viral  

Petugas Pajak Dipersepsikan Sebagai Orang Berdosa

Petugas Pajak Dipersepsikan Sebagai Orang Berdosa

Yesus Memanggil Zakheus Foto:YouTube/John Esther Christian Messages

MATRANEWS.id –Di kota Yerikho, tinggal seorang kepala pemungut pajak, Zakheus, yang sangat dibenci oleh orang banyak.

Ia adalah koruptor, dan penghianat bangsa, karena dia menarik uang lebih daripada yang seharusnya, dan dia bekerja pada pemerintah Roma, yang pada waktu itu menjajah bangsa Yahudi.

Semua orang tidak mau berteman dengannya, walaupun ia sangat kaya. Orang-orang memandang dia sebagai seorang pendosa yang harus dijauhi.

Sebelum lewat di kota Yerikho, Yesus menyembuhkan orang buta di tengah jalan. Maka orang-orang banyak mengerumuni Dia, demikian juga Zakheus.

Namun karena badannya pendek, maka ia memanjat pohon ara untuk dapat melihat Yesus dengan jelas.

Yesus mengetahui maksud hati Zakheus, maka ketika Ia lewat, Dia memandang Zakheus dengan penuh kasih. Dia memanggil nama “Zakheus”, dan bahkan mau tinggal dan makan bersama dengannya.

Kasih inilah yang merubah kehidupan Zakheus, dan ia mengalami pertobatan yang benar.

Pertobatan/Metanoia adalah perubahan sikap 180 derajat. Berubah dari sikap dosa dan berbalik kepada Kristus, serta menyadari jati diri kita yang sebenarnya, sebagai anak-anak Allah.

Itu juga yang dialami oleh Zakheus, setelah mengalami kasih dari Tuhan, mengalami pertobatan, dia mau memperbaiki hidup, dan membagi kasih kepada orang lain, termasuk orang-orang yang pernah dia rugikan.

Kita semua adalah seperti Zakheus, yang datang dengan latar belakang yang berbeda, dan kita ingin melihat Tuhan, serta mengalami jamahan kasih-Nya.

Baca juga :  Catatan Tengah Bagya Mulyanto

Tidak ada kesalahan yang terlalu besar bagi Tuhan untuk diampuni. Dimana dosa semakin besar, maka kasih-Nya akan semakin besar dan nyata.

Tuhan tidak mempermasalahkan masa lalu, dosa-dosa kita. Yang Dia mau adalah, kita menyadari akan semua dosa-dosa kita, bertobat, dan mengalami kasih-Nya yang begitu besar.

Kasih yang sempurna, kasih yang “Agape”, yang bukan dari dunia ini, yang dapat merubah segalanya.

Orang yang sudah mengalami jamahan kasih Allah, seharusnya tidak boleh menjadi manusia yang sama lagi.

Kehidupannya harus benar-benar berubah, karena tidak ada kasih yang dapat disimpan sendiri.

Dengan sendirinya kasih ini akan mengalir keluar, dan akan menular dengan cepat. Alangkah indahnya, jika di dalam keluarga, komunitas, lingkungan, dan paroki kita, semua orang mengalami kasih Allah yang benar-benar nyata, dan membagikannya kepada semua orang.

Dunia kita akan menjadi tempat bagi kita untuk mempraktekkan hukum Tuhan, yaitu hukum cinta kasih. Tempat bagi kita untuk melakukan pelayan dengan penuh kasih dan sukacita.

****

Pemungut Cukai (Latin: publicanus) adalah istilah yang digunakan bagi orang yang bertugas mengumpulkan pajak dari masyarakat Yahudi untuk diserahkan kepada pemerintah Romawi di Palestina sekitar abad pertama.

Dengan demikian, pemungut cukai adalah petugas pajak, dan merupakan salah satu jenis pekerjaan di masyarakat Yahudi waktu itu.

Akan tetapi, profesi pemungut cukai dipandang buruk oleh masyarakat Yahudi di sekitar mereka, bahkan cenderung dibenci oleh rakyat.

Baca juga :  Anang Iskandar: Reza Berhak Direhabilitasi

Kenapa Pemungut cukai dibenci?

Para pemungut pajak sering menagih pajak yang lebih besar daripada yang seharusnya. Jadi, orang Yahudi membenci mereka.

Di Indonesia, pejabat apa pemungut cukai juga ramai dibicarakan karena kekayaannya yang tak wajar. Ya, semua ini menjadi contoh dan refleksi kita. Agar pejabat pajak lebih amanah, tidak kongkalikong lagi.