MATRANEWS.id. – Banyak yang masih bingung ketika Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, memimpin peluncuran Diaspora Peduli (Diaspora Care).
Menaker Ida Fauziyah mengatakan, program Diaspora Peduli merupakan upaya untuk bergandengan tangan, mendekatkan hati dan berbagi rezeki antara Diaspora dengan masyarakat Indonesia, khususnya korban PHK dan yang dirumahkan.
Diaspora Care ini juga merupakan wujud nyata program pemerintah yakni solidaritas kemanusiaan lintas batas, lintas negera, sebagai cara untuk mengalahkan Covid-19.
Menteri Ida menjelaskan dalam program Diaspora Peduli ini, para Diaspora Indonesia di berbagai penjuru dunia menunjukkan kepdulian untuk ringankan beban dari dampak pandemi di tanah air.
Para Diaspora akan membantu pekerja korban PHK dan dirumahkan melalui program one family to one family sebesar 50 dolar AS/bulan (setara Rp780ribu). Mekanisme bantuan dilakukan secara online, yakni calon donatur akan memilih calon penerima donasi dengan melihat profilnya melalui www.diasporapeduli.id.
Dino Patti Djalal menjelaskan pihaknya akan memanfaatkan database yang ada di program Kartu Pra Kerja. Jadi jelas, mereka yang bakal diberikan bantuan adalah yang benar-benar membutuhkan. Sedangkan penyaluran bantuannya akan dilakukan melalui BNI ke rekening para penerima bantuan.
“Kelompok yang paling membutuhkan juga ada yaitu orang-orang yang masuk dalam daftar Pekerja di tanah air yang sedang malang nasibnya. Sistemnya sudah ada, di bantu oleh BNI,” jelasnya.
Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto, pada kesempatan yang sama menyampaikan pihaknya memiliki kantor cabang di sejumlah negara. Itu bakal dimanfaatkan untuk menampung bantuan dari para diaspora.
Selain itu BNI memiliki 2.000 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Itu akan digunakan untuk memudahkan penyaluran bantuan kepada para korban PHK.
Dino Patti Djalal menegaskan, Diaspora Peduli ini memanfaatkan segmen khusus bangsa Indonesia yakni 6 juta diaspora yang kaya dengan ilmu, modal, jaringan idealisme, patriotisme untuk sambung rasa, sambung rezeki dengan tenaga kerja di Indonesia yang terPHK atau dirumahkan.
“Dalam program ini, Pemerintah dan Ormas Diaspora menjadi penyambung rezeki. Tak ada satu senpun yang diambil pemerintah maupun Diaspora. Semua langsung masuk ke rekening penerima,” kata Dino Patti Djalal.
Dino menambahkan, sepanjang dirinya menjadi diplomat, belum pernah melihat program solidaritas sosial, keluarga ke keluarga langsung. Selama ini, biasanya individu memberikan dana ke tampungan dana besar.
“Setelah itu prosesnya berjalan sendiri. Kalau ini Diaspora bisa melihat dan memilih langsung keluarga yang akan dibantunya, keluarga terPHK,” ujar Dino.
Program Diaspora Peduli merupakan kebijakan inovatif dan benar-benar mencerminkan solidaritas sosial ekonomi nyata. Yakni dalam Format Public Diaspora Partnership (PDP).
“Semoga pilot project PDP ini bisa sukses dan bisa jadi role model dalam skala lebih besar di tanah air,” kata Ketua Dewan Pengawas Indonesia Diaspora Global Network tersebut.
Bank BNI dengan 6 cabang di luar negeri (Singapura, Hongkong, Tokyo, Seoul, London dan New York) dan 13 cabang representative siap untuk menerima dan melayani donasi.
Bagi tenaga kerja formal dan informal yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) maupun dirumahkan, bakal mendapatkan bantuan sebesar 50 US dolar atau Rp743.000 (asumsi USD 1=Rp 14,876) dari Diaspora Indonesia.