MATRANEWS.id — Indayati Oetomo dikenal sebagai perempuan tangguh, yang memberi motivasi bisnis, karir, dan pengembangan diri.
Perempuan yang merupakan Direktur Internasional John Robert Powers (JRP), sekolah kepribadian yang mulai berdiri di Surabaya lebih dari 25 tahun lalu.
Di New Era, ibu Indayati menganjurkan Bring Out The New You atau jadilah pribadi baru, artinya berubah dari kebiasaan lama untuk memulai kehidupan baru. Kekurangan dan kegagalan masa lalu lupakan saja.
Kalau faktanya sampai saat ini kita masih bisa bertahan, artinya ada kekuatan tersembunyi di dalam diri kita. Nah keyakinan seperti itu harus terus dipelihara.
Seiring tuntutan zaman, jadilah pribadi adaptable karena dunia terus berputar. Kalau kita tidak berjalan mengikuti pergerakan dunia, kita yang justru jungkir balik. Kalau kita berhenti, justru kita yang akan tenggelam.
Perempuan yang sempat mengalami empat krisis di tahun 1998, 2008, 2018 dan sekarang 2020. Ia mengaku, krisis 1998 sedikitpun JRP tidak goyah dan justru naik.
Tahun 2008 naik, tahun 2018 ada penurunan sedikit. Dan 2020, ia realistis berharap pandemi ini cepat berlalu.
Berikut kutipan wawancara dari Harian Disway, yang kemudian menjadi artikel menarik.
Apa konsen JRP dalam menangani kepribadian seseorang di situasi sekarang?
Konsentrasi kami saat ini adalah bagaimana bisa bertahan di saat krisis ini. Karena Program JRP tidak bisa dilaksanakan secara online , tidak efektif hasilnya
Apa saja yang menjadi keluhan dan banyak ditangani?
Keluhan siswa yang paling banyak adalah kapan kelas tatap muka bisa segera dibuka. Untuk mengatasi kejenuhan mereka stay at home ber bulan-bulan, kami lakukan kelas online terlebih dahulu secara extra sampai nanti saat kelas tatap muka sudah aktif, maka mereka boleh ikutan kelas lagi.
Sikap atau kepribadian apa yang paling sulit dirubah dari seseorang?
Hampir semua sikap dan karakter seseorang susah dirubah, karena sudah terbentuk sejak bayi lahir. Sedangkan mereka join di JRP paling lama hanya 6 bln. Jadi kalau tidak ada kemauan kuat dari diri mereka sendiri, maka sulit utk merubah sikap dan karakter seseorang
Apa keprihatinan ibu akan itu?
Keprihatinan saya adalah ketika seseorang tidak ada kemauan utk lebih dinamis dgn perubahan2 jaman dan sekelilingnya dengan mempertahankan kebiasaan2 yg negatif dan tidak produktif. Maka hal ini justru akan menghambat perjalanan hidupnya di masa depan
Bagaimana caranya menjadi seseorang dengan kepribadian yang mudah menyesuaikan diri?
Harus punya mindset bahwa: “di atas Langit Masih Ada Langit”. Artinya, tidak pernah berpuas diri terhadap sikap dan keterampilannya yang dimiliki. Akan tetapi, Selalu Punya Sikap Ingin Belajar Dari Keadaan dan selanjut dan selalu punya sikap Kerendahan Hati Saat Diberitahu Kekurangan-kekurangannya.
Jadi, apa manfaat yang paling dirasakan dari sekolah kepribadian ini?
Yang pasti di sekolah kepribadian, seseorang BISA BERCERMIN “WHO YOU ARE”, baik kekurangan-kekurangan dirinya serta potensi-potensi apa saja yang bisa di explore oleh seseorang tersebut
Apa yang paling membuat ibu berkesan dari kepribadian seseorang selama di JRP?
Kepuasan serta kebanggaan sebagai manusia seeta sebagai seoeang pengajar adalah, saat bisa membantu orang lain menemukan jati dirinya sehingga dia bisa confidence meng-explore semua talenta-talenta-nya. Kemudian mereka sukses dan bahagia dalam kehidupannya.
Apakah JRP mencermati tren bersosialisasi di dunia maya?
Justru sekarang sebenarnya JRP mengarah ke personal branding in digital era. Sebab masih banyak orang yang menganggap bersosialisasi di dunia maya boleh semaunya. Mereka lupa bahwa apa yang dilakukan di sosmed juga merupakan gambaran who you are.
Jangan membuat status bernada mengeluh di sosmed. Juga jangan banyak curhat. Sebab itu justru menunjukkan kita termasuk jenis orang bermental tempe. Punya masalah koq disharing ke banyak orang? Orang semacam itu egonya juga tinggi karena dia ingin semua orang fokus ke persoalannya.
Ada contoh lainnya?
Ada juga tipe orang yang sering membuat ulah, menulis status yang membuat orang lain sakit hati. Orang semacam itu pasti punya latar belakang kepribadian yang pahit.
