MATRANEWS.id — Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, menjadi kandidat tokoh favorit untuk media sosial, yang diselenggarakan INews TV.
Indonesia Award 2019, berlangsung Kamis, 3 Oktober 2019, jam 19.30 WIB.
Like/love sosok yang satu ini viral. Berkembang dari grup medsos satu ke grup lainnya, dengan keterangan, bangsa ini butuh sosok semacam Buwas.
Buwas telah membuka praktik penipuan dan kejahatan yang dilakukan oleh penyalur beras Bantuan Pangan Non-Tunai atau BPNT.
Kejahatan yang dilakukan penyalur BPNT adalah, memberikan bantuan beras kepada masyarakat yang membutuhkan, dengan jumlah yang tidak sesuai.
“Beras yang diberikan tidak sesuai, yang digesek uang hanya senilai di di bawah 110 ribu,” kata mantan Kepala Bareskrim Polri ini.
Sejak ditunjuk memimpin Bulog pada 27 April 2018, 17 bulan silam, Buwas memang kerap menyampaikan pernyataan-pernyataan kontroversial.
Terakhir, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) geram dengan oknum yang membuat beras Bulog terkesan tidak berkualitas.
Menurut Buwas, itu juga menyebabkan Bulog kesulitan menyalurkan beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau beras miskin (raskin).
Buwas pun mengungkap pelaku yang bermain di program BPNT, yang menjelek-jelekkan beras Bulog. Hal yang sama, ketika ia “ribut impor” beras dengan Menteri Perdagangan.
Kurang dari lima bulan menjabat, Buwas sudah membuat kontroversi dengan menolak impor beras yang dilakukan Kementerian Perdagangan.
Dia menyatakan gudang Bulog tak cukup untuk menyimpan beras impor. Buwas bahkan mengusulkan agar kantor Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dijadikan gudang beras impor.
Enggartiasto pun menjawab bahwa soal gudang Bulog bukan urusan Kemendag.
Pernyataan itu, dibalas Budi Waseso. “Kalau ada yang jawab soal Bulog sewa gudang bukan urusan kita, matamu! Kan sama-sama negara,” kata dia.
Buwas juga mengancam pengusaha yang mempermainkan komoditas beras sehingga mengganggu harga di pasaran.
“Saya ini mantan Kabareskrim (Kepala Badan Reserse Kriminal), saya punya jaringan, jangan main-main sama saya,” kata dia di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Senin, 24 September 2018.
Budi Waseso juga mengklaim sudah mengerti permainan beras di pasaran berdasarkan pengalamannya menangani kasus serupa saat menjadi aparat kepolisian. “Saya nggak mau bikin ramai, tapi kalau saya ditantang, saya buka benar-benar,” ujar Buwas.
Di waktu yang sama, Buwas juga menyampaikan pujian pada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Ia memuji sosok Susi sebagai salah satu menteri yang bisa konsisten dan tak gentar dalam menjalankan kebijakan sendiri.
Padahal, kata Buwas, Susi adalah perempuan dan dirinya laki-laki. Sehingga dia yang seharusnya bisa lebih baik dalam bekerja di Bulog, yaitu menyerap sebanyak-banyaknya beras petani dan membuat cadangan beras pemerintah tidak berasal dari impor.
Mengancam Mundur. Buwas di Juli 2019 sempat menyatakan siap mundur dari jabatan Dirut Bulog.
Ancaman itu disampaikan jika Kementerian Sosial mengambil alih 100 persen penyaluran beras untuk BPNT.
BPNT sejatinya merupakan bantuan sosial pangan dalam bentuk non-tunai kepada Kelompok Penerima Manfaat (KPM) mampu melalui sistem pembayaran elektronik. Selama ini, bantuan diberikan dalam bentuk Rastra atau Beras Sejahtera oleh Bulog.
Mulai Juni 2019, penyalurannya berubah dari Rasta menjadi Kartu BPNT. Tapi, setelah Buwas ngotot, Bulog akhirnya tetap bisa ikut menyalurkan beras lewat BPNT lewat sejumlah pengkajian dari pemerintah
Buwas akan terus Buwas menjaga stabilnya harga kebutuhan pokok. Artinya, pria yang namanya melejit ketika dirinya menjabat sebagai Kabareskrim Polri pada tahun 2015 lalu dan Kepala BNN ini juga sudah meng-“kandang”kan mafia beras.
Budi Waseso juga menjalin kerja sama yang baik dengan Perpadi khususnya dalam hal pembelian beras petani lewat penggilingan.
Pantau terus postingan di: IG : https://instagram.com/officialinewstv