MATRANEWS.id — Sempat di-bully, dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad. yang sempat “menghilang”. Kini, Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang menjabat sejak 23 Oktober 2019 kembali ke publik, mensosialisasikan New Normal.
Mantan militer yang juga menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto dan Ketua Tim Dokter Kepresidenan. Ia memang mengutamakan ketenangan. Ketika ada dua orang teridentifikasi positif Corona, imbauan yang diutamakan Terawan adalah “tenang” dan jangan panik.
Harapan Terawan, masyarakat bisa tetap lancar beraktivitas, seperti pergi ke pasar, sekolah, dan bekerja. Alasannya agar kondisi ekonomi Indonesia tetap stabil, tidak seperti di Jepang. Apalagi, Jepang telah memerintahkan agar aktivitas belajar-mengajar diberhentikan sementara.
“Enjoy,” kata Terawan ketika itu. Baginya, yang perlu panik bukan masyarakat melainkan Kementerian Kesehatan. Dengan adanya virus Corona, maka yang perlu khawatir adalah dirinya sendiri dan jajaran Kemenkes. Namun, dia juga menambahkan bahwa sebenarnya Indonesia sudah siap menghadapi virus Corona.
“Kalau ada [Corona] ya kita sudah siap semua, antisipasinya, apa yang mau dikerjakan, tahu siapa berbuat apa dan apa yang mau dilakukan, itu yang sangat penting,” tegas pria yang yang dinilai DPR, Menkes dan jajarannya selalu berkoordinasi baik dengan Komisi IX sebagai mitra, maupun dengan pimpinan DPR.
Bagi Terawan, Corona adalah penyakit yang bisa sembuh secara alamiah. Terawan mengklaim bahwa yang paling penting adalah penanganan kesehatan pasien Corona yang sudah mengikuti standar World Health Organization (WHO).
Terawan tidak mau bersikap berlebihan untuk masalah penanggulangan karena menurut Terawan, Corona adalah “penyakit yang bisa sembuh sendiri.” Bahwa ada lain cerita.
Saat pertanyaan publik itu ditanyakan langsung kepada Presiden Joko Widodo, perihal Terawan yang posisinya diganti oleh pemerintah menunjuk juru bicara resmi untuk penanganan Corona, yakni dr. Achmad Yurianto,
“Yang ditangani Menteri Kesehatan itu kan juga bukan hanya urusan Covid-19, misalnya deman berdarah,” ujar Kepala Negara.
“Dokter Terawan sudah bekerja sangat keras,” ujar Jokowi menjawab sejumlah elemen masyarakat sipil sebelumnya mengkritik gaya Terawan dalam menangani Covid-19. Mereka menilai Terawan terlalu santai dan menggampangkan masalah.
Terawan selalu meminta masyarakat untuk tidak paranoid dalam menghadapi wabah virus corona. “Paranoid yang berlebihan dapat menurunkan sistem imunitas atau kekebalan tubuh dalam melawan virus dan bakteri. Kalau imunitas turun lebih mudah terserang penyakit,” ujarnya.
Ia menjelaskan virus corona tidak bisa berkembang di dalam tubuh yang sehat. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat menerapkan pola hidup sehat. Pola hidup sehat yang dimaksud seperti mencuci tangan dengan sabun, mematuhi etika batuk, dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan.
“Yang penting menjaga perilaku hidup sehat, gerakan masyarakat sehat, supaya imunitas meningkat,” ujar Terawan lebih jauh menjelaskan, pengobatan pasien gejala virus corona sama dengan penyakit influenza. Pengobatan diberikan kepada pasien untuk meredakan gejala yang timbul seperti demam, flu, dan batuk. Pasien juga diberikan vitamin untuk memperkuat imunitas tubuh.
Waktu berjalan, kini strategi Terawan yang dipakai, dalam menjalani New Normal menghadapi virus yang belum ditemukan vaksinya. “Tidak diberi antibiotik karena bukan disebabkan bakteri, hanya pengobatan flu, serta diberikan vitamin dan makanan sehat untuk mengobati gejala yang timbul,” jelas Terawan tentang virus covid.
Menkes mengimbau masyarakat menerapkan pola hidup sehat. Pola hidup sehat yang dimaksud seperti mencuci tangan dengan sabun, mematuhi etika batuk, dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan.