MATRANEWS — Majalah MATRA menyingkap Detektif Swasta di Indonesia Antara Ada dan Tiada
Dari Akuisisi Hotel Hingga Perselingkuhan
Mabes Polri keberatan jika ada instansi swasta yang melakukan bisnis Detektif Swasta, karena itu merupakan domain kepolisian. Tetapi, di lapangan, banyak perusahaan swasta yang mempromosikan diri sebagai Detektif Swasta.
Benarkah mereka ambil wewenang kepolisian?
Mentari sore masih memancarkan sinar kemerahan. Dari perangkat sound system sebuah kafe di bilangan Ampera, Jakarta Selatan, mengalun lagu Apologize milik One Republik.
Beberapa pasangan muda-mudi tampak santai menikmati waktu sore sambil minum kopi di ruang utama Bondies Café itu.
Seorang lelaki berbadan gempal namun padat duduk di pojok kafe tersebut. Ia ditemani seorang wanita cantik berambut ikal panjang. Sebuah tas hitam berisi kamera double lens dan beberapa alat elektronik terjejer di kursi pajang tempat ia duduk. “Silakan pesan minum dulu, Mas. Kita santai saja di sini,” ujar lelaki berambut pendek itu saat majalah MATRA menemuinya.
Namanya Tripel X. Sedangkan yang perempuan bernama Audi. Mata kedua orang ini terlihat selalu waspada dengan orang-orang yang keluar masuk kafe.
Kedua orang ini sedang “bekerja”. Maklum, meski punya kantor, Tripel X dan Audi bukan orang kantoran. Waktu kerjanya tak pasti. Mereka berprofesi sebagai penyelidik swasta.
Meski kerjanya melakukan pengintaian terhadap orang atau benda yang menjadi target, namun Tripel X dan Audi bukan intel atau reserse. Orang awam menyebut mereka adalah detektif swasta.
Sudah seminggu lebih keduanya “duduk-duduk” di kafe itu dari siang hingga kafe tutup order. “Kami sedang menyelidiki kasus perselingkuhan pengusaha. Targetnya berada di sekitar sini,” ujar Tripel X sambil berulangkali memerhatikan suasana bangunan yang berada tepat di depan kafe tersebut.
Bisa jadi, di dalam gedung itulah target yang sedang diselidiki. Saat ditanya lebih detail tentang targetnya, mister Tripel X itu enggan menjelaskan. Mungkin itu bagian dari kerahasiaan yang harus ia jaga saat bertugas.
Untuk siapa kedua penyelidik swasta ini bekerja?
Kini kita samarkan Perusahaan Private Investigation Agency yang bergerak di bidang jasa investigasi yang berkantor pusat di Bali.
Perusahaan ini memiliki sejumlah klien yang memintanya untuk menyelidiki berbagai macam kasus. Intinya, penyelidik swasta ini bekerja berdasarkan pesanan dari klien.
Perusahaan yang juga punya kantor di Jakarta ini baru empat tahun berdiri. Awalnya, kata mister Tripel X, bisnis ini dibangun untuk menyelidiki kasus-kasus perselingkuhan para istri dari orang bule yang tinggal di Bali.
Seiring dengan berkembangnya waktu, klien pun berkembang. Tak hanya orang asing tapi juga orang Indonesia. Jenis kasus yang ditangani pun beragam, mulai dari kasus orang hilang, menyelidiki latar belakang calon mitra bisnis atau calon pasangan hidup, menyelidiki keabsahan legalitas hotel yang akan dibeli, hingga kasus perselingkuhan. “Tapi yang terbanyak adalah kasus perselingkuhan,” ujarnya.
Mirip Kerja Intel
Sekilas, dari penjelasan mister Tripel X cara kerja yang ia jalani mirip seorang intel. Memata-matai target, lalu mendapatkan data-data berupa video, foto, atau suara. Yang membedakan, jika intel selalu diakhiri dengan penangkapan atau penggerebegan, penyelidik swasta ini tidak.
Prinsip kerja tim investigator Perusahaan ini sebatas mengamati target untuk mendapatkan informasi dan data-data sesuai kebutuhan klien.
“Kepada klien kami tegaskan bahwa tugas kami hanya mengamati dan mendapatkan bukti-bukti dalam bentuk foto, video, atau suara hasil rekaman. Soal kelanjutannya, kami serahkan kepada klien,” ungkapnya.
Klien Perusahaan investigasi ini tak hanya dari kalangan atas seperti pejabat dan pengusaha, tetapi juga dari kelas menengah seperti karyawan perusahaan.
Tripel X mencontohkan, pernah mendapat klien seorang perempuan. Suaminya bekerja di sebuah TV swasta di Jakarta. Perempuan ini curiga suaminya sedang berselingkuh dengan seorang wanita lain. Dalam tempo dua minggu, tim perusahan yang disewa ini berhasil mendapatkan data berupa video dan foto target dalam jarak dekat.
