Ganang cucu Panglima Soedirman Bersuara Soal Patung Jend Sudirman Yang Dirobohkan

Ganang cucu Panglima Soedirman Bersuara Soal Patung Jend Sudirman Yang Dirobohkan
Pemred Majalah MATRA dan CEO majalah EKSEKUTIF bincang bersama Sukmawati Soekarno dan Ganang Priyambodo

MATRANEWS.com —  Pembongkaran Patung Jenderal Soedirman di Stadion Pringgodani Wonogiri: Antara Revitalisasi dan Kontroversi Publik

Pembongkaran patung Jenderal Soedirman di kawasan Stadion Pringgodani, Wonogiri, memicu perdebatan di kalangan masyarakat.

Ganang P Soedirman, salah satu pihak yang menyuarakan keprihatinannya, menyatakan, “Saya terluka dengan ini. Apapun alasannya, harusnya caranya tidak dengan seperti itu,” dalam unggahan video berdurasi satu menit yang tersebar di status WhatsApp.

Video tersebut menampilkan proses pembongkaran patung diiringi lagu “Gugur Bunga” dan tulisan bertanya, “Kenapa Patung Jendral Sudirman di Wonokarto Kabupaten Wonogiri Di Robohkan?”

Ganang memberi masukan, “Kalau saya, cukup pembongkaran tersebut ditutup tirai agar bersih, indah dan santun.”

“Tidak dengan dijatuhkan seperti itu.”

“Sangat tidak bermartabat. Bagaimanapun, monumen tersebut adalah monumen tokoh besar di Negeri ini. Ada cara santun dan bermartabat yang bisa dilakukan untuk hal tersebut.”

“Sebenarnya buat saya monggo saja. Hanya caranya harusnya tidak seperti itu. Didorong dijatuhkan. Sangat melukai kami, Keluarga-nya.”

“Monggo diganti, tapi ada cara santun dan bermatabat untuk hal tersebut. Banyak teknik cara untuk hal tersebut, seperti ditutup tirai putih atau lainnya. Bukan seperti itu. Kasar dan tidak bermartabat.”

Maka, aksi pembongkaran pun viral.

Pembongkaran ini dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Wonogiri sebagai bagian dari proyek revitalisasi stadion.

Menurut Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, langkah ini diambil setelah melalui kajian mendalam. “Kondisi patung yang terbuat dari semen sudah tidak layak, bahkan patung-patung kecil di sekitarnya rusak parah. Nilai estetika dan kondisinya sangat memprihatinkan,” ungkap Joko Sutopo.

Baca juga :  Bicaralah Lebih Banyak Seiring Bertambahnya Usia

Joko Sutopo, atau yang akrab disapa Jekek, menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai kepahlawanan dengan merawat simbol-simbol sejarah agar tetap bermakna.

“Jika simbol kepahlawanan dibiarkan dalam kondisi yang tidak layak, maka itu tidak mencerminkan penghormatan terhadap semangat perjuangan dan keikhlasan. Kami memilih untuk memperbaikinya agar nilai-nilai perjuangan tetap dihormati,” ujarnya.

Jekek menambahkan bahwa patung yang sudah berusia 30 tahun tersebut tidak akan dikembalikan ke lokasi semula di Stadion Pringgodani.

Pemkab Wonogiri berencana mencari lokasi baru yang tepat, dengan opsi utama di depan Makodim 0728/Wonogiri, yang merupakan lahan milik pemerintah setempat.

“Patung ini pasti akan dibangun kembali. Kami memastikan simbol perjuangan ini mendapat tempat yang layak, terlebih karena Wonogiri memiliki rute bersejarah dalam gerilya Soedirman,” tutup Jekek.

Masyarakat menilai Patung Jenderal Soedirman memiliki nilai historis tinggi, sehingga kebijakan relokasi dan pembangunan kembali ini diharapkan dapat merangkul semangat perjuangan masyarakat sekaligus memperkuat identitas dan penghormatan terhadap sejarah bangsa.

 

Tinggalkan Balasan