Kolom  

Busy but not BUSINESS

Busy but not BUSINESS

 

Orang modern menghargai “sibuk” karena mereka nampak keren bila sibuk.

Sibuk berarti ia orang penting dan sangat dibutuhkan. Ia bangga bila ia sangat “sibuk”, dan setiap pembicaraan hanya seputar pekerjaan/kesibukannya.

Orang macam ini mengukur harga dirinya dengan berapa banyak pekerjaannya, bukan berapa berarti apa yang ia kerjakan. Tetapi berhati-hatilah, karena ada “sibuk” yang sebenarnya malas.

“SIBUK” ROBOT.

Orang ini sangat sibuk, tetapi ia hanya melakukan rutinitas seperti robot. Ia tidak benar-benar berpikir tentang apa yang dilakukannya, tanpa mendalami makna, dan tidak ada waktu untuk melakukan perenungan, apalagi membangun interaksi yang mendalam dengan orang lain.

Seringkali orang macam ini sekedar bekerja, namun sudah kehilangan visinya.

“SIBUK” YANG DIBUAT-BUAT.

Maksudnya, kita berulang kali mengecek pesan di telepon genggam, padahal baru 5 menit lalu dibuka. Kita menelepon orang-orang yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk ditelepon, untuk mengobrol urusan yang sepele.

Sebenarnya Anda mengatur kesibukan untuk menghindari hal-hal yang tidak nyaman atau tidak Anda sukai. Ini adalah kemalasan, bukan kesibukan.

“SIBUK” MENGGANTIKAN WAKTU BERPIKIR.

Kita memenuhi jadwal dengan meeting, bekerja, membalas telepon dan email, hingga tidak ada waktu untuk berpikir. Berpikir memang sebuah kerja keras, karena setelah berpikir kita dituntut untuk berubah.

Sibuk yang sebenarnya adalah kesibukan yang membawa Anda lebih dekat pada tujuan Anda, menyelesaikan hal-hal yang penting, dan belajar hal-hal baru.

Baca juga :  Tradisi Rotasi dalam Pengangkatan Panglima TNI Wujud Hikmat Kebijaksanaan

Di tengah segala kesibukan itu, masih ada waktu untuk berpikir dan membina hubungan yang bermakna

.

 

Tinggalkan Balasan