MATRANEWS.ID – Di era digital yang serba cepat, komunikasi tidak lagi terbatas pada percakapan verbal maupun tulisan formal.
Anak-anak muda, terutama generasi Z dan Alpha, telah mengembangkan bentuk bahasa baru yang dikenal sebagai “kode rahasia.”
Kode ini berfungsi sebagai cara komunikasi yang lebih eksklusif di antara mereka, terutama di platform media sosial dan aplikasi pesan instan.
Berdasarkan hasil observasi dan penelitian terbaru, fenomena ini semakin marak digunakan sebagai bentuk komunikasi digital antar remaja.
Evolusi Bahasa dan Kode Rahasia Digital
Fenomena penggunaan kode rahasia di kalangan anak muda bukanlah hal yang sepenuhnya baru.
Penggunaan singkatan seperti “LOL” (Laugh Out Loud) atau “BRB” (Be Right Back) telah lama dikenal di internet.
Namun, anak muda zaman sekarang melangkah lebih jauh dengan mengembangkan kode-kode yang hanya dipahami oleh kelompok tertentu.
Peneliti di Pew Research Center mengungkapkan bahwa 60% remaja berusia 13-18 tahun menggunakan kode rahasia di media sosial sebagai cara untuk menjaga privasi komunikasi mereka.
Sebuah laporan dari Digital Trends juga mengungkapkan bahwa kode rahasia ini tidak hanya berupa singkatan, tetapi juga berupa emoji, simbol, atau kombinasi kata-kata yang menyiratkan makna khusus.
Contohnya adalah penggunaan angka 143, yang berarti “I Love You,” atau kombinasi angka dan huruf seperti “KPC” (Keep Parents Clueless), yang populer di antara pengguna TikTok dan Instagram.
Mengapa Kode Rahasia Digunakan?
Menurut ahli digitalisasi media, Dr. Jonathan Greenfield, penggunaan kode rahasia di kalangan anak muda berfungsi sebagai alat untuk menjaga privasi dan eksklusivitas.
“Mereka menciptakan ‘bahasa’ mereka sendiri untuk menghindari pengawasan orang tua atau pihak lain yang mungkin mengintai percakapan mereka di media sosial,” ungkap Greenfield dalam wawancara dengan The Verge.
Selain itu, laporan dari Common Sense Media menyebutkan bahwa 55% anak muda merasa lebih aman menggunakan kode rahasia ketika berbicara tentang topik sensitif atau pribadi di platform digital.
Kode-kode ini memungkinkan mereka untuk berkomunikasi tanpa harus khawatir isi pesan mereka akan dipahami oleh orang luar, termasuk orang tua, guru, atau pihak berwenang.
Contoh Kode Rahasia yang Populer
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh The Washington Post, beberapa kode rahasia yang sering digunakan oleh anak zaman sekarang meliputi:
-
- POS (Parents Over Shoulder) – Orang tua sedang memperhatikan.
- P911 (Parent Alert) – Orang tua sedang di sekitar.
- 143 – “I Love You.”
- ILYSM – “I Love You So Much.”
- SMH (Shaking My Head) – Ekspresi kecewa atau tidak setuju.
- BRB (Be Right Back) – Akan kembali sebentar lagi.
- FOMO (Fear of Missing Out) – Takut ketinggalan momen penting.
- TBH (To Be Honest) – Untuk berbicara jujur.
- TTYL (Talk To You Later) – Berbicara nanti.
- IDK (I Don’t Know) – Tidak tahu.
- OMW (On My Way) – Sedang dalam perjalanan.
- OOTD (Outfit Of The Day) – Busana hari ini.
- WYD (What You Doing?) – Sedang apa?
- RN (Right Now) – Saat ini.
- JK (Just Kidding) – Hanya bercanda.
- BF/GF (Boyfriend/Girlfriend) – Pacar laki-laki/perempuan.
- OTP (On The Phone) – Sedang menelepon.
- KPC (Keep Parents Clueless) – Jaga agar orang tua tidak tahu.
- IDC (I Don’t Care) – Saya tidak peduli.
- LMK (Let Me Know) – Beri tahu saya.
- GTG (Got To Go) – Harus pergi.
- IMO (In My Opinion) – Menurut saya.
- TTYL (Talk To You Later) – Berbicara nanti.
- BFF (Best Friends Forever) – Sahabat selamanya.
- NSFW (Not Safe For Work) – Tidak aman untuk dilihat di tempat kerja.
- TFW (That Feeling When) – Perasaan ketika.
