Kisah Taplak Meja Yang Viral Di Media Sosial

Kisah Taplak Meja Yang Viral Di Media Sosial

MATRANEWS.id — Seorang pendeta diberi tugas untuk membuka gereja di pinggir kota Brooklyn. Mereka renovasi gereja dari kursi, lukisan dan plesteran dinding.

Namun, turun hujan badai selama dua hari hingga plesteran dinding depan roboh. Dan, yang roboh tepat di belakang mimbar. Pendeta datang, dengan sedih. u

Ia bersihkan runtuhan kotoran di lantai dan sempat berpikir, untuk menunda saja, kebaktian natal yang direncanakannya.

Dalam perjalanan pulang, dia melihat ada pasar murah untuk amal. Dia pun, melihat-lihat serta menemukan taplak meja indah buatan tangan warna gading yang sangat halus.

Di taplak itu, gambar salib tepat di tengah bordiran. Ukuran taplak, seperti-nya, menurut analisa pak Pendeta, ukurannya “pas” dengan lubang plesteran yang ambrol. Maka, pendeta segera membeli taplak itu, kemudian kembali ke gereja.

Salju mulai turun.

Pendeta melihat seorang wanita tua mengejar bus tapi ketinggalan, jadi diajaknya wanita tua itu menunggu di gereja sambil hangatkan badan karena bus berikut baru datang 45 menit kemudian.

Wanita tua itu, duduk di kursi. Pendeta pun, sibuk memasang taplak menutupi lubang dinding gereja.

Ternyata, bukan kebetulan tapi rencana Tuhanlah yang memberi hikmad. Ukuran taplak meja, pas untuk menutupi lubang itu. Sangat indah dan oke.

Wanita tua, melihat seksama taplak itu. Lalu, tanpa ekspresi bertanya: “Di mana, Anda dapatkan taplak meja itu?”

Baca juga :  Kesaksian Glen Fredly di Hadapan Jurnalis Kristiani Se Jabotabek

Pendeta lalu cerita.

Wanita tua itu minta pendeta mencek apakah sudut kanan taplak ada inisial: EBG. Dan ternyata, ada.

Wanita itu, tentu saja kaget karena sudah 35 tahun yang lalu di Austria, taplak itu ia buat.

Wanita itu lalu cerita, sebelum perang ia dan suami-nya adalah keluarga berada dan bahagia di Austria. Saat NAZI berkuasa, ia terpaksa migrasi.

Suami.nya akan menyusul minggu depan-nya, namun suami-nya tertangkap, dikirim ke penjara dan wanita tua itu. Dalam periode dulu hingga sekarang, tidak pernah lagi melihat suami-nya.

Pendeta pun tergetar mendengar cerita itu. Ia ingin, mengembalikan taplak tersebut.

Si wanita tua pun menyatakan, “lebih taplak itu untuk gereja saja”. Pendeta, lalu memaksa mengantar wanita tua itu karena hanya itu yang bisa ia lakukan. Wanita itu tinggal di Staten Island.

Acara malam natal tiba dan berjalan sangat indah.

Akhir acara, pendeta menyalami semua orang dan banyak yang senang dengan pelayanan mereka. Semua merasa terberkati.

Tiba-tiba, setelah jemaat satu-satu persau pulang, pendeta itu menemukan sesuatu. Sesuatu itu adalah, ada seorang pria tua. Ia duduk di bangku gereja dengan pandangan kosong.

Pendeta pun menghampiri dan bertanya ke jemaat, yang sedang duduk dengan tatapan kosong itu. Dengan penuh kasih ia bertanya, mengapa ia tidak pulang.

Pria tua itu menatap pak pendeta. Matanya berair.

Baca juga :  Sepiring Sukun Di Pinggir Kali, Karya Egy Massadiah

Dengan terbata-bata, pria itu balik bertanya: “Darimana pendeta mendapatkan taplak meja yang menutup dinding depan gereja?”

Pria tua itu pun melanjutkan pertanyaan dengan penuh keharuan. Pasalnya, ia ingat sekalu, taplak itu sangat identik dengan salah satu taplak yang pernah dibuat istrinya bertahun-tahun yang lalu. Saat mereka tinggal di Austria.

Lalu pria itu bercerita, bahwa istri dan dirinya terpisah karena ia tertangkap NAZI dan kemudian dipenjara. Sejak saat itu, ia tak pernah lagi melihat istri ataupun rumah-nya.

Mendengar kesaksian itu, pendeta tersenyum. Dipeluknya sang pria itu dan berbisik di telinganya. “Tuhan Yesus, secara ajaib telah membuat mukzizat,” ucapnya.

Pendeta itu lalu bertanya, apakah si pria tua bersedia diajak ke Staten island.

Maka, pergilah mereka ke tempat wanita tua yang diantar si pendeta tiga hari sebelum nya.

Dia bantu si pria tua menaiki tiga lantai apartemen wanita tua itu, mengetuk pintu. Peristiwa terindah dua orang yang terpisah, karena taplak dan cerita dibalik ambrolnya dinding gereja, ada rencana Tuhan terjadi.

Ketika semua yang terjadi dimaknai dengan sikap positif, maka tangan Tuhan bekerja dengan sangat, yang tidak terpikirkan manusia. Sebuah kisah nyata dari Pendeta Rob Reid.

*sumber *The Table Cloth* — Tuhan BEKERJA dg CARA yg MISTERIUS..
God bless u all. *NEVER LOOSE FAITH & HOPE in HIM🙏*

Baca juga :  IPPA Member, Monochrome

Tinggalkan Balasan