MATRANEWS.id — Di suatu senja yang tenang di Gedung Sambas Sinergi kawasan Sambas Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Khairil Hamzah bicara panjang dengan sahabat lama yang bernama Octavianus Petri.
Keduanya tak hanya bersahabat, tetapi juga mengikat ikatan kekeluargaan yang erat. Sekarang kumpul dalam salam dua jari.
Dalam riwayat perjalanan hidupnya, Khairil Hamzah adalah Ketua Dewan Pembina Koalisi Jokowi Tegak Lurus, sekaligus pendiri KHP Law Firm dan Sedulur Jokowi.
Sementara sahabatnya, Octavianus Petri, adalah adik kandung dari dr. Benjamin Paulus Octavianus, seorang Staff Khusus bidang kesehatan di Kementerian Pertahanan Republik Indonesia di bawah Prabowo Subianto.
Pertemuan mereka membuka tirai kisah yang menghubungkan dua dunia berbeda namun saling melengkapi.
Octavianus Petri, lahir dari keluarga yang memiliki jejak kehormatan dalam pembentukan YPPII Batu, Malang, Jawa Timur, dan mendirikan IKIP Malang, yang didirikan oleh sang ayah, Pdt. Dr. Petrus Octavianus.
Petri yang merupakan adik dari Dr. Benjamin mengaku banyak belajar tentang hal baik dari Dr. Benny Octavianus yang disebut memberikan kontribusi besar bagi kesehatan Indonesia.
Melalui organisasinya Kesira (Kesehatan Indonesia Raya), menurut cerita Petri, Dr Benyamin mendonasi lebih dari seribu ambulans ke daerah dari Sabang hingga Merauke, menorehkan tinta emas dalam lembaran sejarah kemanusiaan.
“Dr. Benny dan Octavianus Petri adalah orang dalam dari keluarga bapak Prabowo Soebijanto dan Hasyim Joyo Hadikusumo,” ungkap Khairil Hamzah melengkapi cerita.
Keduanya bukan hanya sekadar sahabat, melainkan bagian integral dari keluarga yang kental kebersamaan dan kekeluargaan.
Dalam cerita Khairil, terungkap bahwa hubungan persahabatan dan kekeluargaan mereka melibatkan tokoh-tokoh hebat seperti Bapak Sumitro Joyo Hadikusumo dan almarhum Dr. Petrus Octavianus.
Khairil mengisahkan bahwa Dr. Petrus Octavianus — yang merupakan ayah Petri ini — memiliki kebiasaan yang luar biasa, hampir tak pernah absen makan bersama setiap Presiden Amerika Serikat.
“Beliau sama dengan Dr. Leimina, yaitu intelektual dunia dari Indonesia yang semangat nasionalismenya tinggi, terutama di dunia barat,” Khairil memberi ilustrasi.
“Sosok atau tokoh Indonesia yang tidak mau memberikan pidato kalau tidak ada bendera merah putih,” cerita Khairil, menggambarkan kedalaman nilai-nilai kebangsaan yang dipegang teguh oleh tokoh-tokoh hebat seperti Dr. Benny dan Octavianus Petri dalam menjaga keutuhan bangsa.
Pertemuan Khairil dan Octavianus Petri bukan sekadar sebuah obrolan panjang, melainkan juga persembahan kebanggaan atas kehidupan, persahabatan.
Kesaksian ini diharap menjadi bingkai anak muda generasi Z dan milenial, bahwa Indonesia memiliki orang-orang hebat dan berintegritas. Yang sepakterjang intelektual dan nasionalisme diakui hingga dunia barat.
Sebuah kisah yang membangkitkan kebanggaan dan inspirasi, merayakan kehebatan orang-orang yang dengan setia menjalankan peran mereka dalam sejarah Indonesia.
- BACA JUGA: majalah MATRA edisi cetak Januari 2024, Klik ini