- YOLO (You Only Live Once) – Hidup hanya sekali.
- WTH (What The Heck) – Apa-apaan ini.
- SUS (Suspicious) – Mencurigakan.
- LMAO (Laughing My Ass Off) – Tertawa terbahak-bahak.
- TT (Throwback Thursday) – Kenangan yang dibagikan pada hari Kamis.
- BAE (Before Anyone Else) – Istilah untuk pacar atau seseorang yang spesial.
- IG – Instagram.
- SN (Snapchat) – Aplikasi media sosial Snapchat.
- HMU (Hit Me Up) – Hubungi saya.
- HBU (How ‘Bout You?) – Bagaimana denganmu?
- NOYB (None Of Your Business) – Bukan urusanmu.
- RN (Right Now) – Saat ini.
- SMH (Shaking My Head) – Menggelengkan kepala, ekspresi kekecewaan.
- XOXO – Pelukan dan ciuman.
- B4N (Bye For Now) – Sampai jumpa.
- AF (As F*k)** – Digunakan untuk menekankan suatu hal, seperti “very.”
- IG – Instagram.
- NVM (Nevermind) – Lupakan.
- JK (Just Kidding) – Hanya bercanda.
- THX (Thanks) – Terima kasih.
- IDC (I Don’t Care) – Saya tidak peduli.
- RN (Right Now) – Sekarang.
- SM (Social Media) – Media sosial.
- DYK (Did You Know?) – Apakah kamu tahu?
Kode-kode ini membantu anak-anak muda untuk berkomunikasi dengan lebih singkat dan terkadang bersifat rahasia di lingkungan digital, khususnya di media sosial dan aplikasi perpesanan.
Selain singkatan dan kata-kata khusus, anak muda juga menggunakan emoji sebagai bagian dari kode rahasia.
Sebagai contoh, emoji 🐍 (ular) sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang dianggap pengkhianat, sementara emoji 🍍 (nanas) bisa memiliki makna berbeda tergantung konteks percakapan.
Pengaruh Terhadap Hubungan Sosial dan Privasi
Penelitian yang dilakukan oleh Family Online Safety Institute menemukan bahwa sekitar 40% orang tua tidak memahami kode rahasia yang digunakan oleh anak-anak mereka dalam percakapan daring.
Hal ini menciptakan jarak komunikasi antara anak dan orang tua, di mana orang tua sering kali merasa kesulitan untuk memahami perilaku anak mereka di media sosial.
“Generasi muda merasa bahwa menggunakan kode ini memberi mereka kebebasan, namun hal ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang potensi risiko jika kode tersebut digunakan untuk perilaku yang kurang sehat, seperti perundungan atau bahkan aktivitas ilegal,” ungkap Sarah Winger, pakar keamanan digital dari Family Online Safety Institute.
Laporan dari Cyberbullying Research Center menambahkan bahwa sekitar 15% remaja mengakui menggunakan kode rahasia sebagai cara untuk melakukan perundungan secara daring tanpa diketahui oleh pihak berwenang atau orang dewasa.
Penggunaan kode rahasia oleh anak zaman sekarang merupakan evolusi dari cara mereka berkomunikasi di dunia digital yang terus berkembang.
Di satu sisi, kode ini membantu menjaga privasi dan eksklusivitas komunikasi, tetapi di sisi lain, ada risiko yang terkait dengan penyalahgunaannya.
Orang tua, pendidik, dan pihak berwenang perlu lebih memahami fenomena ini agar dapat menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi anak-anak di dunia digital dan keselamatan mereka.
Referensi Data:
- Pew Research Center – Laporan tentang penggunaan kode rahasia di kalangan remaja usia 13-18 tahun untuk menjaga privasi komunikasi.
- Digital Trends – Artikel mengenai evolusi bahasa digital dan penggunaan kode rahasia seperti singkatan, angka, dan emoji.
- The Verge – Wawancara dengan Dr. Jonathan Greenfield tentang alasan anak muda menggunakan kode rahasia untuk menjaga privasi.
- Common Sense Media – Survei tentang bagaimana kode rahasia digunakan oleh anak muda untuk berbicara tentang topik sensitif di media sosial.
- The Washington Post – Laporan observasi tentang beberapa kode rahasia populer yang digunakan anak muda di media sosial.
- Family Online Safety Institute – Penelitian tentang jarak komunikasi antara anak dan orang tua akibat penggunaan kode rahasia dalam percakapan daring.
- Cyberbullying Research Center – Laporan tentang penggunaan kode rahasia dalam kasus perundungan daring di kalangan remaja.