Intinya, “Mereka sang artis dan model butuh uang tambahan. Mereka lebih mencari materi yang ketimbang kenikmatan sesaat karena ada pergeseran orientasi kapital. Ekonomi sulit cenderung memilih jalan lain untuk mendapatkan uang.”
MATRANEWS.id – Artis ditangkap di sebuah hotel bintang lima di kawasan Medan, Sumatera Utara pada Senin (13/7) dini hari. Disebut, artis FTV bernisial HH (tengah) saat diamankan petugas Polrestabes Medan.
Terungkap karena dari informan “penikmat”, bahwa ada ada seorang germo dari Jakarta, yang menawarkan ke orang-orang di Medan. Sang mucikari itu, bisa menghadirkan artis-artis cantik. Muda, putih, seksi dan mulus.
Kita tentu masih ingat, ada kasus juga awal tahun lalu. Sang artis itu meng-unggah status sedang berada di Surabaya, Jawa Timur, diketahui lewat unggahan Instagram stories-nya.
Perempuan cantik itu, menginformasikan kepada netizen sedang berada di Surabaya. “Hello Surabaya. Menjemput rezeki di awal 2019. See u at Townsquare Surabaya,” tulisnya.
Tak lama kemudian, muncul berita artis yang ditangkap di sebuah hotel di Surabaya siang karena kasus prostitusi online. Perempuan berusia 27 tahun itu disebut sedang melayani pria di kamar hotel.
Eng-ing-eng. Dulu, VA sekarang PA dan HH. Inisial si cantik-cantik itu, dalam periode sebentar lagi juga sudah tak diingat di masyarakat. Geger sebentar, kemudian menghilang. Besoknya, akan ramai lagi jika ada yang tertangkap lagi.
Modusnya, artis yang masuk dalam prostitusi online, mereka disebut ber-tarif Rp 80 juta-an. Sebagai uang muka, puluhan juta diberikan di depan sebelum “indehoy.”
Untuk tarif booking Rp 80 juta hingga banderol harga Rp 25 juta sekali kencan, hanya oknum petugas yang 86, ketika membuat Berita Acara Kepolisian. Tak jelas apakah rate- mereka sebesar itu.
Yang jelas, tidak sekali ini saja, artis beberapa nama artis terseret dalam dugaan “prostitusi” apa online atau off air.
Dalam perjalanan kasus hukumnya, si artis masih dianggap sebagai korban. Dalam hitungan bulan, kambuh lagi. Jika tak “dirawat” bos, ia akan bermain “sekali pukul” lagi.
Ujungnya, perempuan yang kena OTT “tertangkap tangan” ketika sedang berada di kamar bersama dengan seorang pria hidung belang. Oleh aparat hukum, “Saya hanya korban,” ujarnya.
Ini merupakan puncak gunung es. Tentu orang sudah lupa, ketika FNJ yang merupakan artis pendatang baru, terjerat dalam kasus prostitusi online. Dia tertangkap sekamar dengan tersangka korupsi kepala daerah, berinisial W.
Ada juga AA. Aktris yang tertangkap polisi di sebuah hotel di bilangan Jakarta Selatan. Dia diamankan bersama RA yang menjadi mucikari dari jaringan prostitusi artis saat itu.
Dari model hingga pedangdut yang melejit dengan singlenya berjudul Klepek-Klepek. Semua namanya masuk dalam jaringan prostitusi artis di Indonesia. Bayarannya, jutaan rupiah sekali “pukul.”
Tentu Anda masih ingat ketika NM, model seksi yang sempat berjilbab itu pernah diamankan dalam sebuah penggerebekan di sebuah hotel berbintang di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (10/12/2015).
Tarif yang dipasang Rp 50 – 120 juta per short time atau 3 jam. Untuk NM Rp 65 juta.
PR yang merupakan finalis Miss Indonesia 2014 juga pernah ditangkap dalam penggerebekan yang dilakukan pihak Kepolisian bersama dengan NM di sebuah hotel mewah di Jakarta Pusat.
Polisi menyamar sebagai pelanggan jasa esek-esek, untuk PR Rp 50 juta.
