Apakah Anda Penerima Vaksin Sinovac, Sinopharm, Klik ini

Apakah Anda Penerima Vaksin Sinovac, Sinopharm, Klik ini

MATRANEWS.id — Ada kabar yang jadi perbincangan di masyarakat, termasuk netizen. Mengenai kabar, bahwa Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengumumkan persyaratan terbaru, soal kebijakan untuk jemaah yang datang ke Arab Saudi.

Pertama, dengan visa umrah dan sudah divaksinasi dengan salah satu vaksin Covid-19 yang disetujui oleh Arab Saudi, diizinkan langsung melakukan umrah.

Mereka tak diwajibkan untuk menjalani karantina. Vaksin yang telah disetujui Arab Saudi adalah Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Johnson&Johnson.

Untuk jemaah umrah yang divaksinasi dengan salah satu vaksin yang disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), harus dikarantina selama tiga hari.

BACA JUGA: Pistol dan Perempuan, Klik ini

Vaksin Covid-19 dari Sinovac dan Sinopharm adalah yang disetujui oleh WHO, bukan Arab Saudi. Selain itu, dalam laporannya SPA menyebutkan bahwa 48 jam setelah karantina, jemaah harus menyerahkan tes PCR negatif sebelum diizinkan melakukan umrah.

Kementerian mengatakan bahwa semua jemaah dari luar negeri harus negatif Covid-19 atau telah menyelesaikan dosis vaksin Covid-19 sesuai aturan Kerajaan.

Selain vaksin, Kementerian Haji dan Umrah telah melonggarkan usia jemaah umrah. Semula jemaah berusia 18-50 tahun, namun aturan itu telah dicabut.

Dengan peraturan baru, jemaah di atas 50 tahun bisa melaksanakan umrah asalkan mematuhi protokol pencegahan Corona.

WHO Minta Penerima Vaksin Sinovac-Sinopharm Divaksin Booster, Ini Alasannya

Baca juga :  Menko Marves Luhut B Panjaitan Melepas Eksport Perdana Rumput Laut di Kota Tual, Maluku

Mulai 1 Desember, jemaah dari Indonesia, Pakistan, India dan Mesir bisa kembali melakukan umrah setelah Arab Saudi mengumumkan pencabutan larangan bepergian dari enam negara tersebut. Arab Saudi juga mengizinkan Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah diisi jemaah dengan kapasitas penuh.

Catatan lain, WHO merekomendasikan orang dengan gangguan kekebalan tubuh atau penerima vaksin dengan jenis virus yang dimatikan agar segera menerima vaksin booster.

Ketua SAGE, Alejandro Cravioto mengatakan vaksin memberikan perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah, setidaknya selama enam bulan.

BACA JUGA: Mengkonsumi Kiwi Setiap Hari, Ini Manfaatnya

Namun, data menunjukkan kekebalan berkurang terhadap orang dewasa yang lebih tua dengan penyakit parah, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan.

“Kami mendukung pemerataan distribusi (vaksin) dan penggunaan dosis ketiga hanya pada mereka yang bermasalah kesehatan atau orang yang menerima vaksin inaktif,” katanya.

Dikutip dari laman resmi United Nation, Sabtu (11/12/2021), WHO menuliskan orang berusia 60 dan lebih tua yang menerima vaksin Sinovac dan Sinopharm harus mendapatkan dosis ketiga meskipun penggunaan vaksin lain juga dapat dipertimbangkan tergantung pada pasokan dan akses.

“Ketika menerapkan rekomendasi ini, negara-negara harus bertujuan untuk memaksimalkan cakupan 2 dosis pada populasi, dan setelah itu memberikan dosis ketiga, mulai dari kelompok usia tertua”, kata mereka.

WHO Rekomendasikan Vaksin Booster Bagi Penerima Sinovac-Sinopharm

Baca juga :  Pelaku Pasar Modal Indonesia Berkumpul di Konvensi Nasional RSKKNI

Saat ini, banyak negara telah meluncurkan program vaksinasi booster untuk orang tua dan orang-orang dengan masalah kesehatan.

Bahkan, sejumlah negara memperluas vaksinasi seiring dengan kekhawatiran varian Omicron yang lebih menular.

Meski begitu, WHO telah mengingatkan pemberian vaksin dosis pertama harus menjadi prioritas dibandingkan booster, mengingat capaian vaksinasi di sebagian besar negara berkembang masih rendah.

BACA JUGA: BNN atau Polri Duluan Yang Ungkap Rekening Gendut Rp 120 Triliun, Temuan PPATK?

Direktur Departemen Imunisasi WHO, Kate O’Brien mengatakan vaksin Covid-19 memberikan perlindungan tambahan selama enam bulan setelah dosis terakhir, dengan beberapa pengurangan perlindungan dalam jumlah kecil, sedang.

Pada Oktober, Badan PBB mengatakan orang di atas 60 tahun yang menerima suntikan Sinopharm dan Sinovac harus mendapatkan dosis booster.

Sementara, Crabioto mengatakan dosis tunggal vaksin Johnson & Johnson masih efektif.

Namun, data dari uji klinis perusahaan yang menggunakan dua dosis menunjukkan manfaat lebih lanjut.

Beberapa negara termasuk Turki, Uni Emirat Arab dan Thailand telah memberikan suntikan booster kepada mereka yang disuntik dengan vaksin Tiongkok.

Langkah ini menyusul kekhawatiran vaksin tidak efektif terhadap varian virus corona yang lebih menular.

BACA JUGA: Majalah MATRA edisi Desember 2021

Tinggalkan Balasan