Zat-Zat Berbahaya Di Sekitar Kita

Di sekitar kita banyak zat-zat yang berbahaya dan mengancam kesehatan, terutama bagi perempuan. Zat apa saja?



1.. Lemak

Kesulitan seksual, obesitas, dan keadaan degeneratif lainnya terkait erat dengan faktor makanan, termasuk menyantap terlalu banyak makanan yang mengandung lemak.

Makan goreng-gorengan, khususnya yang digoreng dengan metode deep-fat fried (digoreng dengan minyak yang banyak, misalnya French fries) sangat membahayakan kelenjar kelamin.

Panas tinggi yang digunakan saat memasaknya juga mengubah struktur kimia lemak serta menciptakan racun dan dapat mengganggu susunan hormon seks.

Untuk mengurangi jumlah lemak, dianjurkan membatasi diri memakan goreng-gorengan, daging yang dipanggang di atas arang (pan fried atau grilled), hot dog, alpukat, donat, kue-kue manis, dan potato chips karena kandungan lemak jenuhnya yang tinggi.

Hasil sebuah survey di The National Research Council mencatat, 40 persen kalori harian sebagian besar orang Amerika Serikat didapat dari lemak akibat akibat gaya hidup mereka.

Kelebihan lemak ini berpotensi meningkatkan gangguan seksual. Di negara-negara dunia ketiga, masalah seksualitas dan reproduksi hampir tak dikenal.

Sebab, pola makan penduduknya kebanyakan terdiri dari buah-buahan, sayur, serta kacang dan padi-padian.

2.. Plastik
Plastik yang terbakar akan mengeluarkan asap toksik yang dapat menyebabkan ketidaksuburan baik pada pria maupun wanita. Selain itu, juga dapat mengganggu sistem hormonal tubuh.

Plastik PVC bahkan menyebabkan kerusakan kromosom dan dikaitkan dengan kelahiran anak-anak yang cacat.

Kejadian bayi yang mati dalam kandungan dan ukuran bayi yang kecil dapat dikaitkan dengan pekerjaan wanita yang bekerja dalam industri getah, plastik dan tekstil.

3.. Detergen
Kelamaan ‘bermain’ dengan detergen membuat tangan terasa hangat. Detergen, sabun ataupun pemutih atau pelembut pakaian merupakan bahan kimia.

Bahan kimia yang digunakan dalam cucian kering seperti perkloroetilina dan trikloroetilina dapat menyebabkan keguguran tiga kali dari kadar biasa dan juga bahaya ketidaksuburan.

d.. Logam
Ketidaksuburan di kalangan wanita bisa dikaitkan dengan pencemaran logam berat seperti plumbum, raksa dan kadmium. Pada Jurnal ‘Pediatrics’ 1997 memuat penelitian, ibu-ibu yang sedang hamil memiliki kadar plumbum yang tinggi dalam tulangnya, besar kemungkinan akan melahirkan bayi yang kecil atau mempunyai berat badan yang rendah.

Bayi kecil atau kerdil ini biasanya dikaitkan dengan kematian, taraf kesehatan yang rendah, pertumbuhan yang tidak sempurna dan juga IQ yang rendah.

Juga ada yang mengandung kadmium. Yang lingkungan rumahnya dekat dengan daerah industri ini rawan akan pencemaran logam tersebut.

Terlebih lagi raksa (merkuri). Pada tahun 1950-an, pencemaran raksa organik terjadi di Teluk Minamata, Jepang. Ikan-ikan yang tercemar dimakan oleh wanita-wanita yang sedang hamil.

Efeknya, kebanyakan bayi-bayi yang dilahirkan oleh para wanita tersebut mengalami kerusakan saraf, sehingga terkenal dengan istilah Penyakit Fetal Minamata.

e.. Boraks dan Formalin
Bukan tidak mungkin dalam makanan seperti bakso mengandung campuran zat berbahaya, misalnya formalin atau boraks untuk pengenyal bakso, lantas rhodamin untuk bahan pewarna sirop dan saus, kemudian sakarin untuk pemanis sirop.

Padahal formalin, boraks, dan rhodamin B merupakan zat kimia berbahaya yang tak boleh dicampur dengan makanan.

Sebab, formalin dipakai untuk mengawetkan mayat, selain juga untuk disinfektan, antiseptik, dan penghilang bau. Sedangkan boraks digunakan untuk pengawet kayu, pengontrol kecoak, dan bahan pembersih. Sementara rhodamin B sering digunakan sebagai zat pewarna pada kertas dan tekstil.

Formalin yang dicampur dalam makanan dan jika dimakan akan bereaksi cepat dengan lapisan lendir di saluran pernapasan dan saluran pencernaan.

Pada dosis rendah, formalin dapat menyebabkan sakit perut akut disertai muntah-muntah, menimbulkan depresi susunan saraf, serta kegagalan peredaran darah. Dalam dosis tinggi, formalin dapat menyebabkan kejang-kejang, kencing darah, tidak bisa kencing, dan muntah darah, hingga akhirnya menyebabkan kematian.

Begitupula pemakaian pemanis buatan seperti sakarin dan siklamat sudah dilarang, kecuali untuk penderita diabetes. Namun, pada kenyataannya, bahan-bahan itu masih sering dipakai untuk campuran gula agar jajanan yang dijual terasa manis.

Padahal dua zat pemanis itu berpotensi menyebabkan kanker kandung kemih pada manusia. Bukan itu, saja, pertumbuhan badan anak akan cenderung lambat.

Tinggalkan Balasan