Maraknya Perselingkuhan Berawal dari Live TikTok: Sebuah Fenomena Sosial Baru

Berdasarkan observasi dan laporan dari sejumlah ahli, interaksi real-time di TikTok Live diduga kuat menjadi salah satu penyebab meningkatnya perselingkuhan

Maraknya Perselingkuhan Berawal dari Live TikTok: Sebuah Fenomena Sosial Baru
Foto : Ilustasi/ Canva

MATRANEWS.ID – Penggunaan media sosial semakin meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di kalangan pengguna aplikasi TikTok.

Namun, aplikasi yang awalnya dikenal sebagai platform hiburan ini kini dikaitkan dengan fenomena sosial baru yang mengkhawatirkan: banyaknya kasus perselingkuhan yang dimulai dari fitur live streaming.

Berdasarkan observasi dan laporan dari sejumlah ahli, interaksi real-time di TikTok Live diduga kuat menjadi salah satu penyebab meningkatnya perselingkuhan, khususnya di kalangan pasangan muda.

TikTok Sebagai Pintu Perselingkuhan

Sebuah laporan dari The Guardian menyebutkan bahwa lebih dari 30% pengguna aktif TikTok adalah generasi muda berusia 18 hingga 34 tahun.

Kelompok usia ini tidak hanya menggunakan aplikasi untuk hiburan, tetapi juga untuk menjalin interaksi yang lebih intim, baik dengan orang yang mereka kenal maupun tidak dikenal sebelumnya.

Dalam banyak kasus, interaksi yang terjadi selama sesi live di TikTok menjadi awal dari hubungan emosional yang berkembang di luar batas-batas hubungan yang sah.

Sejumlah laporan yang dihimpun oleh situs Wired juga menyebutkan bahwa live streaming TikTok memberikan peluang bagi pengguna untuk terlibat dalam percakapan lebih personal, yang sering kali berlanjut ke platform lain seperti WhatsApp atau Instagram.

“Apa yang dimulai sebagai interaksi kasual di depan kamera, dengan cepat bisa berubah menjadi hubungan pribadi yang lebih dalam.

Ini adalah efek dari anonimitas dan kemudahan akses yang ditawarkan TikTok,” ungkap Jenny Abreu, pakar hubungan digital yang diwawancarai oleh Wired.

Pengalaman Nyata Korban Perselingkuhan

Salah satu korban yang tak ingin disebutkan namanya, mengungkapkan pengalaman pahitnya terkait perselingkuhan yang dimulai dari TikTok Live.

“Saya mulai curiga ketika suami saya terus-menerus menonton live seorang perempuan di TikTok.

Baca juga :  Mengapa TikTok Jadi Pilihan Utama Gen Z dalam Mencari Informasi, Menggeser Google?

Pada awalnya saya pikir itu hanya hiburan, tapi ternyata mereka mulai saling berkomunikasi di luar aplikasi dan berakhir dengan selingkuh,” ujar narasumber tersebut.

Pengakuan ini sejalan dengan temuan survei oleh Pew Research Center yang menyatakan bahwa 16% dari pasangan yang memiliki akun di media sosial pernah mengalami konflik terkait penggunaan platform seperti TikTok.

“Banyak pasangan yang tidak menyadari bahwa interaksi yang awalnya terlihat tak berbahaya di TikTok bisa menimbulkan masalah serius dalam hubungan mereka,” kata April Mullaney, peneliti senior di Pew Research Center.

Alasan Utama Meningkatnya Perselingkuhan di Media Sosial

Ahli hubungan dan digitalisasi, Tom De Leyn, dalam sebuah wawancara dengan The New York Times, menjelaskan bahwa fenomena ini dipicu oleh beberapa faktor utama.

Pertama, fitur live streaming di TikTok memberikan ruang bagi pengguna untuk berinteraksi langsung dengan audiens dalam suasana yang sering kali bersifat santai dan personal.

“Pengguna merasa bahwa mereka bisa berbicara dengan orang lain tanpa batas, bahkan sering kali melupakan bahwa mereka sebenarnya sudah terikat dalam sebuah hubungan,” jelas De Leyn.

Kedua, TikTok menggunakan algoritma yang mempromosikan konten yang personal sesuai dengan minat dan preferensi pengguna, memungkinkan mereka berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal secara langsung.

Algoritma ini didesain untuk meningkatkan keterlibatan pengguna, yang tanpa disadari, juga memicu hubungan lebih intim yang berpotensi mengarah ke perselingkuhan.

Dampak Sosial dan Psikologis

Fenomena perselingkuhan ini membawa dampak psikologis yang signifikan bagi korban.

