MATRANEWS.Id – Pasca dilantiknya Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kabupaten Jepara pada 5 Juni 2021 di Hall Restaurant Maribu pihaknya langsung melakukan kunjungan kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jepara.
Lawatan silaturahmi politik oleh DPD PAN Jepara yang ditemani langsung oleh Ketua DPW PAN Jateng Prof. Suyatno itu diterima oleh Ketua dan Sekretaris dan Pengurus PDM Jepara.
Selain ditemani Ketua DPW PAN Jateng, hadir pula Sekretaris, bendahara dan Ketua Perkaderan serta beberapa pimpinan DPW PAN lainnya.
Ketua PDM Jepara, Ustdz. H. Fahrurrozi mengaku senang atas kunjungan DPD PAN Jepara. Lebih-lebih karena didampingi langsung oleh Ketua DPW PAN Jateng, Prof. Suyatno.
Menurut Fahrur, Prof. Suyatno adalah keluarga sendiri di Muhammadiyah. Sebab dirinya adalah mantan Bendahara Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan kader Muhammadiyah.
“Kami senang sekali dan bahagia atas kehadiran PAN Jepara yang ditemani langsung oleh Kader PP Muhammadiyah,” ucap Fahrur.
Fahrur menjelaskan bahwa Muhammadiyah sangat terbuka kepada PAN, Sebab PAN diakui atau tidak adalah partai yang dilahirkan dari rahim Muhammadiyah.
Sementara itu kepada PDM Jepara, Prof. Suyatno menyampaikan bahwa silaturrahim PAN dengan Muhammadiyah adalah keharusan yang perlu dilakukan dan dikembangkan. Lebih dari itu, keduanya penting untuk terus bersinergi.
“Muhammadiyah dan PAN harus saling mengisi,” ungkapnya.
Prof. Suyatno juga menjelaskan bahwa dirinya menjadi Ketua DPW PAN Jateng berdasarkan persetujuan dan mendapat restu dari Persyarikatan Muhammadiyah. Karena itu, ia merasa bahwa restu dari Muhammadiyah tersebut harus dijalankan sebagai amanah dan tidak boleh disia-siakan.
Mantan Rektor UHAMKA itu menjelaskan bahwa keberadaan Muhammadiyah yang semakin besar dan kompleks tantangan dawahnya sangat penting untuk disokong oleh politik.
Muhammadiyah yang mengemban tugas-tugas Amar Ma’ruf Nahi Munkar untuk kemanusiaan, menurut Prof. Suyatno, akan lebih mudah jalannya jika ditopang oleh gerakan politik Kebangsaan dan Partai politik bagi kader-kadernya.
“Bahkan sempat ada wacana agar Muhammadiyah menjadikan politik sebagai AUM (Amal Usaha Muhammadiyah – Red),” katanya.
Prof. Suyatno menilai bahwa tidak sedikit gerakan politik kebangsaan yang sudah dilakukan oleh Muhammadiyah. Di dalam Muhammadiyah gerakan seperti itu menjadi penting dalam misi dakwah mengkritisi kebijakan-kebijakan Pemerintah dan DPR melalui Perundang- undangan dengan Gerakan Jihad Konstitusi.
Menurutnya, upaya-upaya kebangsaan seperti itu akan jauh lebih efektif jika disuarakan melalui jalur partai politik, melalui Jihad Parlemen dengan menempatkan kader-kadernya di Parlemen atau DPR
“Karenanya, kader-kader Muhammadiyah harus ada yang berani berdakwah di jalur politik,” pungkasnya.
#Abdul Kholis