.id — Tambora Menyapa Dunia dalam konteks letusannya yang menggemparkan dunia. Juga Tentang Wisata Tambora, Jadi Obyek Penelitian dan Berbagai Atraksi Dikemas.

 

Ya, karena Indonesia dikenal memiliki 17.000 pulau dan 300 ragam suku bangsa dari Sabang sampai Merauke, dengan ragam seni budaya serta sumber daya alam yang memiliki ciri khas.

Khususnya untuk Nusa Tenggara Barat (NTB), wisata yang tersaji tak hanya sebatas alam indah yang mengasyikkan untuk dinikmati.

Pantainya yang aduhai dipadu dengan kondisi alam yang eksotik, menjadi daya tarik bagi mereka yang datang. Keindahkan alam itu, kemudian dipadu dengan beragam adat istiadat dan budaya masyarakatnya.

Sisi lain NTB coba ditampilkan ke publik, dengan mengedepankan  keindahan alam, wisata kuliner, budaya dan cinderamata. Ini adalah salah satu cara untuk menarik minat wisatawan dunia dan lebih mengenalkan pesona alam di NTB. Gunung Tambora di Pulau Sumbawa juga jadi kekayaan NTB lainnya selain Lombok.

Ada dua Gunung terkenal di Provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu Gunung Rinjani yang terkenal akan keindahan alamnya, serta Danau Segara Anak yang membuat para pendaki semakin jatuh cinta.

Yang kedua adalah Gunung Tambora yang terletak di Pulau Sumbawa. Gunung Tambora membuka mata dunia, dengan peristiwa letusan di  tahun 1815.

Wisata Tambora

Kini, alam Nusa Tenggara Barat, menjadi magnet luar biasa, terutama bagi wisatawan mancanegara. Di Mataram Metro, menjadi daerah yang berorientasi wisata kuliner dan budaya.

Sementara, Senggigi beserta tiga gili (Gili Trawangan, Meno dan Air) menjadi daerah wisata bahari dan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) atau yang lazim disebut wisata konvensi.

Kawasan strategis lainnya untuk pengembangan pariwisata yakni Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) untuk wisata alam dan pegunungan. Ada juga koridor Tano, Empang, Gili Kramat, Alas Utan serta Agrotamase yang cocok untuk wisata bahari, budaya, dan kuliner.

Pulau Moyo dan kawasan Teluk Saleh untuk wisata bahari, sementara kawasan Gunung Tambora untuk wisata alam, pegunungan dan budaya, dan koridor utama Dompu-Sape juga berorientasi wisata bahari, budaya dna kuliner.

Selain itu, koridor selatan Pulau Lombok, yakni Sekotong-Kuta, untuk pengembangan wisata bahari, kuliner, budaya dan konvensi.

Sedangkan koridor Mataram-BIL (Bandara Internasional Lombok) berpotensi untuk pengembangan wisata alam dan budaya.

Kawasan Selalu Legini juga cocok untuk wisata alam dan pegunungan, kawasan Hu’u untuk wisata bahari, serta Parado untuk wisata alam dan pegunungan.

Alasan lainnya, yakni NTB merupakan daerah potensial pengembangan sektor kepariwisataan membutuhkan perhatian lebih. Pemerintah setempat menempatkan sektor pariwisata sebagai lokomotif pembangunan di daerah ini.

Baca juga :  Sketsa Rem Oleh: N Riantiarno

Jadi Obyek Penelitian

Wisata yang tidak saja melihat keindahan alam, tetapi juga mengungkap misteri masa lalu, menjadi kekuatan Wisata Tambora.

Apalagi, kesejarahan membuktikan jika Tambora memiliki misteri ilmu pengetahuan yang bisa diungkap. Inilah wisata kelas dunia.

Pengunjung yang datang, bisa jadi, bukan hanya warga awam semata, melainkan juga para ahli di bidangnya untuk menambah khasanah keilmuan mereka.

Pengunjung dapat merasakan auranya. Tentu saja, bukan kedahsyatan letusan, tetapi aura Tambora yang menyapa dunia.

Tambora yang bisa dinikmati dan dieksplorasi dari berbagai disiplin keilmuan. Warga biasa, petualang, backpacker, wisawatan, bahkan ilmuwan sekalipun tertarik.

Sebut saja, para ahli gunung api internasional dan para arsitektur landscape dunia. Termasuk, para pengusaha di bidang pariwisata.

Pesona alam di Gunung Tambora yang menakjubkan dan spektakuler membuat banyak wisatawan terpana dengan alamnya. Menjadi obyek penelitian yang sangat menarik oleh para ilmuwan.

