MATRANEWS.ID – Setelah era Generasi Z dan Generasi Alpha, dunia akan segera menyambut Generasi Beta, generasi yang diperkirakan akan lahir antara tahun 2025 hingga 2039.
Generasi Beta tidak hanya akan membawa karakteristik yang unik, tetapi juga lahir dalam lingkungan yang semakin didominasi oleh kemajuan teknologi, perubahan sosial, dan tantangan global baru.
Meskipun mereka belum lahir, para ahli sudah mulai memprediksi bagaimana generasi ini akan berkembang dan mempengaruhi dunia di masa depan.
Lahir di Era Teknologi yang Makin Maju
Generasi Beta diproyeksikan akan tumbuh dalam era teknologi yang jauh lebih maju dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.
Jika Generasi Alpha (lahir antara 2010 hingga 2024) sudah hidup di dunia yang serba digital, Generasi Beta kemungkinan akan hidup di dunia yang semakin terintegrasi dengan kecerdasan buatan (AI), otomatisasi, dan teknologi yang lebih imersif seperti realitas virtual (VR) dan realitas augmentasi (AR).
Generasi Beta akan menjadi anak-anak dari Generasi Y (milenial) yang lebih muda dan Generasi Z yang lebih tua.
Dalam lingkup sosial, mereka akan mewarisi perubahan besar dalam cara kita bekerja, belajar, dan berinteraksi yang telah diinisiasi oleh generasi-generasi sebelumnya.
Selain itu, dengan meningkatnya usia harapan hidup yang dipicu oleh kemajuan teknologi kesehatan, banyak di antara mereka yang kemungkinan besar akan hidup hingga abad ke-22.
Proyeksi Populasi Generasi Beta
Berdasarkan prediksi dari berbagai lembaga riset, pada tahun 2035, Generasi Beta diperkirakan akan mencapai 16% dari populasi global.
Angka ini menunjukkan besarnya peran yang akan mereka miliki dalam membentuk masa depan dunia.
Meskipun belum lahir, ekspektasi terhadap Generasi Beta sudah mulai terbentuk berdasarkan perkembangan global yang akan mereka hadapi.
Dalam dunia yang semakin terkoneksi secara digital, mereka diprediksi akan menjadi generasi yang paling terintegrasi dengan teknologi, lebih dari generasi manapun sebelumnya.
Penamaan Generasi Berdasarkan Ilmu Sosial
Penamaan generasi sering kali membingungkan karena berbagai istilah populer yang digunakan untuk menggambarkan kelompok usia tertentu, seperti “milenial” atau “Gen Z.”
Namun, dalam kajian ilmiah, penamaan generasi dilakukan secara lebih terstruktur.
Seperti halnya penggunaan huruf X, Y, dan Z untuk menggambarkan generasi sebelumnya, Generasi Alpha (2010-2024) menjadi nama yang diambil dari alfabet Yunani sebagai simbol awal baru di abad ke-21.
Setelah Generasi Alpha, sesuai urutannya, muncullah Generasi Beta, yang akan dilahirkan dari tahun 2025 hingga 2039.
Pendekatan sosiologis dalam menamai generasi, dengan menggunakan huruf dan rentang tahun yang jelas, memberikan kerangka yang lebih objektif untuk melakukan analisis terhadap karakteristik generasi tersebut.
Ini juga memudahkan para ahli untuk membuat perbandingan lintas generasi di berbagai belahan dunia.
Setelah Generasi Beta, kita dapat memperkirakan akan muncul Generasi Gamma (2040-2054), dan kemudian Generasi Delta (2055-2069).
Pendekatan ini memberikan standar waktu yang teratur untuk mempelajari dampak zaman terhadap perkembangan individu dan masyarakat.
Tantangan dan Peluang yang Menanti Generasi Beta
Sementara Generasi Alpha dikenal sebagai generasi yang benar-benar pertama kali lahir di abad ke-21, Generasi Beta akan menghadapi dunia yang sudah sangat dipengaruhi oleh kecerdasan buatan, perubahan iklim, urbanisasi, dan otomatisasi.
