Kapolda Metro Jaya Bertemu Dengan Orang Yang Mengedit Dirinya di Wikipedia

repost Beritasenator.com

Kapolda Metro Jaya Bertemu Dengan Orang Yang Mengedit Dirinya di Wikipedia

MATRANEWS.id — Kapolda Metro Jaya Bertemu Dengan Orang Yang Mengedit Dirinya. Cerita human interest yang menarik.

Laman Wikipedia yang berisikan data diri Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, diduga sempat diubah oleh seseorang pada Jumat, 22 Juli 2022 lalu.

Di dalam laman yang sempat diedit itu disebutkan Irjen Fadil diduga telah menerima suap dari Kadiv Propam nonaktif, Irjen Ferdy Sambo. Suap itu terkait masalah tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Pengedit Wikipedia itu telah berhasil ditangkap kepolisian, pelakunya bernama Nyoman Edi. Dalam video yang diunggah di akun Instagram resmi @kapoldametrojaya, Irjen Fadil Imran menemui tersangka.

“Oh ini. Duduk aja duduk, nggak apa-apa. Santai aja. Siapa namanya?,” tanya Fadil.

“Saya Nyoman Edi,” jawabnya.

“Kenapa Man, kamu mengedit Wikipedia saya?,” tanya Fadil lagi.

“Saya punya pengalaman buruk, kurang baik dengan anggota kepolisian,” sambungnya.

 

“Oh begitu, jadi punya pengalaman buruk berinteraksi dengan Polisi. Begitu melihat ada kejadian, terus kamu tertarik untuk mengedit punya profile Wikipedia saya,” ujar Fadil.

Kepada Fadil, tersangka ternyata tidak terlalu mengenal sosoknya. Pria yang bermain trading saham ini juga mengaku hanya ikut-ikutan tanpa mendalami sosok Fadil.

“Terus kamu kenal profile pribadi saya secara langsung nggak? Atau pernah tahu saya nggak?,” Fadil lagi.

“Sebelumnya tidak tahu persis bagaimana profile dari bapak sebelumnya,” jawabnya.

Baca juga :  Pelindo Berkontribusi Bagi Kemajuan Pariwisata

“Mengedit itu maksudnya supaya apa?,” ucapnya.

“Keisengan itu saja,” jawab Nyoman.

“Oh. Oke. Ada perasaan kecewa, lalu ada momentum ini. Nyoman kemudian melampiaskan kekecewaan itu dengan mengeditnya ya. Nah sekarang saya buka nih masker saya nih Edi,” imbuh Fadil.

Fadil lalu meminta penilaian Nyoman soal pribadinya. Kepada Fadil, Nyoman pun menyampaikan perihal sosok Fadil. Mendengar hal itu, Fadil hanya tertawa.

“Menurut kamu saya seperti apa sih sebenarnya?,” imbuhnya.

“Cukup gagah,”

“Apalagi?,”

“Cukup berwibawa,”

“Apalagi?,”

Fadil lau menyampaikan sejumlah pesan untuk Nyoman agar lebih berhati-hati menggunakan internet. Ini juga berlaku untuk semua pihak.

“Gini nyoman, saya sebenarnya tidak terlalu peduli dengan editan-editan kamu itu. Bagi saya itu menjadi risiko sebagai seorang pejabat publik. Ya apalagi dalam tugas-tugas mengungkap sebuah peristiwa yaa. Yang berbasis fakta dan mencari kebenaran. Nggak apa-apa itu biasa, tidak masalah,” tutur Fadil.

“Nyoman sekarang usia berapa?,” lanjut Fadil.

“35 Tahun,” jawab Nyoman.

“Masih muda, masih panjang perjalanan hidup. Masih banyak hal yang bisa dilakukan. Tidak ada manusia yang jalannya sempurna. Pasti ada sandungan-sandungan. Pasti ada kerikil-kerikil kecil. Tapi saya juga ingin mengedukasi kepada semua orang bahwa jangan anda pernah berpikir bahwa dalam kesendirian bersama jaringan internet maka anda bisa lari dan sembunyi.

Dunia siber itu penuh dengan jejak-jejak digital yang bisa ditelusuri yang kedua saya ingin mengedukasi juga kepada semuanya bahwa berekspresi itu hak. Tapi ingat ketika kita berekspresi ada norma.

Baca juga :  Agar Tidak Rancu, Sultan: Posisi MPR Perlu Dipertegas!

Di internet ada juga yang namanya etika berinternet. Netiquette namanya, tapi nggak usah khawatir seperti yang saya bilang tadi, saya maafkan kok,” nasihat Fadil.

“Dan sejak awal saya juga tidak pernah mau melaporkan. Tidak merasa sakit hati sama sekali. Dengan editan-editan Nyoman itu ndak ada.”

“Dan tadi pagi saya dilaporkan, saya bilang; nggak saya mau ketemu Nyoman saja, saya mau maafkan. Nggak ada masalah buat saya.”

“Saya sudah minta kepada penyidik supaya nggak usah diproses hukum. Habis ini yang penting Nyoman menyadari itu bahwa ini sesuatu yang buruk. Jangan diulangi lagi, selesai,” ucap Fadil.

“Terima kasih bapak,” imbuh Nyoman.

“Ya. Jadi saya ingin bukan kepada Nyoman saja. Tapi kepada semua orang,” pesan Fadil.

“Ada pesan buat saya lagi?,” tanya Fadil.

“Pesan saya untuk Bapak Kapolda Metro Jaya. Beserta jajarannya, dalam melayani masyarakat. Bisa makin baik, bisa lebih baik. Segala sesuatunya bisa berjalan lancar. Objektif juga dan bisa transparan ya,” ujar Nyoman mengakhiri perbincangan sambil membuka baju tahanannya.

BACA JUGA: majalah MATRA edisi AGUSTUS 2022, klik ini

Tinggalkan Balasan