Sebagai gunung dengan kawah terbesar, Tambora memang terbilang masih jarang didaki. Ini jika dibandingkan gunung-gunung berstatus Taman Nasional seperti Gede Pangrango, Rinjani, ataupun Semeru.

Salah satu penyebabnya, akses ke Gunung tambora yang memang cukup jauh. Berada di pulau Sumbawa, dibutuhkan perjalanan seharian penuh jika menggunakan jalur darat dan laut dari Lombok.

Sedangkan jika menggunakan jalur udara ke Sumbawa, akan menelan biaya yang tidak sedikit.

Namun bukan berarti Tambora sepi peminat. Tidak sedikit pendaki yang sudah bersua dengan kawah terbesar di dunia itu, membuat penduduk Desa Pancasila di kaki Gunung Tambora menyediakan jasa guide dan porter sejak 2012 lalu.

Gunung yang berketinggian sekitar kurang lebih 2700 meter dpl (dari permukaan laut) sekarang ini telah banyak mengubah sejarah dan sangat menggemparkan dunia pada masa itu. Gunung ini pernah menjadi salah satu puncak tertinggi di Nusantara, salah satu gunung legendaris.

Perhelatan dua abad peringatan Tambora, rencananya akan berlangsung meriah di Desa Pancasila. Ada pagelaran budaya, dan banyak pendaki dari negara-negara lain yang akan melakukan pendakian massal.

Memang akan berdampak besar bagi perekonomian warga yang mayoritas merupakan petani kopi. Makin banyaknya pendatang yang berkunjung, perekonomian mereka semakin bergeliat.

Penyebab Kekalahan Napoleon

Diperkirakan sebelum meletus, Gunung Tambora tingginya 4.200 meter. Dahsyat letusannya 10 kali lipat dari letusan Gunung Krakatau. Erupsinya menyisakan kawah yang menganga lebar dengan keliling 16 Km, diameter 7 kilometer, dan kedalaman 800 meter, menjadikan Tambora sebagai gunung dengan kawah terbesar di dunia.

Berada di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, para wisatawan dapat menyapa langsung keberadaan gunung yang sempat melumpukan dunia hingga ke Eropa dan Afrika.

Baca juga :  Membangun Kebiasaan, Sifat, dan Karakter: Proses Evolusi Menuju Perubahan Positif

Dalam catatan sejarah dunia,  abunya menutupi sebagian wilayah di bumi. Debu vulkanis Gunung Tambora telah menghalangi sinar matahari, sehingga tidak muncul musim panas.

Dampaknya, musim dingin di Eropa dan Amerika Utara bertambah panjang. Sedangkan Australia dan Afrika Selatan turun salju saat musim panas.

Konon, ledakan gunung ini terdengar hingga ke Jepang dan batu hasil ledakan tersebut, terlempar hingga ke luar angkasa. Asapnya membubung hingga 43 kilometer dan mengeluarkan 400 juta kubik gas sulfur, belerang yang mempengaruhi daya tembus matahari ke bumi.

Bahkan, kedahsyatan letusannya disebut-sebut sebagai penyebab kekalahan pasukan Napoleon Bonaparte saat itu. Letusannya mengakibatkan tertutupnya sinar matahari oleh partikel debu vulkanik Tambora, terjadinya penurunan suhu bumi, perubahan iklim, dan gagal panen, yang kemudian menyebabkan terputusnya rantai logistik pasukan Napoleon Bonaparte di medan perang.

Gunung Tambora menghancurkan tiga kerajaan lokal serta letusan dahsyatnya turut pula mempengaruhi iklim global. Dalam catatan sejarah menyebutkan, tahun 1816, disebut sebagai “the year without summer”.

Suhu bumi yang diperkirakan menurun sampai 0,5 derajat Celcius itu membuat perubahan yang dahsyat. Dalam radius sekitar 600 km dari Tambora gelap gulita sepanjang hari hampir sepekan.

Tiga kerajaan yang berjaya sebelum Tambora meletus seperti Kerajaan Sanggar, Kerajaan Tambora, dan Kerajaan Pekat, sama sekali tidak lagi tersisa. Temuan arkeologi di Situs Tambora menunjukkan bahwa daerah itu pernah terdapat permukiman yang cukup padat.

Empat tahun selepas letusan, ahli Botani asal Belanda, Junghuhn pernah menuliskan kalau sejauh mata memandang, yang terlihat di lautan hanya batu apung.

Kepunahan benar-benar nyata di pelupuk mata. Bumi seakan menjadi kosong. Sungguh suatu peristiwa alam yang mencengangkan.

