MATRANEWS.id — RISET ini pernah dimuat di majalah MATRA dan EKSEKUTIF edisi cetak.
RIDMA Foundation (institusi di bidang Riset, Investigasi Dan MultimediA) menghimpun sebuah penelitian dan mencari tahu dari pertanyaan iseng-iseng itu.
Adapun pol pendapat yang dihimpun, kali ini berupa fantasi seks sejumlah eksekutif, khususnya di Jakarta saja dulu. Dari hasil wawancara dan angket, kemudian disajikan dalam bentuk tulisan.
Untuk menggali informasi fantasi seks para eksekutif dan pria perkotaan, khususnya masyarakat Jakarta, apakah ini bisa disebut penelitian atau survei yang serius?
Tidak juga.
Walau dengan rambu-rambu dan parameter dan metodologis yang dilakukan oleh lembaga di bidang riset, konsultasi, dan serta pelatihan yang berpengalaman.
Kiranya, capaian dari jajak pendapat yang juga diimbuhi lewat media sosial semacam facebook dan twitter ini, jangan terlalu diambil serius-serius amat.
Sampling 103 manajer ibukota sebagai responden, kemudian pertanyaan yang dilempar ke media sosial, menjadi menarik, bila kita mengamati fenomena ini sebagai sebuah inspirasi.
Tak perlu ditanggapi dengan sikap sinikal.
Bahwa kepada responden atau partisipan, ditanyakan juga apabila fantasi itu dilaksanakan, apakah membuat mereka merasa puas.
Jawaban bebas diberikan, bisa dilihat pada tabel dan boks.
Mengapa orang terdekat yang difantasikan, bukan selebriti atau wanita ternama?
Ini hanya untuk seru-seruan saja. Jangan juga, ditanggapi kok, majalah bisnis membahas yang seperti ini.
****
Penelitian ini menguak beberapa hal yang mengejutkan
Ternyata, fantasi seks sejumlah eksekutif Jakarta didominasi istri atau pacar.
Sebagai mahluk biologis, manusia memang manusia memiliki dorongan kuat id — istilah Sigmund Freud untuk cetusan-cetusan spontan badaniah yang terletak di bawah alam sadar.
Karena kehidupan seorang individu pada kenyataannya adalah pertarungan tak kunjung henti antara superego dan id.
Untuk menjaga keseimbangan antara kedua unsur itu, dikembangkan berbagai mekanisme. Salah satunya adalah Fantasi.
Fantasi adalah kebebasan individu. Fantasi bisa menjadi semacam pelarian diri sejenak dari realitas sosial, yang kadang kala mengekang dan menyesakkan karena banyaknya rambu normatif.
Hal yang menjadi pusat perhatian adalah fantasi berbagai aktivitas seksual yang secara sadar, ingin dilakukan para eksekutif (sebagai ekspresi id) dan pandangan teman-teman mereka — mewakili lingkungan sosial — terhadap berbagai aktivitas seksual (sebagai ekspresi superego).
SIAPA MEREKA?
Karakteristik responden adalah kelas menengah Jakarta. Mereka umumnya berusia relatif muda, berpendidikan sarjana, bekerja di sektor swasta, menduduki jabatan manajer, dan berpenghasilan relatif memadai bila dibandingkan dengan mayoritas penduduk Jakarta.
Ada 38% yang berusia 25-29 tahun, dan 33% berumur 30-34 tahun. Tingkat pendidikan mereka 61% sarjana S-1, dan 16% di antaranya pernah mengecap pendidikan S-2.
Mereka bekerja sebagai pegawai swasta (84%) dari berbagai bidang profesi. Mereka (35%) menduduki posisi manajemen tingkat I (first level management) dan (30%) manajemen tingkat II (middle level management).
Lebih dari separuh responden menyatakan diri belum menikah (53%), sedangkan 44% berstatus menikah dan 2% pernah menikah (duda).
Lama pernikahan responden berkisar satu hingga enam tahun, dengan jumlah anak satu hingga dua orang.
