MATRANEWS.id — Kuil Buddha kecil di Distrik Bung Sam Phan, Provinsi Phetchabun, Thailand dibiarkan kosong tanpa biksu.
Kenapa?
Karena semua biksu dipecat lantaran gagal menjalani tes narkoba.
Empat biksu, termasuk kepala biara dinyatakan positif menggunakan metamfetamin.
Seluruh biksu itu ketahuan menggunakan narkoba ketika dilakukan kampanye penggerebekan nasional untuk memberantas perdagangan narkoba di Thailand.
Seluruh biksu pengguna narkoba telah dikeluarkan dari kuil setelah polisi melakukan tes urin Senin lalu.
Pejabat distrik, Boonlert Thintapthai menjelaskan seluruh biksu telah dikirim ke klinik kesehatan untuk menjalani rehabilitasi narkoba.
“Kuil sekarang kosong dari biksu dan penduduk desa terdekat khawatir mereka tidak dapat melakukan jasa kebajikan apa pun,” jelas Thintapthai, dikutip dari BBC, Rabu (30/11).
Dalam agama Buddha, perbuatan baik adalah praktik para penganut untuk mendapatkan perlindungan.
Salah satu perbuatan baik yang sering dilakukan warga setempat adalah memberikan makanan kepada para biksu.
Meski telah kosong, namun Thintapthai mengungkap kalau dia telah meminta kepala kuil menugaskan beberapa biksu baru untuk mengatasi masalah yang dialami para penganut.
Sebelumnya beberapa tahun terakhir obat-obatan metamfetamin menjadi masalah besar di Thailand.
Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Narkoba dan Kejahatan, tahun lalu penyitaan metamfetamin di Thailand mencapai rekor tertinggi.
Thailand sendiri menjadi titik transit utama penjualan metamfetamin. Narkoba datang ke Thailand melalui Laos dari Myanmar, negara produsen metamfetamin terbesar di dunia. Di Thailand, pil itu dijual dengan harga USD 1.40 atau Rp 21.000.
Untuk mengatasi masalah narkoba, bulan lalu Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha memerintahkan penggerebekan massal.
Ini terkait metamfetamin setelah anggota polisi yang dipecat karena kepemilikan metamfetamin membunuh 37 orang di tempat penitipan anak.