MATRANEWS.id — Banda Aceh — Pemerintah sangat serius mewujudkan era satu data nasional, menuju nomor identitas tunggal atau single identity number.
Hal itu dibuktikan oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri dengan mengintegrasikan data kependudukan.
Integrasi data ini juga berdampak pada akan dihapuskannya Nomor Induk Mahasiswa (NIM) secara bertahap.
Dengan begitu, dalam implementasinya secara bertahap akan digunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai Nomor Induk Mahasiswa sehingga data mahasiswa perguruan tinggi akan ada dalam satu sistem yang sama.
Dari ujung Barat Indonesia, Provinsi Aceh tak mau ketinggalan menerapkan sistem ini. Ditandai dengan jalinan kerja sama Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dengan Ditjen Dukcapil Kemendagri untuk mengintegrasi NIM ke NIK.
Dirjen Dukcapil Kemendagri, Prof. Zudan Arif Fakrulloh menyebutkan, pihaknya hingga kini telah menjalin kerja sama lebih 2.300 lembaga untuk penguatan big data di Indonesia.
“Ada beberapa kampus di Indonesia yang telah mengintegrasikan nomor identitas mahasiswanya ke dalam NIK,” ujar Dirjen Zudan Arif usai menandatangani perjanjian kerja sama tersebut di Balai Senat Unsyiah, Jumat (10/7/2020).
Unsyiah tercatat sebagai universitas pertama di Pulau Sumatera yang menandatangani kerja sama ini, saya sangat mengapresiasi langkah Unsyiah yang telah membantu Pemerintah memasuki era baru pencatatan kependudukan.
Prof. Zudan Arif menyebutkan, salah satu masalah besar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah pendataan, dengan konsep big data yang tepat dan lengkap, maka setiap orang akan terdata dengan baik.
Hal sama juga akan terjadi di Unsyiah jika mentransformasikan NIM ke dalam NIK.
“Jadi semua mahasiswa dan alumni akan terdata dengan baik, Unsyiah akan tahu mereka kerja di mana, tinggal di mana, keahliannya apa, hingga prestasinya. Ini memudahkan Unsyiah untuk men-tracking para alumninya,” ujar Zudan memungkasi.
Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, S.H., M.H. (Dirjen Dukcapil Kemendagri)Rektor Unsyiah Prof. Samsul Rizal menimpali, integrasi ini akan diterapkan mulai tahun ajaran baru 2020. Dengan demikian penyatuan nomor identitas bakal memudahkan verifikasi data mahasiswa dan efektivitas kerja.
“Langkah ini untuk mendukung program pemerintah yang sedang menggalakkan transformasi data menuju single identity number,” ujar Prof. Samsul Rizal, Rektor Unsyiah
Jadi setiap orang memiliki satu nomor identitas untuk banyak keperluan. “Cara ini juga dapat membantu Unsyiah melacak dan menghimpun para alumni yang tersebar di berbagai daerah,” Prof. Samsul Rizal memaparkan.
Samsul Rizal mengaku gembira, sebab kerja sama ini juga akan mengefektifkan fungsi dan peran kedua belah pihak dalam memverifikasi dan validasi data, baik untuk calon mahasiswa, calon dosen, hingga civitas akademika Unsyiah.
Lebih lanjut dia berharap kerja sama ini dapat berlanjut di bidang lainnya, terlebih lagi Unsyiah memiliki banyak ahli IT yang dapat membantu Dukcapil dalam pengelolaan data, sehingga bermanfaat bagi pembangunan bangsa.
Prof. Samsul Rizal, Rektor Unsyiah
*