Ketika responden yang telah menikah ditanya tentang kondisi perkawinan mereka, 56% menjawab memuaskan, 25% menyatakan sangat memuaskan, serta 15% mengatakan biasa saja, dan 4% mengaku tidak memuaskan.
EKSPRESI KEBEBASAN INDIVIDU.
Perlu digarisbawahi, bahwa Fantasi Seks ini, bisa menjadi pelarian diri sejenak dari realitas sosial, yang kadangkala terasa mengekang dan menyesakan karena kebanyakan rambu normatif.
Sebagai catatan juga, ketika diketahui bahwa deskripsi kalangan eksekutif Jakarta ini adalah mereka-mereka yang merupakan golongan kelas menengah di ibu kota.
Tak terkecuali, pemilik perusahaan, hasil dari pol ini menjadi “sesuatu”.
Bagaimana tidak? Fantasi seks dalam pol ini mencakup orang, tempat, dan cara yang difantasikan.
Hasilnya menunjukan : Pacar, istri, dan teman dekat merupakan tiga pihak yang banyak difantasikan responden untuk berhubungan intim.
Tempat yang difantasikan untuk kegiatan ini adalah motel/hotel, alam terbuka, dan kendaraan. Sedangkan cara yang difantasikan kebanyakan memakai teknik berhubungan intim yang lazim.
Dari ketiga unsur fantasi itu (orang, tempat, dan cara) berdasarkan pengalaman sejumlah responden yang masih terekam, ternyata dalam berfantasi mereka lebih memberikan tekanan pada unsur orang yang diajak berhubungan intim (42%) daripada tempat (24%) dan cara (22%).
Selain memberi gambaran tentang fantasi seks tersebut di atas, jajak pendapat ini menunjukan bahwa fantasi seks tak ada hubungannya dengan stres kerja.
Sebab, 103 manajer pria ibukota sebagai responden, ada 64 responden memberi jawaban.
Jumlahnya adalah 31% menyatakan berfantasi di malam hari sebelum atau saat susah tidur, dan 30 % mengakui berfantasi saat mereka sendiri atau kesepian.
Yang menarik, responden yang mengatakan berfantasi pada waktu stres hanya 5%. Mereka mengakui, dorongan berfantasi lebih disebabkan oleh pertemuan dengan orang yang menarik hati (35%) dan film (33%).
FAKTA BUKAN GOSIP SEKS
Lebih jauh diperoleh realitas, Fantasi Seks bisa memberikan aksen kehidupan seks suami istri.
Ia dapat bertindak sebagai katup untuk mengungkapkan perasaan dan meningkatkan rangsangan seksual. Ia bisa mendatangkan kegembiraan serta meningkatkan rasa percaya diri seseorang.
Fantasi seks dianggap sebagai hal yang sangat pribadi, sehingga sebagian besar (75%) dari mereka mengaku tidak pernah menceritakan fantasi mereka kepada orang lain.
Bagaimana dengan Anda?
#mengutip riset harus menyebutkan sumber dengan lengkap.
***
Setelah didapatkan gambaran fantasi seks para eksekutif yang mencerminkan id mereka, setiap responden pun ditanyai tentang reaksi lingkungan sosial terhadap orang, tempat, dan cara yang berkaitan dengan aktivitas seksual. Hasilnya, 76% responden menganggap tabu jika berhubungan intim dengan sesama pria.
Poling juga mendapat fakta, 67% responden mengaku lingkungan sosial akan bereaksi negatif jika berhubungan intim dengan gadis di bawah umur 17 tahun. Dan 51% mengatakan, lingkungan akan bereaksi sama kalau berhubungan intim dengan rekan kerja.
Tempat yang tidak pantas untuk melakukan aktivitas seksual menurut responden ialah tempat kerja (63%) dan sekolah/kampus (55%). Sedangkan cara berhubungan intim yang dianggap akan mendatangkan reaksi negatif lingkungan adalah hubungan inting dengan menyakiti/disakiti (71%) dan hubungan intim dengan banyak wanita (67%).
BENARKAH DIPENGARUHI PENGETAHUAN?
Banyak yang mempertanyaan, apakah Fantasi Seks ini berkaitan pengetahuan seseorang. Seorang profesor dokter pernah menulis pendapatnya di sebuah media seputar fantasi seks.