Wow! Kedua target itu lagi bermesraan di dalam mobil. “Kami mengintainya dari dalam mobil di parkiran sebuah gedung bioskop,” katanya sambil memeragakan cara memakai alat-alat intainya kepada majalah MATRA.
Menurut pria yang punya kemampuan beladiri ini, untuk mengungkap kasus selingkuh itu tak terlalu sulit. Dari hasil pemetaan awal, kedua insan yang sedang melakukan affair ini ada kebiasaan rutin: jumpa tiap Jum’at malam seusai kerja, masing-masing membawa mobil, jadi tidak saling tunggu, dan menonton di bioskop yang sama, lalu bermesraan di dalam mobil di area parkiran sehabis nonton.
Untuk bisa mengintai keberadaan target, tim investigator mencari sendiri jadwal dan kebiasaan yang dilakukan target. Caranya bisa bermacam-macam: melalui informasi klien, menungggui seharian di depan kantor target, atau cara lainnya. “Kami punya banyak cara untuk mendapatkan informasi,” ujarnya.
Perusahaan investigasi tak hanya satu. Ada yang menangani individu dan kasus yang menimpa korporat. Misalnya, ada debitor sebuah bank yang gagal melunasi utang. Alasannya, aset-aset perusahaan tidak cukup untuk membayar.
“Kami diminta bank menelusuri aset debitor. Istilahnya asset tracing. Kami mencari data yang bisa menjadi dasar kuat bagi bank untuk menagih,” ujar detektif swasta berperawakan seperti jurnalis ini.
Mengandalkan Jaringan
Cara kerja tim investigator perusahan intel swasta ini untuk melengkapi perolehan data, tim investigator kerap menjalin kerjasama dengan pihak luar, seperti pengacara atau malah menyewa wartawan senior yang punya bakat investigasi.
Misalnya, seorang pengusaha akan membeli sebuah properti. Tugas dari tim ini memetakan kondisi target (bangunan yang akan dibeli) mulai dari sisi legalitas, keabsahan kepemilikan, dan hal-hal lain yang menjadi syarat untuk dijadikan bahan pertimbangan pembelian.
Ada juga teknik dengan melibatkan karyawan kliennya, jika akan menyelidiki kasus kebocoran (misal: pencurian barang) yang dilakukan orang dalam perusahaan. Gigih menyebut orang-orang di luar tim itu sebagai akses.
Lelaki berpostur sedang dan berkacamata ini mencontohkan salah satu kasus yang pernah ditangani. Sebuah perusahaan farmasi di Jakarta yang memproduksi obat penyakit jantung mengalami kerugian hingga Rp 2 miliar per bulan, selama lima tahun lebih.
Direktur perusahaan itu sudah menaruh curiga sejak lama terhadap beberapa karyawan, tetapi ia sulit membuktikannya. Maka ia menyewa jasa tim investigator untuk mengungkapnya.
Dalam tiga bulan bekerja tim investigasi menemukan lima pelaku pencurian obat-obatan: dua orang dari bagian produksi dan tiga dari bagian quality control. Mereka menjual hasil curiannya di black market Pasar Pramuka, Jakarta Timur. Dalam melakukan aksinya, para pelaku memanipulasi data produksi. Hasil produksi tiap bulan tidak setara jumlah bahan baku yang dipasok. “Aksi mereka sangat rapi sehingga sulit dideteksi oleh manajemen,” ujar pria ganteng yang jago investigasi ini.
Untuk membongkar kasus ini tim dibantu beberapa karyawan kepercayaan bos perusahaan tersebut dari berbagai divisi, mulai dari satpam hingga orang bagian produksi. Para akses itu bekerja seperti biasa, sesuai dengan bidang dan jam kerja. Hanya saja ada tugas tambahan, yakni memberikan laporan tiap minggu ke para investigator.
Para akses ini tidak saling tahu dirinya sedang menjalankan misi penting. Dalam dunia intelijen pola ini disebut “sistem sel”. “Tentu saja untuk menggunakan mereka kami sudah minta izin dari klien,” tambah pria ini membuka sedikit kiatnya.
Rp 500 Juta Per Kasus
Berapa omzet bisnis penyelidik swasta ini?
Tripel X enggan mengungkapkan. Ia hanya memberi contoh, untuk kasus perselingkuhan yang butuh waktu investigasi seminggu, ia dibayar antara Rp 30-35 juta. “Itu belum termasuk kalau target ada di luar kota, dan biaya-biaya lainnya,” ujar Tripel X.
Saat didesak soal pemasukan per bulan, para investigator ini tutup mulut. Mereka pun enggan menyebutkan berapa omzet bisnisnya. “Rahasia dapur,” kilahnya. Ia hanya menggambarkan, untuk menangani kasus pencurian yang dilakukan oleh orang dalam perusahaan, setidaknya butuh waktu tiga bulan.
“Biayanya sekitar Rp 500 juta,” katanya. Proses pembayaran dilakukan tiga tahap: pra operasi, saat operasi, dan selesai operasi.