Mereka diprediksi akan memiliki keterikatan yang lebih mendalam dengan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, dan kemungkinan besar akan mengandalkan teknologi untuk pekerjaan, pendidikan, dan interaksi sosial.
Namun, eksposur terhadap teknologi yang semakin tinggi ini juga membawa tantangan tersendiri.
Para ahli kesehatan mental telah memperingatkan tentang risiko kecanduan teknologi dan media sosial yang bisa mengganggu kesehatan mental Generasi Beta.
Di sisi lain, tantangan-tantangan global seperti perubahan iklim, ketidakstabilan ekonomi, dan meningkatnya ketimpangan sosial juga akan menjadi bagian dari realitas yang harus mereka hadapi.
Prediksi Karakteristik Generasi Beta
Meski Generasi Beta belum lahir, kita sudah bisa memprediksi beberapa karakteristik yang mungkin akan mereka miliki.
Mereka kemungkinan besar akan menjadi generasi yang sangat terbuka terhadap keberagaman, baik dalam hal budaya, etnis, maupun pemikiran.
Dengan dunia yang semakin terkoneksi, Generasi Beta diperkirakan akan tumbuh dalam lingkungan yang lebih inklusif dan multikultural.
Selain itu, mereka diprediksi akan menjadi generasi yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan, mengingat dunia di sekitar mereka akan terus berubah dengan cepat.
Mereka mungkin akan lebih terbiasa bekerja secara mandiri, menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah, dan lebih terbuka terhadap gaya hidup yang berbeda dari norma-norma tradisional yang dipegang oleh generasi sebelumnya.
Tantangan Ekonomi dan Pekerjaan
Generasi Beta akan menghadapi lanskap pekerjaan yang jauh berbeda dari apa yang kita kenal saat ini.
Dengan otomatisasi dan kecerdasan buatan yang menggantikan banyak pekerjaan manual, Generasi Beta harus lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan karier mereka.
Laporan dari World Economic Forum menyebutkan bahwa pekerjaan tradisional yang ada saat ini sebagian besar akan hilang atau berubah drastis dalam beberapa dekade ke depan, sehingga Generasi Beta harus siap menghadapi ekonomi yang sangat bergantung pada teknologi dan inovasi.
Namun, mereka juga akan memiliki peluang besar di bidang-bidang yang baru muncul, seperti teknologi hijau, bioteknologi, serta bidang-bidang yang berkaitan dengan kesehatan dan keberlanjutan.
Pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada keterampilan teknologi dan soft skill seperti komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah akan menjadi kunci bagi keberhasilan mereka di masa depan.
Masa Depan yang Menjanjikan
Meskipun tantangan besar menanti, Generasi Beta memiliki potensi untuk menjadi generasi yang membawa perubahan besar di dunia.
Mereka akan hidup di tengah revolusi teknologi yang terus berkembang, dan memiliki akses ke berbagai sumber daya yang lebih canggih dibandingkan generasi sebelumnya.
Jika dibimbing dengan baik, mereka akan mampu memanfaatkan teknologi untuk memecahkan masalah global dan menciptakan dunia yang lebih baik.
Namun, peran orang tua, pendidik, dan pemimpin kebijakan akan sangat penting dalam membimbing Generasi Beta agar mereka tidak hanya tumbuh sebagai individu yang cerdas secara teknologi, tetapi juga sebagai manusia yang memiliki empati, integritas, dan kesadaran sosial yang tinggi.
Teknologi mungkin akan menjadi alat utama mereka, tetapi nilai-nilai kemanusiaan harus tetap menjadi landasan dalam setiap tindakan yang mereka ambil.
Akhirnya, Generasi Beta adalah simbol dari harapan dan tantangan yang akan datang.
Mereka akan menjadi generasi yang merangkul masa depan dengan segala peluang dan rintangannya, dan peran kita adalah memastikan mereka siap menghadapi dunia yang terus berubah.