Artis AA sempat menjadi artis yang beken di 2015, karena disebut-sebut memasang tarif Rp 80 juta sekali kencan dengan pembayaran di awal sebesar Rp 7 juta.
Model TM juga masuk daftar artis prostitusi yang dibongkar mucikari artis, RA.
RA membeberkan identitas artis yang dia bina dan ditawarkan kepada pengusaha, politisi dan pejabat. Hanya mengenalkan, si calo mendapat honor 5 juta dan si artis 20 juta.
SB yang dikenal sebagai artis dangdut, memasang tarif 35 juta.
Asri Hadi, sebagai pengamat sosial kembali melihat, fakta seperti sebagai fenomena umum. Tak menarik-menarik amat. Hanya bedanya, ini seorang artis, karena ingin memenuhi kebutuhan gaya hidup.
Masih menurut Asri Hadi, yang juga pengamat masalah narkoba ini, fenomena artis dan model cantik memiliki gaya hidup yang tak biasa, sudah sering diungkap seperti majalah matra . Sehingga artis dan model cantik mencari pekerjaan sampingan menjadi pekerja seks komersial.
Asri Hadi mengamati ujung dari kasus-kasus prostitusi yang dibongkar sampai ke pengadilan dalam dalam hal prostitusi online, masyarakat mencatat belum diungkap siapa sang pemakai. Kenapa ya?
Harga artis beredar di grup BlackBerry Messenger (BBM) dan Facebook (FB). “Online hanya bagian dari strategi marketing,” ujar Asri Hadi yang menyebut tak perlu menghakimi artis atau bukan, karena setiap profesi bisa saja itu terjadi.
Intinya, “Mereka sang artis dan model butuh uang tambahan. Mereka lebih mencari materi yang ketimbang kenikmatan sesaat karena ada pergeseran orientasi kapital. Ekonomi sulit cenderung memilih jalan lain untuk mendapatkan uang.”
Asri Hadi menyebut beberapa artis dengan gaya hidup glamour seperti kena virus covid-19. Ia akan mudah menularkan ke rekan sesama artis, dengan proses jual diri, bukan dengan prestasi.
“Ada yang lebih nyaman jadi istri simpanan atau nikah siri,” ujar pria yang juga dosen ini.
“Yang tertangkap, adalah mereka yang apes saja. Ha-ha-ha. Sejatinya semua terjadi, karena ada supply and demand.” — Asri Hadi (Pengamat Sosial)
Para publik figur dan calon artis ini diduga mengambil jalan pintas dengan terjun ke dunia prostitusi demi memenuhi hasrat gaya hidupnya yang glamor dan hedonisme.
Calon artis ini diduga tak tahan dengan gaya hidup hedonis yang kemudian memilih jalan pintas ke dunia prostitusi.
Maka, kasus prostitusi yang melibatkan model artis ini pun mengundang perhatian masyarakat, karena kerap membanderol dengan harga fantastis, bisa sampai ratusan juta. “Dan itu ada pasarnya,” ujar Asri Hadi yang punya daftar orang-orang penikmat artis itu.
Hanya saja, yang Asri Hadi bingung hingga kini. Mengapa, aparat bisa membongkar kasus-kasus prostitusi kelas atas, sampai ke pengadilan. Kok, hingga kini belum diungkap siapa sang pemakai atau “pengguna” artis-artis itu.
“Kalau kejadiannya begitu, ya terus saja menular perilaku buruk semacam ini,” ujar Asri Hadi.
Harusnya, ada masyarakat memantau atau LSM, media massa yang mengungkap siapa pengguna artis itu. Ya diungkap saja detilnya, karena mereka adalah orang-orang pemilik uang, kadang pejabat juga.
Karena yang tertangkap, “Adalah mereka yang apes saja. Ha-ha-ha. Sejatinya semua terjadi, karena ada supply and demand.”
Asri Hadi (pengamat sosial) memaparkan, para publik figur dan calon artis ini diduga mengambil jalan pintas dengan terjun ke dunia prostitusi demi memenuhi hasrat gaya hidupnya yang glamor dan hedonisme. Dan realitasnya, nama artis yang terungkap, ujungnya mereka masih dianggap sebagai korban.