Etiket PHK Di Masa Sulit

 

MATRANEWS.id —  Siapa yang ingin kabar buruk tak seorang, pun apa boleh buat, dalam hidup, selalu saja ada kabar buruk yang  mampir tanpa diundang;  kematian,  perceraian, atau pemutusan hubungan kerja (PHK) alias pemecatan.

Untuk memudahkan kedua belah pihak, ada baiknya kita tahu beberapa petunjuk untuk menyampaikan kabar PHK secara santun.

Mula-mula,  perhatikan berapa karyawan yang kira-kira akan kena PHK.

Bila jumlahnya lebih dari 100 orang,  sebaiknya Anda menggunakan pemberitahuan resmi lewat surat lebih dulu. Bila ada yang ingin menemui pimpinan,  baru Anda dapat menjelaskan secara langsung.

Lalu hal bila yang terkena “musibah” ini hanya 12 orang.  Sebagai pemimpin, Anda dapat memanggil mereka langsung tanpa didahului surat. Dan apa pun alasannya, usahakan agar Anda dapat menemui masing-masing secara pribadi. Berikan penjelasan secara rinci tentang alasan di balik PHK tersebut.

Saat menyampaikan berita yang tidak menyenangkan ini, sebaiknya Anda memilih cara berkomunikasi  yang  tidak  terlalu formal lakukan  pendekatan, dan usahakan menyampaikannya  dengan cara yang tidak terlalu to the point.  Penyampaian yang terlalu langsung dapat  menimbulkan syok.

Kabar PHK sudah pasti mendatangkan akibat terkejut,  sedih tersinggung karena merasa tidak cukup layak  untuk terus dipakai sebagai karyawan ataupun sakit hati.

Harus diupayakan agar akibat rasa sakitnya seminal mungkin. Jadi, pendekatan yang halus  dan  bijaksana  sedikit banyak akan membantu karyawan tersebut tidak  menjadi  rendah  diri dan putus asa.

Hindari kata-kata: “Maaf, Saudara terpaksa diberhentikan dari perusahaan ini karena ada kelebihan  jumlah pegawai.”

Sebaiknya gunakan dalih yang berbeda untuk alas an  yang  sama. Misalnya, “Perusahaan kita tidak mampu lagi membiayai pengeluaran sebesar  ini  termasuk belanja pegawai.”

Penjelasan itu dapat Anda sambung,  misalnya,  dengan kata-kata:  “Ada beberapa kebijakan yang harus kita ambil untuk mengatasi keadaan ini.

Karena itu,  dengan berat  hati  saya meminta  kesedian dan pengertian  Anda  untuk  memahami  betapa  dengan  berat  hati  kita terpaksa melepas  beberapa  pegawai.  Di antara pegawai yang terpaksa dilepas adalah….”

Satu hal yang pengaruhnya besar dalam kondisi seperti ini adalah gaya komunikasi itu sendiri. Nada bicara dan  bahasa tubuh akan  turut  menentukan  akibat  pada yang  menerima  kabar.

Paling  baik,  gunakan  nada  bicara yang  halus  tapi  jelas dan tegas.

Tetaplah hormat dan menghargai terutama karena orang yang mendengar kabar buruk ini umumnya akan menjadi amat sensitif.

Sedikit  salah kata, mimik  yang  kurang  pas, atau air muka  yang  kurang  bersimpati  akan  menimbulkan  kekesalan dan kesedihan yang lebih mendalam  pada si karyawan yang  sedang  susah.

Pada dasarnya, tak seorang pun ingin kehilangan pekerjaan. Karena  itu,  setiap  karyawan  akan berusaha sedap mungkin  menunjukkan  prestasi  kerja.

Toh,  sewaktu-waktu ada saja hal yang dapat  menyebabkan timbulnya  kemalangan;  bangkrut,  resesi  ekonomi  yang  berbuntut  pada perampingan usaha,  dan lain-lain.

Hal-hal  seperti  ini  biasanya  lebih  membebani karyawan  yang  kena PHK ketimbang  yang  dipecat  karena  kesalahan  sendiri.

Dalam  sebuah studi  yang  diadakan di Amerika Serikat tentang stres  di tempat  kerja, kehilangan pekerjaan merupakan sumber stres paling besar. Karena itu,  sebagai pemimpin, tunjukkan bahwa Anda sangat bersimpati terhadap keadaannya.

Hal lain, bila si karyawan merasa keberatan oleh tindakan PHK tersebut, hendaknya para manajer atau pemimpin perusahaan menyiapkan  jawaban yang  yang  memuaskan  dan  masuk akal .

Juga  jangan lupa menawarkan rekomendasi  yang  baik  agar  ia lebih mudah memperoleh  pekerjaan  di tempat baru.

Katakan juga, andai kata suatu saat perusahaan Anda kembali membutuhkan tenaga, karyawan yang kena PHK ( yang terpaksa dilakukan karena alasan intern perusahaan) itu akan direkomendasikan mendapat prioritas dipanggil kembali, mudah-mudahan bermanfaat.

 

Tinggalkan Balasan