Bagaimana dengan kasus perselingkuhan?
Menurut pengakuan kepada majalah MATRA, pria ini menyebut tidak terlalu sulit menyelidiki kasus semacam ini. Ia akan awali investigasi dengan mencari data pembicaraan telepon selular atau isi SMS antarkeduanya.
Caranya?
Membeli data dari operator telepon selular sesuai dengan nomor handphone yang digunakan target. Harga data SMS selama sebulan mencapai Rp 5-7 juta. Sedangkan untuk data voice (suara) Rp 4-6 juta per bulan.
“Maka itu, kami jarang menangani kasus-kasus private seperti ini, karena kadang bayarannya habis untuk operasional. Daripada kita rugi, mendingan nggak usah,” ujarnya tertawa.
Saat ditanya mengenai perizinan bisnisnya, para investigator itu mengaku bukan perizinan bidang detektif swasta. Menurut Tripel X, di Indonesia tak ada izin usaha detektif swasta. Maka itu, surat izin perusahan detektif swasta masih perorangan yang bergerak di bidang jasa pengumpulan data. Penyebutan detektif swasta di internet adalah bagian dari cara promosi yang dilakukan.
Secara legal, perizinan perusahaan ini adalah sebagai konsultan, khususnya untuk penyediaan jasa riset kebijakan, manajemen hubungan pemerintah, media dan publik, management intelligence, dan assesment resiko dalam beragam kepentingan ekonomi.
Tentang sebutan detektif swasta.
“Buat kami sebutan detektif swasta itu terserah orang menyebutnya, yang jelas tugas kami adalah menyediakan informasi, menyediakan dokumen. Dan, izin usaha kami resmi dari Menkumham,” kata pria itu menanggapi adanya kekhawatiran Mabes Polri yang keberatan dengan keberadaan detektif swasta.
Dalam suatu kesempatan, Mabes Polri pernah menyebutkan, Polri tidak pernah mengeluarkan izin detektif swasta di Indonesia. Alasannya, itu menjadi tugas kepolisian. Ini bagian respon pihak kepolisian terhadap maraknya iklan penawaran jasa investigasi dengan sebutan detektif swasta di internet.
Apakah Anda butuh jasa detektif swasta? (*)
#Alat Intai ala James Bond
Apa saja peralatan yang kerap digunakan para penyelidik swasta dalam menjalankan tugasnya? Beragam. Mulai dari kamera digital double lens, kamera kancing baju, kamera digital berbentuk korek api dan ball point, perekam digital, dan handycam ukuran kecil yang lazim digunakan para intel di lapangan. Mirip yang digunakan tokoh James Bond dalam berbagai filmnya.
Dalam menggunakan alat-alat tersebut seorang investigator harus banyak akal. Bila tidak, akan mudah dikenali dan dicurigai oleh target. Misalnya, saat menyadap pembicaraan dua orang target di sebuah kafe, investigator akan meletakkan alat perekam digital di sela-sela pot bunga atau tembok tak jauh dari target.
Daya jangakau rekam alat ini mencapai 4 meter. Untuk target perselingkuhan, biasanya mereka akan memilih di tempat duduk yang tak banyak orang lalu lalang, seperti di bagian pinggir atau pojok ruangan.
“Saat meletakkan alat perekam, saya berpura-pura ambil sesuatu di dekat target. Yang penting gerak-gerik kita tak mencurigakan,” ujar Gigih, investigator dari Aviyasa Consulting.
Untuk mendapatkan data video, seorang invstigator akan memainkan kamera berbentuk ball point atau korek api. Daya jangkau alat ini mencapai 10 meter dengan hasil gambar yang cukup bagus. Ini lebih mudah karena orang tidak akan curiga.
Sementara untuk mendapatkan foto target, investigator akan berpura-pura sedang memotret teman yang ada di depannya, yang juga invsetigator. “Saat motret, lampu blitz harus dimatikan. Jika tidak, bisa dicurigai,” ujar Samuel, Investigator dari BEPIA.
Menjamurnya bisnis penyelidik swasta juga memicu maraknya bisnis peralatan intai atau atau mata-mata. Boleh dibilang para pelaku ini “kecipratan” atas fenomena ini. Sebut saja Johannes, salah seorang pengusaha peralatan keamanan diri untuk sipil di Jakarta Barat.
Selain menjual peralatan pengamana diri, beragam alat pengintaian mulai dari alat sadap suara, kamera berbentuk ball point dan kancing baju, hingga perekam digital tersedia di tokonya. “Secara tidak langsung bisnis kami terhubung ke sana,” ujarnya ke eksekutif.
Nah, bagi yang ingin coba-coba jadi penyelidik swasta, Anda bisa mendapat informasi tentang peralatannya di internet. Cukup ketik: alat detektif swasta, maka puluhan jenis alat yang Anda maksud atau perlukan akan muncul. Selamat mengintai. (*)