Jadi sebenarnya apa yang ditampilkan seseorang di sosmed merupakan cerminan siapa dirinya. Oleh sebab itu, saat bersosialisasi di sosmed, orang harus aware pada kepribadiannya. Latar belakang bakal menunjukkan metamorfosis diri kita.
Artinya seseorang memang harus memiliki bekal untuk bersosialisasi di dunia maya?
Betul. Kita juga harus menjadi orang yang punya aware terhadap emosi orang lain. Harus punya empati. Kalau kita mau menulis sesuatu, harus berpikir apa yang bakal dirasakan orang yang akan membaca tulisan itu. Kalau kita diperlakukan seperti itu, apakah kita akan suka atau tidak? Jadi harus selalu dikembalikan kepada diri sendiri.
Sejauh mana media sosial mempengaruhi kepribadian seseorang di dunia nyata?
Saat ini pengaruh Sos Med sangat besar pengaruhnya, terutama dalam peradabahan manusia.
Maksudnya gimana?
Saya mengamati Sos Med persentasinya jauh lebih besar digunakan untuk hal-hal yang cenderung kurang mempedulikan perasaan kemanusiaan (faktor sosial-nya). Ya, dibandingkan untuk hal-hal positif, misalnya untuk promosi (faktor “media”-nya).
Bisa dikatakan Sos Med cenderung menciptakan “Degradasi Moral” jaman sekarang.
Jadi memang perlu berempati ketika bersosialisasi di sosmed?
Kita bersosialisasi di dunia maya atau dunia nyata harus menjadi orang yang punya integritas. Artinya harus berpenampilan sama. Bersosialisasi di sosmed bukan berarti bebas berperilaku. Tidak boleh seperti itu karena saat bersosialisasi di dunia maya bakal terbaca kepribadian kita.
Apa tips bersosialisasi di dunia maya?
Hal pertama, takut pada Tuhan karena semua manusia ciptaanNya. Sehingga ketika kita mau menyampaikan sesuatu, kita akan selalu ingat jangan sampai menyakiti ciptaan Tuhan lainnya. Harusnya kita justru menyenangkan orang lain. Seseorang yang takwa kepada Tuhannya, pasti akan selalu berusaha menyenangkan orang lain.
Hal kedua, menjadi orang yang tahu posisi. Dia tidak akan berusaha masuk ke wilayah yang bukan bagiannya. Jangan masuk ke area privacy. Jangan mudah menjustifikasi karena kita tidak melihat dan bertemu secara langsung.
Ketiga, harus punya prinsip tidak mudah ikut arus. Juga jangan keminter atau sok tahu. Kalau ada yang beropini tentang Si A, tidak usah ikut-ikut beropini kalau tidak mengenal Si A.
Tips-tips Anda tampaknya bisa meredam munculnya pertikaian di sosmed?
Hargailah manusia seutuhnya. Bukan karena jabatan, ras, atau apa saja.
Bagaimana Anda melihat maraknya hoax di sosmed?
Tidak usah di dunia maya, di mana-mana orang juga bisa berbohong. Tapi seseorang yang punya wisdom pasti tidak menyukai berita negatif. Kalau saya intelektual, saya tidak akan suka berita gosip. Hoax itu sama seperti gosip. Kita tidak mengalami sendiri, tidak melihat sendiri, kenapa harus percaya? Mereka yang suka gosip, menurut saya tidak well educated (berpendidikan bagus).
Pesan Anda bagi mereka yang suka bersosialisasi di dunia maya?
Kalau Anda ingin punya branding personality yang baik, attitude yang baik –dan itu bisa menjadi modal yang menunjukkan kultur dan latar belakang keluarga– Anda harusnya menjaga diri dan tidak mudah ikut arus. Milikilah wisdom atau kebijaksanaan untuk menyaring setiap informasi. Sebab sebenarnya hati nurani kita mampu menyaring mana yang benar dan mana yang tidak benar.
Apakah sekolah kepribadian masih menjadi pilihan banyak orang?
Sebetulnya sekolah kepribadian menjadi kebutuhan mutlak. Bukan soal menjadi pilihan atau tidak. Kalau seseorang masih mau meningkatkan diri, dia harus bercermin di sekolah kepribadian. Sebab JRP punya metode, punya cermin yang jujur dan obyektif dalam menilai seseorang secara profesional.
Manusia memang berpotensi terus berubah. Bisa saja hari ini kita menjadi seseorang yang punya kepribadian utuh. Tapi besok pagi kita bisa berubah menjadi sombong, arogan, atau bahkan sebaliknya menjadi rendah diri. Semakin banyak masalah yang dihadapi, manusia bisa semakin tidak stabil.
Kelas JRP dilakukan berapa kali dalam satu minggu?
Tergantung kebutuhan customer. Biasanya 2x seminggu selama 3 bulan untuk 1 Program.
Saat ini memiliki berapa cabang? Di mana saja?
Di Indonesia ada enam cabang: Untuk Jakarta ada tiga cabang, Surababaya satu cabang dan Bali satu cabang, kemudian Medan satu cabang.
Klik: JRP di QTV
klik juga: Make It Happen John Robert Powers Dukung Program Perbaikan SDM