Katanya, terkadang, Fantasi tersebut muncul sendiri tapi ada kalanya perlu dibangkitkan untuk menambah gairah. Misalnya, saat berhubungan intim dengan istrinya, sang suami tak dapat mengalami ereksi.
Dalam benaknya, si pria lantas membayangkan masa-masa indah dalam hidupnya.
Realitasnya, Fantasi Seks seseorang sedikit banyak ditunjang oleh terpaan media (media exposure) yang bersangkutan. Namun, tak berbanding lurus dengan hal-hal yang berbau pornografi.
Apalagi, sekarang internet atau media sosial menjamur, saling tukar gambar porno atau yang berbau pornografi.
Walau sebenarnya, kalangan eksekutif yang menjadi responden pol ini punya akses menjangkau media yang mengekspos pornografi. Hasilnya seperti ini dan perlu kita simak.
Dari responden didapat hasil, untuk mereka yang kadang-kadang membaca tulisan porno (52%), kadang-kadang melihat gambar porno (53%), dan kadang menyaksikan film porno (45%), dan tidak pernah menyaksikan (live show) porno (53%).
Kiranya hasil ini, sekilas memberi gambaran.
Fantasi Seks sejumlah Eksekutif di ibukota Jakarta.
Catatan terakhir, Lingkungan sosial ikut berperan membentuk fantasi mereka, sehingga ada kesan mereka kurang berani berfantasi. Gimana?
***
Apabila fantasi bisa terlaksana, ternyata para eksekutif punya fantasi seksual yang ingin mereka lakukan. Hasinya mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh majalah pria beberapa waktu lalu.
ALAM Terbuka: Pertama, mereka berfantasi ingin melakukannya di alam terbuka. Ini yang tergambar dalam varian bebas:
- Melakukan hubungan seks di pinggir pantai sambil diterjang ombak.
- Bercinta di atas batu karang dengan suasana pantai
- Melakukan dengan wanita cantik di kolam renang dalam berbagai cahaya
- Bercinta di atas kapal pribadi, di tengah laut, di bawah bulan purnama.
- Bercinta di air terjun
- Bercinta di dalam tenda di pinggir danau atau puncak
- Berhubungan seksual di alam sepi dihiasi bulan purnama
- Di pegunungan, melakukan hubugan seksual pada pagi hari dengan suasana romantis.
Berfantasi ingin berhubungan seksual dengan lebih dari satu wanita: Adapun pilihan mereka:
- Bercinta di alam terbuka dengan dua wanita dalam waktu bersamaan
- Bercinta dengan tiga wanita dalam waktu bersamaan.
- Bercinta dengan wanita di pantai.
Ingin berhubungan seks di kendaraan. Apa yang terungkap:
- Bercinta di dalam toilet kereta api yang sedang berjalan.
- Bercinta di dalam pesawat terbang dengan wanita agresif.
***
ORANG YANG DIFANTASIKAN
Pacar……………… 79%
Istri……………….. . 74%
Teman dekat… 71%
Tokoh Terkenal 52%
Istri Teman 30%
Pekerja seks 26%
TEMPAT YANG DIFANTASIKAN
Motel/hotel ………………. 79%
Alam Terbuka ………… 59%
Kendaraan …………….. 55%
Tempat Kerja ……………. 38%
Tempat rekreasi ………. 30%
CARA YANG DIFANTASIKAN
Berhubungan dengan tidak lazim ….. 85%
Meraba wanita tak dikenal …………… 75%
Mencium wanita tak dikenal …………. 71%
Melakukan dengan 1 orang berkali-kali …… 66%
Melakukan seks oral ……………….. 64%
WAKTU BERFANTASI
Malam sebelum atau saat susah tidur ………….. 31%
Sendiri atau kesepian …………………………. 30%
Dalam keadaan terangsang ……………… 20%
Pagi hari ………………………………………… 6%
Stres…………………………….. 5%
Mandi ………………………. 2%
MENCERITAKAN FANTASI KEPADA ORANG LAIN
Ya ……………… 25%
Tidak ……… 75%