Menurut laporan dari Psychology Today, sekitar 42% korban perselingkuhan yang terjadi di media sosial mengaku mengalami stres emosional yang lebih besar dibandingkan mereka yang terlibat dalam perselingkuhan fisik.

Baca juga :  Gen Z Terancam Miskin? Awas Jebakan 'Doom Spending'!

“Kesulitan untuk mengawasi aktivitas pasangan di media sosial membuat perselingkuhan terasa lebih menyakitkan, karena korban merasa tak memiliki kendali,” kata Dr. Lynn Dicks, psikolog klinis dari American Psychological Association (APA).

Selain itu, fenomena ini juga berdampak pada tingkat kepercayaan dan komunikasi dalam hubungan.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Relationship Foundation, 62% pasangan yang terlibat dalam konflik terkait media sosial melaporkan bahwa tingkat kepercayaan mereka terhadap pasangan berkurang drastis setelah mengetahui adanya perselingkuhan yang dimulai dari media sosial.

Upaya Mengurangi Risiko Perselingkuhan di Media Sosial

Menyikapi tren ini, para pakar hubungan mendorong pasangan untuk lebih terbuka dalam berkomunikasi tentang penggunaan media sosial.

Pakar hubungan dari Relationship Experts, Dr. John Wilkins, merekomendasikan pentingnya menetapkan batasan yang jelas mengenai interaksi di media sosial.

“Bicara secara jujur dan terbuka tentang siapa yang Anda ikuti dan dengan siapa Anda berinteraksi bisa mencegah munculnya kecurigaan yang tidak perlu,” ungkap Wilkins.

Sementara itu, TikTok sendiri telah mulai meningkatkan upaya moderasi untuk mencegah penyalahgunaan fitur live.

Berdasarkan pernyataan resmi dari TikTok Transparency Report 2024, perusahaan telah menerapkan pembatasan umur untuk akses ke live streaming dan meningkatkan sistem pelaporan konten tidak pantas.

Namun, para ahli menilai bahwa upaya ini masih memerlukan dukungan regulasi yang lebih ketat untuk benar-benar melindungi pengguna dari potensi risiko sosial.

Maraknya kasus perselingkuhan yang dimulai dari live streaming di TikTok menunjukkan bahwa media sosial tidak hanya menjadi ruang hiburan, tetapi juga bisa menjadi ancaman bagi keharmonisan hubungan.

Baca juga :  Perubahan Zaman, Hanya Kasih Yang Tak Lekang Oleh Zaman Baru

Dengan meningkatnya penggunaan platform ini, penting bagi pasangan untuk lebih waspada dan menjaga komunikasi yang sehat, serta memahami batas-batas yang perlu dijaga saat berinteraksi di dunia maya.


Referensi fenomena perselingkuhan yang dimulai dari live streaming TikTok:

  1. The Guardian – Laporan tentang demografi pengguna TikTok, menyebutkan bahwa lebih dari 30% pengguna aktif TikTok berasal dari kalangan usia 18-34 tahun.
  2. Wired – Laporan dari Wired yang membahas bagaimana interaksi live streaming di TikTok dapat berkembang menjadi hubungan pribadi yang lebih dalam, termasuk kutipan dari pakar hubungan digital, Jenny Abreu.
  3. Pew Research Center – Survei mengenai penggunaan media sosial dalam hubungan, yang menunjukkan bahwa 16% pasangan pernah mengalami konflik akibat media sosial seperti TikTok.
  4. The New York Times – Wawancara dengan ahli hubungan dan digitalisasi, Tom De Leyn, yang menjelaskan tentang algoritma TikTok dan bagaimana interaksi melalui live streaming dapat memicu perselingkuhan.
  5. Psychology Today – Laporan mengenai dampak psikologis dari perselingkuhan yang terjadi di media sosial, termasuk temuan bahwa korban perselingkuhan di media sosial cenderung mengalami stres emosional yang lebih besar.
  6. American Psychological Association (APA) – Sumber yang mendukung penjelasan dari Dr. Lynn Dicks mengenai efek psikologis perselingkuhan yang terjadi di media sosial.
  7. Relationship Foundation – Survei terkait tingkat kepercayaan dan komunikasi dalam hubungan yang terlibat dalam konflik media sosial, menunjukkan bahwa 62% pasangan mengalami penurunan kepercayaan.
  8. TikTok Transparency Report 2024 – Pernyataan resmi dari TikTok mengenai upaya mereka dalam meningkatkan moderasi konten, khususnya di fitur live streaming, serta langkah-langkah pembatasan umur dan sistem pelaporan.

Tinggalkan Balasan