Laksamana Madya (Pur) Dr. TNI Desi Albert Mamahit, MSc: “Memang Perlu Sinergitas Antar Instansi.”

Laksamana Madya (Pur) Dr. TNI Desi Albert Mamahit, MSc: “Memang Perlu Sinergitas Antar Instansi.”

Majalah MATRA – “Sistem keamanan maritim di Indonesia saat ini, memang, belum menjadi satu kesatuan sistem yang utuh karena masih terbagi-bagi pada beberapa instansi pemerintah sesuai dengan Undang Undang yang berlaku,” ujar Laksamana Madya (Pur) Dr. TNI Desi Albert Mamahit, MSc, ketika bertemu di acara silaturahmi Ketua Kadin, Rosan Roeslani (6/5/2019).

Desi Mamahit banyak disebut sebagai ahli strategi Maritim.

Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 22 Desember 1959 ini, walau sudah purnawirawan terus aktif di beberapa organisasi yang berkaitan dengan lingkungan hidup, pelayaran, perhubungan dan maritim.

Menjadi pembicara dan mengkritisi situasi yang ada, bukan juga ingin membuat gaduh. Bahkan, ia aktif mempromosikan tol laut, dikaitkan lingkungan hidup dan ekosistemnya.

Sebagai intelektual dan pengamat maritim, Mamahit menjelaskan, semua yang dilakukan pemeritahan sekarang sudah baik dan bermanfaat. Akan lebih baik lagi dan dirasakan manfaatnya segenap lapisan masyarakat, ia pun memberi saran dan solusi.

Sebagai mantan perwira tinggi, bintang- 3 dari TNI Angkatan Laut, lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1984, ia hanya memberi masukan hal yang memang perlu menjadi sesuatu untuk kemajuan bangsa ini.

Pria yang dikenal sebagai tentara intelektual ini mengaku komit sejak dulu, bahkan ketika menjabat. Kalaupun bersuara “nyaring”, selalu diimbuhi dengan ragam solusi, antara lain, soal pembakaran terhadap kapal-kapal ikan yang melakukan kegiatan penangkapan ikan secara illegal memang diperlukan untuk tujuan shock terapy.

Kala itu, Mamahit memberi perhatian dan saran, untuk kasus ilegal fishing, setelah itu perlu ada pentahapan selanjutnya, “Agar kegiatan penangkapan ikan illegal tersebut tidak terjadi lagi selamanya.”

Baca juga :  Kasal Berkomitmen Bangun SDM Prajurit Yang Berciri Khas MATRA Laut

“Pembakaran kapal saja tidak menjamin para pelaku untuk berhenti melakukan kegiatan penangkapan ikan secara illegal, atau lengkapnya kegiatan Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUU Fishing),” tutur Dr. Desi Albert Mamahit, MSc, dengan berterus terang.

Masukannya bukan tanpa alasan, karena pria ini pernah menjabat sebagai Kepala Bakamla RI pertama yang dilantik oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, setelah badan tersebut resmi berubah nama menjadi Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI).

Sebelumnya, institusi itu bernama Badan Koordinator Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakorkamla RI), dimana sebelumnya dia menjabat sebagai Kepala Pelaksanaan Harian Bakorkamla RI (Kalakhar Bakorkamla RI) sejak April 2014.

Perlu dicatat, saat masih menjabat sebagai Kalakhar Bakorkamla RI tersebut, Laksdya D. A. Mamahit berperan dalam merumuskan lahirnya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang kelautan, dimana didalamnya berisi amanat untuk pembentukan Bakamla RI.

Terkait banyak hal, pria yang punya mimpi membangun Universitas Maritim ini mengaku, siap dan terus berperan di banyak lini kehidupan.

Khususnya di dunia yang pernah digeluti, ada masukanya yang menarik.

“Setiap instansi pemerintah yang melakukan kegiatan yang berkaitan dengan keamanan maritim didukung oleh Undang-Undang mereka masing-masing,” ujar Mamahit. Sehingga, setiap instansi di Indonesia berhak melakukan kegiatan operasi keamanan laut sesuai versi masing-masing.

Untuk itu, Desi Mamahit mengatakan, memang sangat diperlukan adanya sinergitas antar instansi pemerintah untuk bisa menjaga keamanan maritim Indonesia secara menyeluruh dan maksimal.

Baca juga :  Laksamana TNI Muhammad Ali Pimpin International Fleet Review

Masih menurut Mamahit, untuk itu, masih diperlukan adanya peraturan atau Undang Undang yang bisa jadi pedoman bagi setiap instansi pemerintah untuk bisa melakukan kegiatan keamanan maritim secara bersinergi. “Dan ini, kelihatannya masih perlu waktu yang cukup lama,” paparnya panjang lebar.

Intinya dari semua pembicaraan siang itu, sosok yang santun ini menjelaskan, dirinya bangga bisa menjadi anak bangsa yang bertumbuh di TNI. Bahwa sekarang menjadi akademisi, ia akan terus memberi masukan dan solusi untuk bangsa ini.

“Jika dalam diri kita punya ketahanan yang baik, tentu akan susah diserang oleh lawan,” ujarnya sambil bangga bahwa alutsista kita sudah modern.

Begitu juga dengan negara. Konsepnya sama saja, jika pertahanan kuat maka negara akan kuat.

Itulah filosofi yang diungkap Mamahit, nama akrabnya, pria yang berhasil memperjuangkan dibentuknya Bakamla RI. Sehingga dia dilantik menjadi Kepala Bakamla RI yang pertama di Indonesia.

baca juga ini: majalah Matra edisi terbaru

Tinggalkan Balasan