Burung Perkutut Burung Kutilang, Kamu Kentut Enggak Bilang Bilang

Burung Perkutut Burung Kutilang, Kamu Kentut Enggak Bilang Bilang

Buah melinjo, goyang dangdut. Jojo memang gendut.

Temen berpantun. Itu adalah pantun jenaka, saat-saat saya beelum terlalu gendut. Apalagi, kalau sekarang nih.

  • Dari Cilacap lanjut ke Ponorogo, 
  • Muke boleh gocap gaulnya umur Jigo

Cakep!

  • Petang-petang pergi ke pasar,tidak lupa beli serabi.
  • Mumpung masih bujang banyaklah belajar,di hari tua senanglah hati.

Apa kiranya, pantun jenaka itu?

Yang pasti, pantun yang berisi kalimat candaan yang biasanya digunakan untuk menghibur seseorang. Pantun ini bersifat lucu dan menarik.

Apa sih sebenarnya pantun itu sendiri?

Pantun adalah jenis puisi lama yang merupakan budaya asli Indonesia. Berdasarkan Buku Pintar Pantun dan Peribahasa Indonesia, pantun berasal dari katapatutunyang dalam bahasa Minangkabau berarti “penuntun”.

Pantun dalam bahasa Sunda dikenal paparikan, sedangkan bahasa Batak dikenal sebagai umpasa(baca: uppasa).

Sementara dalam bahasa Jawa dikenal sebagai parikan.

Pada awalnya, pantun adalah sastra lisan, tetapi saat ini sudah ada pantun dalam bentuk tertulis.

Pantun terdiri dari empat larik atau empat baris bila dituliskan, setiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata dan berakhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a.

Ciri-ciri Pantun

Berikut adalah ciri-ciri pantun:

1. Tiap bait terdiri dari empat baris (larik);

2. Tiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata;

3. Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b;

4. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran;

Baca juga :  Rilis Acara Pelantikan Pamong Praja Muda Angkatan XXX Dilantik Wapres

5. Baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Contohnya begini.

  • Nonton tivi acara Si Unyil
  • Nontonnya sambil rebahan
  • Kenangan indah masa kecil
  • Tidak pernah terima tagihan….

Cakep!

  • Di dahan pohon cempaka
  • Hinggap seekor burung kutilang
  • Meski tak jago matematika, Aku jagoan menghitung uang.

Cakep!

  • Beli tomat bunder-bunder
  • Masak pasta pakai zaitun
  • Kadang aku berasa minder
  • Teman-temanku jago bikin pantun

Blusuk!

  • Seekor tupai makan buah murbai.
  • Jika ada saat Hi, pasti ada waktu Bye.
  • Kalau ada sumur di ladang
  • Boleh kita menumpang mandi
  • Kalau ada waktu yang panjang
  • Boleh kita berpantun lagi

Cakep!

  • Pagi-pagi makan kuaci, janganlah dimakan dengan kulitnya.
  • Bagaimana pula kau ini, satu tambah satu masa tak bisa.

Cakep!

  • Burung perkutut Burung kutilang,
  • Kamu kentut enggak bilang-bilang
  • Jangan takut Jangan khawatir,
  • Itu kentut bukan petir.

Cakep!

  • Ingin belajar di tanah Jawa, Tapi enggan jauh dari orang tua,
  • Perutku sakit sebab tertawa, Melihat rambutnya tercukur semua.

Cakep!

  • Sang arjuna membawa gandewa,
  • Menunggang kuda berwarna hitam, Sungguh ku tak bisa tahan tawa, Melihat kakek berkacamata hitam.
  • Hari libur kunjung ke vila, Datangnya saat sore hari, Aku pikir kamu orang gila, Karena senyum-senyum sendiri.
  • Pak tani ke ladang membawa karung,Dibawanya dengan jemari,Wajah kamu jangan murung,Kayak belum makan tiga hari.

Cakep!

  • Buah pisang buah tomat, Disimpan di dalam lumbung padi,
  • Pantas tercium bau menyengat,Rupanya kamu belum mandi.
Baca juga :  Republikorp Tingkatkan Industri Pertahanan Lewat Inovasi dan Transfer Teknologi

Cakep!

  • Duduk-duduk di bangku kayu
  • Sore hari minum es cendol
  • Teman-teman ayo mengaku,
  • Siapa yang masih sering mengompol?

Cakep!

  • Buah kelapa buah manggis
  • Dijual di kios Ibu Ida
  • Nenek tertawa sampai menangis
  • Melihat kucing naik sepeda
  • Menyeberang sungai naik sampan
  • Naik sampan pulang pergi
  • Punya teman cantik dan tampan
  • Tapi sayang malas sikat gigi

Cakep!

  • Pergi ke pasar membeli ikan
  • Tidak lupa juga beli kue kering
  • Jangan sampai ketiduran
  • Saat mengikuti kelas daring

Manfaat Berpantun

Pantun sarat dengan kalimat-kalimat indah yang kadang jenaka dan menghibut. Terkait hal ini pengkaji Budaya Melayu R.O. Winsted menyebut, pantun bukan hanya sekadar gubahan kata-kata yang mengandung rima dan irama.

Pantun, menurutnya juga memiliki rangkaian kata-kata indah untuk menggambarkan kehangatan seperti cinta, kasih sayang dan rindu dendam penuturnya. Sehingga berpantun adalah upaya kita untuk menghibur seseorang.

Pantun juga mengandung ide kreatif dan kritis serta padat kandungan maknanya. Oke, sudah bisa berpantun? Cakep!

sumber: Sastramagz.com

Tinggalkan Balasan