Berbagai Atraksi Dikemas

Waktu berjalan. Pelan-pelan, hancurnya peradaban akibat letusan Tambora mulai bangkit kembali. Pulau Sumbawa, tempat Gunung Tambora, kembali menggeliat. Bahkan, selepas 200 tahun sejak letusan, Tambora telah menjadi gunung yang terus didatangi oleh pengunjung.

Alam di Tambora juga kaya akan fauna, seperti jenis burung kakaktua kepala putih, nuri merah, ayam hutan, elang dan gagak. Lainnya, adalah musang, biawak, landak, monyet dan sebagainya.

Pulau Sumbawa juga dapat terlihat dari puncak Gunung Tambora. Maka itu, pulau tersebut dinamai Pulau Satonda dari kata tonda yang berarti tanda/jejak kaki.

Jika dilihat dari puncak tambora, pulau tersebut tampak dari atas berbentuk telapak kaki kanan manusia. Pulau Satonda sangat indah dengan pemandangannya yang masih alami, di tengah-tengah pulau tersebut terdapat danau yang jernih dan dikelilingi oleh tebing-tebing dari perbukitan yang masih alami.

Baca juga :  Rangkaian Acara Wisuda Ke 45 STIE Swadaya Jakarta

Diduga danau di Pulau Satonda tersebut mempunyai terowongan dari gua bawah laut menyambung dengan laut. Pulau Satonda dengan ketinggian antara 0 sampai 300 meter dpl merupakan taman rekreasi (recreation park) dengan wilayah seluas 1.000 hektar mempunyai ciri-cirinya yang unik.

Sekarang pulau tersebut telah menjadi kawasan yang dilindungi (strict nature reserve). Pulau Satonda sangat baik untuk menjadi tempat untuk mempelajari hutan, karena hutan di pulau tersebut hancur akibat letusan Gunung Tambora pada tahun 1815.

Juga banyak ditemukan jenis-jenis ikan yang baru dan hanya ditemukan di Pulau Satonda saja. Pulau tersebut menjadi habitat sejumlah besar jenis-jenis burung yang dilindungi. Kesemua keindahan alam yang menjadi satu kesatuan menciptakan suatu fenomena indah.

Ini adalah sebuah pulau gunung api di seberang daratan Pulau Sumbawa. Di dalam pulau seluas 4,8 kilometer persegi tersebut terdapat danau seluas 0,8 kilometer persegi.

Semua dasar danaunya berkarang. Airnya berasa asin. Menariknya, setiap terjadi pasang surut air laut di luar pulau tersebut,  hal serupa juga terjadi di danau tersebut.

Pulau Satonda menjadi persinggahan wisatawan dalam pelayaran dari Bali ke Flores-NTT. Danau Satonda dipuji sebagai keajaiban dunia. Air laut mengalir melalui bawah tanah.

Apabila air laut surut maka danau pun surut. Keberadaan danau itu diperkirakan oleh air laut memasuki danau yang semula kaldera Gunung Satonda sekitar 2000 tahun sebelum Masehi.

Kedalaman danaunya bervariasi antara 15-69 meter. Airnya bening. Keasinannya pun berbeda. Pada permukaan hingga 22,8 meter kadar asin 90 persen dibanding air laut. Sedangkan di kedalaman 50 meter ke bawah melebih air laut, yaitu 108-117 persen.

Selain itu, “Tambora Menyapa Dunia” diharapkan akan memberi peluang bagi pengembangan kawasan Teluk Saleh dan Pulau Moyo. Gunung Tambora merupakan ikon Pulau Sumbawa.

Pemerintah Kabupaten Bima telah menjadikan kawasan tambora sebagai kawasan pengembangan. Sementara, Kabupaten Dompu menetapkan hari jadinya, bertepatan dengan meletusnya Gunung Tambora, pada 11 April 1815.

Saat ini merupakan momentum mempromosikan kepada dunia sebagai salah satu destinasi pariwisata yang berkualitas dan berdaya saing dunia.

Diharapkan, daerah yang bermotokan Bumi Nggahi Rawi Pahu, tidak hanya dikenal sebagai agro pertanian. Namun, juga dikenal memiliki industri pariwisata yang dapat diandalkan.

Merupakan momentum untuk terus menggali dan mengembangkan potensi pariwisata berkelanjutan yang memberikan kontribusi signifikan bagi pembangunan kepariwisataan.

Eng-eng-eng. Tulisan ini sekedar mengingatkan saat “Tambora Menyapa Dunia”.  Karena kita, bisa saling sapa.(*)

Tinggalkan Balasan